Inilah Sosok Dokter Indra Sugiarno, Tersangka Peredaran Vaksin Palsu
LINTAS PUBLIK, Beginilah sosok dr. Indra Sugiarno Sp.A yang merupakan dokter anak dari Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur yang telah ditetapkan sebagai tersangka Bareskrim Polri.
Indra Sugiarno bersama dua dokter lainnya dijadikan tersangka terkait peredaran vaksin palsu yang cukup meresahkan dan menyita pemberitaan nasional belakangan ini.
Dikutip dari laman akun Facebook miliknya, Indra Sugiarno merupakan alumni Fakultas Kedokteran UI dan pernah mengecap pendidikan di SMA Negeri 5 Surabaya.
BACA JUGA Menkes Janji Beri Sanksi Tegas pada Faskes yang Gunakan Vaksin Palsu
Dalam blog pribadinya dr. Indra Sugiarno memperkenalkan sosoknya yang suka hobi traveling. Dia juga memperkenalkan dirinya sebagai sosok pria yang mencintai anak kecil sesuai dengan profesinya sebagai dokter anak.
"I'm a man who really loves all of my kids that God has been giving to me," tulis Indra dalam blognya.
Namun siapakah Indra Sugiarno? Jika kita lihat dalam blognya, pria ini pernah dicalonkan sebagai anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Periode 2007-2010 dari Kelompok Masyarakat Peduli Anak.
Dia bersama 17 calon anggota KPAI pernah menjalani fit and proper test yang dilakukan anggota DPR RI ketika itu.
Tidak hanya pernah dicalonkan sebagai anggota KPAI, Indra, juga kerap mengisi berbagai ceramah di berbagai seminar dan lokakarya terkait kapasitasnya sebagai dokter Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia di tahun 2007.
Dia kerap mengkampanyekan pola hidup sehat anak Indonesia dengan menjadi pembicara produk kesehatan. Terlihat dia berpose bersama artis Arzetti Bilbina dalam satu konferensi pers.
Bahkan melalui sebuah tulisan pada 2008, dia mengkampanyekan melawan kekerasan terhadap anak melalui kapasitasnya sebagai Dewan Pakar Lembaga Cegah Kekerasan Indonesia (LCKI).
"Rentannya perdagangan anak dan atau kekesaran dan kejahatan kepada anak, karena anak-anak dalam kondisi teramat sulit, akibat korban situasi keluarga, konflik, dan pengungsian dampak dari kasus bencana alam," ujar Indra Sugiarno.
Ia menjelaskan, karena kekerasan dan kejahatan terhadap anak pelakunya orang terdekat, mungkin ibu-bapak kandung, ibu dan bapak tiri, kakek, nenek, paman, supir pribadi, guru, atau tukang kebun dan atau tukang ojek pengantar ke sekolah, banyak kasusnya tidak terungkap dan tidak dilaporkan.
Katanya, keluarga, diyakini merasa itu sebagai aib atau akan mempermalukan keluarga. Sehingga yang ada cuma angka prediksi, berapa kasus tiap tahunnya.
Editor : tagor
Sumber : tribunmedan
Indra Sugiarno bersama dua dokter lainnya dijadikan tersangka terkait peredaran vaksin palsu yang cukup meresahkan dan menyita pemberitaan nasional belakangan ini.
Dikutip dari laman akun Facebook miliknya, Indra Sugiarno merupakan alumni Fakultas Kedokteran UI dan pernah mengecap pendidikan di SMA Negeri 5 Surabaya.
BACA JUGA Menkes Janji Beri Sanksi Tegas pada Faskes yang Gunakan Vaksin Palsu
Dokter Indra Sugiarno (kedua dari kiri) terlihat bersama artis Arzetti Bilbina saat menjadi pembicara dalam kampanye sebuah produk kesehatan |
"I'm a man who really loves all of my kids that God has been giving to me," tulis Indra dalam blognya.
Namun siapakah Indra Sugiarno? Jika kita lihat dalam blognya, pria ini pernah dicalonkan sebagai anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Periode 2007-2010 dari Kelompok Masyarakat Peduli Anak.
Dia bersama 17 calon anggota KPAI pernah menjalani fit and proper test yang dilakukan anggota DPR RI ketika itu.
Tidak hanya pernah dicalonkan sebagai anggota KPAI, Indra, juga kerap mengisi berbagai ceramah di berbagai seminar dan lokakarya terkait kapasitasnya sebagai dokter Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia di tahun 2007.
Dia kerap mengkampanyekan pola hidup sehat anak Indonesia dengan menjadi pembicara produk kesehatan. Terlihat dia berpose bersama artis Arzetti Bilbina dalam satu konferensi pers.
Bahkan melalui sebuah tulisan pada 2008, dia mengkampanyekan melawan kekerasan terhadap anak melalui kapasitasnya sebagai Dewan Pakar Lembaga Cegah Kekerasan Indonesia (LCKI).
"Rentannya perdagangan anak dan atau kekesaran dan kejahatan kepada anak, karena anak-anak dalam kondisi teramat sulit, akibat korban situasi keluarga, konflik, dan pengungsian dampak dari kasus bencana alam," ujar Indra Sugiarno.
Ia menjelaskan, karena kekerasan dan kejahatan terhadap anak pelakunya orang terdekat, mungkin ibu-bapak kandung, ibu dan bapak tiri, kakek, nenek, paman, supir pribadi, guru, atau tukang kebun dan atau tukang ojek pengantar ke sekolah, banyak kasusnya tidak terungkap dan tidak dilaporkan.
Katanya, keluarga, diyakini merasa itu sebagai aib atau akan mempermalukan keluarga. Sehingga yang ada cuma angka prediksi, berapa kasus tiap tahunnya.
Editor : tagor
Sumber : tribunmedan
Tidak ada komentar