Header Ads

“Pak, kami Butuh Sekolah, Biarlah Kami Belajar dan Tidur Digubuk Ini”

Nampaknya Solusi untuk membantu para korban pembongkaran rumah dibantaran Sungai toge di jalan Nias, yang dihuni lebih kurang 22 kepala rumah tangga perlu bantuan.

Karena sampai saat ini bantuan untuk mereka sangat minim sekali, dan bahkat untuk makan sehari-hari saja mereka sudah tidak punya, persediaan Sembako di dapur para penghuni gubuk darurat inisudah sangat minim sekali. Dan solusi untuk meringatkan penderitaan merekapun belum ada.
Sampai saat ini para korban pengusuran rumah dibantaran sungai ini masih banyak bertahan, walaupun digubuk reot.

BACA JUGA  Korban Pengusuran jalan Nias : "Jangankan Mikir sekolah Anak, Mikir Untuk Makan Saja Sulit"


Parahnya lagi anak-anak ditempat ini banyak yang tidak sekolah lagi, karena persoalan yang mereka (anak-anak) tak mengerti apa masalahnya sehingga rumah mereka dibongkar Satpol PP. Ada puluhan anak (masih didata) yang membutuhkan kasih sayang dan perhatian, sehingga mereka adapat belajar dan hidup tenang.

“Jangankan memikirkan sekolah, mikir untuk makan saja sulit, belum lagi sudah dua kali gubuk kami ini dibongkar Satpol PP Siantar, datang lagi hujan, cukuplah sudah penderitaan kami,”kata Legiman salah seorang pemilik rumah yang dibongkar didampingi puluhan korban pembongkaran rumah lainnya, Selasa sore (31/5/2016) di jalan Nias Pematangsiantar, atau ditempat gubuk darurat milik mereka.

Asnah salah seorang anak korban pengusuran mengatakan, agar pemerintah mengasihani mereka, agar mereka (Anak-anak) dapat bersekolah dengan baik.

“Kami tidak sekolah, kami susah belajar, karena rumah kami dibongkar, biarlah kami tidur digubuk asal kami bisa sekolah,”ujar Asnah memelas agar ada yang memperhatikan masa depan mereka.




Laporan  : Tim Lintas Publik

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.