Header Ads

Gloria Akhirnya Boleh Jadi Paskibra, Arcandra Jadi Apa?

LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Hari-hari belakangan masyarakat Indonesia disuguhkan dua cerita yang serupa tapi tak sepenuhnya sama.

Kedua cerita ini sama-sama datang dari Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Dua-duanya berkaitan dengan kewarganegaraan.

Cerita pertama diperankan Arcandra Tahar dan satu cerita lainnya dialami Gloria Natapradja Hamel.

Arcandra diumumkan dan dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada 27 Juli 2016.

Lalu sekitar dua pekan setelah pelantikan, pihak istana mengetahui bahwa Arcandra mengantongi paspor Amerika Serikat sejak 2012.

Mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar di Istana, Kamis (17/8/2016).
Karena mempunyai dokumen negara lain, Arcandra pun dinilai sudah kehilangan statusnya sebagai Warga Negara Indonesia sesuai Undang-undang Nomor 12 tahun 2006.

Padahal sesuai Undang-Undang Nomor 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara, Menteri harus lah warga negara Indonesia.

Tak menunggu lama, cerita ini pun bocor ke publik melalui media sosial dan menjadi pemberitaan luas.

Tapi baik Arcandra maupun Istana tak terbuka soal ini.

Namun Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto serta Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly membenarkan soal paspor AS yang dimiliki pria asli minang itu.

Pada Senin (15/8/2016) malam, Presiden Joko Widodo melalui sekretaris negara Pratikno mengumumkan pemberhentian Arcandra dengan hormat dari Menteri ESDM.

Posisinya digantikan sementara oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan yang ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Menteri ESDM.

Gloria

Nama Gloria diumumkan sebagai salah satu dari 68 anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka yang bertugas pada upacara HUT ke-71 RI di Jakarta, 26 Juni.

Anggota Paskibraka asal Depok, Gloria Natapradja Hamel (kanan) menyanyikan yel-yel bersama anggota Paskibraka Tim Arjuna yang selesai bertugas mengibarkan bendera, di Wisma Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (17/8/2016). Walaupun tidak turut bertugas mengibarkan bendera karena tersandung masalah status kewarganegaraan ia diperbolehkan menyaksikan dan menunggu rekan-rekannya selesai bertugas.
Ia melewati proses seleksi yang panjang, mulai dari sekolah, tingkat kota hingga provinsi.

Di tahap akhir, pihak Garnisun baru mengetahui bahwa Gloria mempunyai paspor Perancis. Gloria pun dianggap bukan WNI berdasarkan UU kewarganegaraan.

Padahal Peraturan Menpora No. 0065/2015 syarat untuk dapat direkrut menjadi pasukan paskibraka adalah WNI.

Gloria pun digugurkan dari Paskibraka. Saat 67 anggota Paskibraka lainnya dikukuhkan oleh Presiden Jokowi di Istana Negara, Senin (15/7/2016), Gloria hanya bisa terduduk lesu di asrama PP PON Cibubur.

Karena waktu yang mepet, posisi Gloria tak digantikan oleh anggota Paskibraka lain. Nasib Gloria sudah pasrah menerima kenyataan bahwa ia tak bisa mengantarkan pengibaran Merah Putih di hari kemerdekaan.

Namun ia tetap hadir saat upacara 17 Agustus di Istana untuk memberi semangat kepada 67 temannya.

Setelah upacara pengibaran bendera selesai, Gloria yang belakangan menarik simpati publik berkesempatan untuk bertemu langsung dengan Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Siapa sangka, Presiden dan Wapres akhirnya mengizinkan Gloria untuk bergabung dalam pasukan Paskibraka dan bertugas di upacara penurunan bendera, sore harinya.


Gloria bergabung dengan Tim Bima dan bertugas sebagai penjaga Gordon. "Tadinya saya mikir, oh ini bukan rezeki saya, tapi diberikan kesempatan. Jadi senang banget," ujar dia usai melaksanakan upacara penurunan bendera.

Di sore hari yang sama, saat Gloria bertugas di upacara penurunan bendera, Arcandra Tahar yang sudah dicopot Jokowi muncul di Istana.

Keluar dari Istana Merdeka sambil menggenggam beberapa carik kertas, Arcandra pun mengakui bahwa dirinya baru saja bertemu Jokowi.

Lalu, apakah Jokowi juga masih memberikan kesempatan kepada Arcandra untuk membantu pemerintah di sektor ESDM, seperti halnya Gloria yang diberi kesempatan untuk bergabung di Paskibraka? Arcandra tak mau berbicara banyak soal pertemuannya dengan Jokowi.

Ia hanya menjawab normatif bahwa melakukan yang terbaik bagi bangsa ini tidak perlu dengan menjadi menteri.

"Umat terbaik itu apa? Apakah harus jadi menteri? Kan enggak, selama dia bisa amar maruf nahi munkar, enggak ada dalam ayat itu mengatakan harus dengan jadi menteri baru bisa amar maruf nahi munkar. Yang penting lakukan yg terbaik," kata Arcandra yang 20 tahun terakhir tinggal di Amerika Serikat.

Berpeluang

Luhut Binsar Panjaitan yang ditunjuk Jokowi sebagai Plt Menteri ESDM, menilai Arcandra masih berpeluang untuk membantu pemerintah.

Ia mengaku sudah bertemu dengan Arcandra serta para jajaran di Kementerian ESDM. Luhut menilai selama 20 hari menjabat menteri, Arcandra sudah menunjukkan kinerja yang baik.

Salah satunya, lulusan lulusan Texas A & M University itu sudah berhasil mengurai cost harga migas yang akan berujung pada penghematan dan keuntungan besar-besaran bagi Indonesia.

"Semua kemungkinan itu bisa terjadi, tak menutup itu. Semua tergantung penilaian bapak Presiden," kata Luhut.

Sementara Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah juga menilai masih banyak sektor-sektor penting di ESDM yang tak mengharuskan dijabat WNI sehingga bisa diisi Arcandra.

Bagaimana pun juga, Fahri menilai Jokowi harus bertanggung jawab karena telah membawa pulang Arcandra dari Amerika Serikar kembali ke Indonesia.

Namun sebelum memberikan posisi kepada Arcandra, Presiden harus memastikan kesetiaan dan loyalitas Arcandra kepada Indonesia.

"Kalau sudah mantap dia di Indonesia, jadikan saja Dirut Pertamina misalnya," ucap Fahri.


Editor    : tagor
Sumber  : tagor

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.