Header Ads

Di Siantar, Raskin Dijual Lagi dan Dikasih Makan Ternak

LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) yang bekerja di Kota Pematangsiantar dalam rapat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Pematangsiantar memaparkan bahwa mereka menemukan penyelewengan bantuan beras untuk orang miskin (Raskin) di masyarakat Kota Pematangsiantar.

"Dari hasil pemantauan kami selama ini di Kota Pematangsiantar, Raskin masih banyak yang diselewengkan. Penyelewengan ini kami dapati baik dari penyalurannya dengan tidak tepat, hingga pemanfaatan Raskin tersebut," ujar ujar Ketua Satker TKSK Kota Pematangsiantar, Armasyah Nasution di Ruang Data Pemerintah Kota Pematangsiantar, Kamis (12/5/2016).

Suasana rapat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Pematangsiantar yang diselengarakan Bappeda Kota Pematangsiantar, di Ruang Data Pemerintah Kota Pematangsiantar, Kamis (12/5/2016)
Suasana rapat Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Pematangsiantar yang diselengarakan Bappeda Kota Pematangsiantar, di Ruang Data Pemerintah Kota Pematangsiantar, Kamis (12/5/2016) 
Kata Armasyah Nasution, akibat dari ketidak tepatan penyaluran dari Raskin ini, banyak mereka dapati Raskin tersebut kembali diperjual belikan hingga dijadikan sebagai makanan ternak. "Raskin yang kami temui ada yang diperjualbelikan kembali oleh oknum-oknum, dan ada juga yang dijadikan menjadi makanan ternak," sebutnya.

Menurut Armasyah masih banyak lurah-lurah di Kota Pematangsiantar mempermainkan penyaluran Raskin untuk memperkaya diri sendiri. "Penyelewangan ini sering kali dilakukan oleh lurah-lurah di Kota Pematangsiantar. Mereka memperjualbelikannya. Bahkan saat hendak memberikannya kepada masyarakat miskin, lurah menaikkan harga dari raskin tersebut, padahal itu tidak bisa," ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Pekerja Sosial yang dibentuk oleh Kementerian Sosial menyampaikan bahwa mereka juga berkali-kali menemukan pelanggaran serupa, namun mereka menambahkan bahwa dari hasil pekerjaan mereka, masih banyak masyarakat yang belum sadar akan keadaanya.

"Dari hasil kerja kami, banyak yang miris kami temui, banyangkan ada masih di Kota Pematangsiantar penerima Program Keluarga Harapan (PKH) yang mempergunakan bantuan tersebut untuk minum tuak," ujar Royani, salah seorang pekerja sosial Kota Pematangsiantar.

"Ceritanya begini, Istri mengambil bantuan PKH, terus si bapak memaksa si ibu memberikan bantuan tersebut untuk beli tuak, tak dikasih, si ibu dihajar hingga babak belur, ini terjadi di Siantar Marihat," ujarnya.


Editor    : tagor
Sumber  : tribunmedan

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.