Header Ads

Singapura Tahan 8 Warga Banglades Terduga ISIS

LINTAS PUBLIK - SINGAPURA, Kepolisian Singapura, Selasa (3/5/2016), menahan delapan warga Banglades yang bekerja di sektor konstruksi di negara pulau itu karena diduga akan melakukan serangan teror di negara asalnya.

Delapan warga Banglades itu merupakan pendukung Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Di negaranya, mereka menamakan diri sebagai kelompok ISIS Banglades (ISB).

Penangkapan atas delapan pekerja bangunan itu merupakan yang kedua dalam enam bulan terakhir oleh Singapura.

Kelompok garis keras Banglades meluapkan kegembiraan setelah mahkamah agung negeri itu menolak petisi yang menginginkan pencabutan Islam sebagai agama negara.
Otoritas singapura mengatakan, ke-8 warga Banglades itu berusia antara 26 tahun hingga 34 tahun. Mereka bekerja di industri kelautan dan jasa konstruksi.

Sedangkan dua orang lagi anggota mereka telah berada di Banglades.

“ISB telah menjadi keprihatinan Singapura karena dukungan mereka terhadap ISIS dan juga kesediaan mereka untuk melakukan kekerasan di luar negeri,” kata Kementrian Dalam Negeri Singapura dalam sebuah pernyataan.

Pemerintah Singapura mengatakan, para pria itu telah ditahan sejak April dan dilakukan dengan merujuk Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri (Internal Security Act/ISA).

Belum begitu jelas bilmana mereka akan diproses hukum, apakah akan didakwa di Singapura atau akan dideportasi.

Menurut The Straits Times Singapura, penahanan atas warga asing itu merupakan yang pertama kali dilakukan berdasarkan ISA.

Pemerintahan yang kaya dan multi-etnis Singapura belum pernah menghadapi serangan militan dalam beberapa dekade ini.

Namun, hasil investigasi memperlihatkan bahwa ISB telah mengidentifikasi beberapa target yang mungkin akan dilakukan di Banglades.

Militan Islam di Banglades telah melakukan berbagai serangan mematikan dalam dua tahun terakhir.

Mereka membunuh bloger atheis, akademisi, pemimpin atau kelompok agama minoritas, dan pekerja bantuan asing.

Serangkaian serangan mematikan itu telah dimulai sejak Februari 2015 dan setidaknya telah menewaskan 20 orang. Seorang penjahit Hindu juga dibunuh pada Sabtu (1/5/2016).

ISIS dan kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaeda mengaku bertanggung jawab atas sebagian besar serangan.

Namun, polisi Banglades mengatakan, kelompok militan lokal bertanggung jawab.

Pada Januari, Singapura mengatakan menangkap 27 pekerja konstruksi Banglades karena mendukung Al Qaeda dan ISIS. Sebanyak 26 di antaranya dideportasi ke negara asal mereka.

Kepolisian Banglades mengatakan, sebanyak 14 dari 26 orang itu telah dihukum. Namun, polisi menolak untuk mengaitkan mereka dengan ISIS dan Al Qaeda.

Tentang delapan warga Banglades untuk kasus terbaru ini, pihak Singapura mengatakan, para pria itu bermaksud untuk bergabung ke ISIS sebagai pejuang asing.

Polisi juga mengamankan sebuah bom rakitan dan dokumen terkait ISIS.


Editor   : tagor
Sumber : kompas

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.