Dekan FKIP Nommensen : Aksi Corat-coret Jangan Ditiru, Guru dan Dosen Harus Melek Teknologi
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Aksi sosial yang dilakukan siswa SMP Negeri 2 Pematangsiantar yang menggelar aksi pengumpulan seragam sekolah, dan buku-buku pelajaran yang sudah tidak dipakai untuk Panti Asuhan dan kepada juniornya seusai Ujian Nasional (UN) Kamis pagi (12/5/2016) mendapat apresiasi juga dari Dekan FKIP HKBP Nommensen Siantar, Dr Binur Panjaitan MPd.
BACA JUGA Usai UN, 336 Siswa SMP Negeri 2 Serahkan Seragam untuk Panti Asuhan
Binur Panjaitan mengatakan, bahwa kegiatan sosial seperti ini (memberikan yang terbaik buat anak-anak Panti Asuhan ) adalah kegiatan yang mulia, yang harus dicontoh bagi orang lain, atau sekolah-sekolah lain.
“Ini hal yang positif, ini patut ditiru sekolah-sekolah lain,”kata Dr Binur Panjaitan diruang kerjanya, kepada www.lintaspublik.com, Jumat (13/5/2016), di jalan Sangnaualuh kota Pematangsiantar.
Binur Panjaitan menjelaskan, aksi corat-coret sebenarnya mengekspresikan diri terhadap peristiwa itu (usai Ujian Nasional). Menurutnya aksi corat-coret itu bentuk kepuasan dan kenangan dari kawan yang satu ke kawan lainnya, tapi aksi corat-coret juga bisa digantikan aksi corat-coret (meminta tanda tangan) dalam bentuk yang lain, misalnya aksi corat-coret di diari atau buku khusus, dan disana bisa meninggalkan tulisan kesan dan pesannya.
Lanjut Binur Panjaitan, Aksi corat-coret inikan sebenarnya ingin meminta pertanda, agar sesama teman dapat kenangan tanda tangan, agar terus diingat, tapi aksi ini dapat dituangkan dalam bentuk tulisan, kalau boleh diagenda atau buku, kan sama saja, tapi kesannya (coretannya) dapat disimpan seumur hidup.
”Saya juga dulu merasakan, aksi corat-coret ini ketika SMA, tapi ini bukan hal yang baik,”ungkap Binur Panjaitan tamatan SMA Negeri Porsea tahun 1985.
BACA JUGA Sekolah Siantar Mendapat Apresiasi, Resman Panjaitan : Semoga Menjadi Panutan untuk Lainnya
Persaingan dan Kopetensi Guru dan Dosen Semakin Ketat
Binur Panjaitan juga menyampaikan, untuk persaingan dalam dunia kerja maupun pendidikan sangat banyak tantangan kedepannya, sehingga diera digital ini guru dituntut lebih peka terhadap kemajuan teknologi.
“Mau tidak mau, guru dituntut harus mempelajari teknologi, karena siswa-siswi sekarang terus belajar memahahi ilmu maupun informasi teknologi dari sekolah maupun dari luar sekolah melalui internet,”ucap Binur Panjaitan agar guru-guru sekarang tetap berusaha memberikan pengajaran berbasis informasi teknologi.
Beberapa tahun belakangan ini, guru-guru terus dituntut memahami teknologi melalui uji kemampuan ( kopetensi) yaitu Uji Kopetensi Guru (UKG) melalui komputersasi, demikian juga sertifikasi guru dan dosen diharuskan mendaftar melalui internet.
“UKG dan Sertifikasi guru dan dosen saat ini diharuskan online. Jadi guru dan dosen diharapkan terus belajar mengali ilmu informasi dari internet atau pemakaian internet,”tutur Binur Panjaitan.
Diakui Dekan ini juga, UKG dan sertifikasi guru ini melalui online dikeluhkan banyak guru dan dosen, karena keterbatasan perlengkapan dan ilmu komputerisasi dari guru dan dosen.
