Harga Mahal, Jengkol Langka di Pasaran
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Harga melambung, jengkol langka di pasaran. Makanan rakyat tersebut hingga kemarin tercatat harganya mencapai Rp 70 ribu per kg.
“Nggak berani ambil. Harganya mahal dari sononya. Kalau nggak laku kan sayang, bisa rugi besar,” tutur Ny Rohimah, pedagang sayuran di Pasar Mampang Prapatan Jaksel .
Karena itu meski banyak pembeli yang menanyakan jengkol, sudah beberapa minggu ini ia tidak menjualnya. Terutama sejak harga jengkol merangkak naik.
“Bulan lalu masih Rp 60 ribu per kg, sekarang udah naik lagi,” tambahnya.
Ny Rohimah mengaku mahalnya harga jengkol karena pasokan dari petani memang sedang anjlok. Akibatnya, jengkol langka dan mau tidak mau harga menjadi mahal.
Senada juga dikemukakan Ny Laras, warga Pondok Bambu Jakarta Timur. Penggemar berat olahan jengkol tersebut mengaku sulit mendapatkan jengkol di pasar tradisional.
“Saking mahalnya sampai pedagang nggak berani jualan. Saya udah keliling cari jengkol tapi nggak nemu,” tutur Ny Laras.
Ny Teti, warga Depok mengatakan sempat membeli jengkol di abang tukang sayur keliling. Tetapi karena mahal, abang tukang sayur cuma membawa ¼ kg.
“Takut nggak laku katanya,” aku Ny Teti.
Ia heran mengapa harga jengkol mahalnya melebihi harga daging ayam negeri. Padahal konsumennya terbatas karena tidak semua orang suka jengkol.
Sebagai perbandingan, harga daging ayam negeri saat ini tercatat Rp 35 ribu per kg. Artinya harga jengkol dua kali lipat harga daging ayam negeri.
Editor : tagor
Sumber : poskota
“Nggak berani ambil. Harganya mahal dari sononya. Kalau nggak laku kan sayang, bisa rugi besar,” tutur Ny Rohimah, pedagang sayuran di Pasar Mampang Prapatan Jaksel .
Jengkol lebih mahal dari daging ayam |
“Bulan lalu masih Rp 60 ribu per kg, sekarang udah naik lagi,” tambahnya.
Ny Rohimah mengaku mahalnya harga jengkol karena pasokan dari petani memang sedang anjlok. Akibatnya, jengkol langka dan mau tidak mau harga menjadi mahal.
Senada juga dikemukakan Ny Laras, warga Pondok Bambu Jakarta Timur. Penggemar berat olahan jengkol tersebut mengaku sulit mendapatkan jengkol di pasar tradisional.
“Saking mahalnya sampai pedagang nggak berani jualan. Saya udah keliling cari jengkol tapi nggak nemu,” tutur Ny Laras.
Ny Teti, warga Depok mengatakan sempat membeli jengkol di abang tukang sayur keliling. Tetapi karena mahal, abang tukang sayur cuma membawa ¼ kg.
“Takut nggak laku katanya,” aku Ny Teti.
Ia heran mengapa harga jengkol mahalnya melebihi harga daging ayam negeri. Padahal konsumennya terbatas karena tidak semua orang suka jengkol.
Sebagai perbandingan, harga daging ayam negeri saat ini tercatat Rp 35 ribu per kg. Artinya harga jengkol dua kali lipat harga daging ayam negeri.
Editor : tagor
Sumber : poskota
Tidak ada komentar