“Banyak yang mengeluhkan hal ini (sertifikasi online), tapi karena tuntutan jaman dan perkembangan teknologi kita harus mampu mengikutinya,”kata Binur Panjaiatan yang mengasuh 4158 mahasiswa di FKIP HKBP Nommensen Siantar ini.
Penulis : tagor
BACA JUGA Usai UN, 336 Siswa SMP Negeri 2 Serahkan Seragam untuk Panti Asuhan
Dekan FKIP HKBP Nommensen Pematangsiantar, Dr Binur Panjaitan MPd. |
“Ini hal yang positif, ini patut ditiru sekolah-sekolah lain,”kata Dr Binur Panjaitan diruang kerjanya, kepada www.lintaspublik.com, Jumat (13/5/2016), di jalan Sangnaualuh kota Pematangsiantar.
Binur Panjaitan menjelaskan, aksi corat-coret sebenarnya mengekspresikan diri terhadap peristiwa itu (usai Ujian Nasional). Menurutnya aksi corat-coret itu bentuk kepuasan dan kenangan dari kawan yang satu ke kawan lainnya, tapi aksi corat-coret juga bisa digantikan aksi corat-coret (meminta tanda tangan) dalam bentuk yang lain, misalnya aksi corat-coret di diari atau buku khusus, dan disana bisa meninggalkan tulisan kesan dan pesannya.
Lanjut Binur Panjaitan, Aksi corat-coret inikan sebenarnya ingin meminta pertanda, agar sesama teman dapat kenangan tanda tangan, agar terus diingat, tapi aksi ini dapat dituangkan dalam bentuk tulisan, kalau boleh diagenda atau buku, kan sama saja, tapi kesannya (coretannya) dapat disimpan seumur hidup.
”Saya juga dulu merasakan, aksi corat-coret ini ketika SMA, tapi ini bukan hal yang baik,”ungkap Binur Panjaitan tamatan SMA Negeri Porsea tahun 1985.
BACA JUGA Sekolah Siantar Mendapat Apresiasi, Resman Panjaitan : Semoga Menjadi Panutan untuk Lainnya
Persaingan dan Kopetensi Guru dan Dosen Semakin Ketat
Binur Panjaitan juga menyampaikan, untuk persaingan dalam dunia kerja maupun pendidikan sangat banyak tantangan kedepannya, sehingga diera digital ini guru dituntut lebih peka terhadap kemajuan teknologi.
“Mau tidak mau, guru dituntut harus mempelajari teknologi, karena siswa-siswi sekarang terus belajar memahahi ilmu maupun informasi teknologi dari sekolah maupun dari luar sekolah melalui internet,”ucap Binur Panjaitan agar guru-guru sekarang tetap berusaha memberikan pengajaran berbasis informasi teknologi.
Beberapa tahun belakangan ini, guru-guru terus dituntut memahami teknologi melalui uji kemampuan ( kopetensi) yaitu Uji Kopetensi Guru (UKG) melalui komputersasi, demikian juga sertifikasi guru dan dosen diharuskan mendaftar melalui internet.
“UKG dan Sertifikasi guru dan dosen saat ini diharuskan online. Jadi guru dan dosen diharapkan terus belajar mengali ilmu informasi dari internet atau pemakaian internet,”tutur Binur Panjaitan.
Diakui Dekan ini juga, UKG dan sertifikasi guru ini melalui online dikeluhkan banyak guru dan dosen, karena keterbatasan perlengkapan dan ilmu komputerisasi dari guru dan dosen.
“Banyak yang mengeluhkan hal ini (sertifikasi online), tapi karena tuntutan jaman dan perkembangan teknologi kita harus mampu mengikutinya,”kata Binur Panjaiatan yang mengasuh 4158 mahasiswa di FKIP HKBP Nommensen Siantar ini.
Penulis : tagor
Tidak ada komentar