Ini Kronologi Meninggalnya Penumpang Versi Garuda
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Garuda Indonesia membantah pilot dalam penerbangan bernomor GA 716 rute Jakarta - Melbourne pada Jumat (14/6/2016), menyalahi standar operasional prosedure (SOP) lantaran tidak melakukan pendaratan ke bandara terdekat ketika ada penumpangnya yang sakit.
Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia, Benny S Butarbutar mengatakan, menyelamatkan seseorang yang kritis merupakan tugas sekaligus panggilan bagi siapapun, termasuk pilot.
"Tidak benar bahwa Garuda Indonesia mengabaikan pendaratan darurat untuk menyelamatkan penumpangnya yang sedang mengalami kondisi kritis di pesawat/dalam penerbangan Jakarta-Melbourne... namun karena kondisinya sudah sangat kritis dan berpulang dengan cepat," kata Benny melalui pesan tertulisnya, Minggu (16/10/2016).
Ia menjelaskan, pesawat tersebut lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 22.30 WIB.
Sekitar satu jam berselang, penumpang bernama Lukman Susanto (66) pergi ke kamar kecil, kemudian mengeluh sakit di bagian dada dan sesak nafas.
Istri penumpang, Lynna Jusuf, kemudian menyampaikan informasi kepada awak kabin dan meminta diberikan bantuan oksigen kepada suaminya.
Awak kabin segera melaporkan situasi ini kepada Pilot in Command (PIC) yang kemudian mengumumkan kepada seluruh penumpang apabila ada dokter atau tenaga medis yang berada pada penerbangan tersebut untuk membantu.
"Saat itu, hanya ada satu penumpang yang berprofesi sebagai perawat dan bersedia membantu," kata dia.
Pihaknya juga memberikan pertolongan berupa oksigen kepada Lukman lalu memindahkannya ke kursi lain agar tubuhnya dapat direbahkan. Sehingga, Lukman dapat beristirahat.
Penumpang perawat tadi kemudian membantu memeriksa Lukman dan memberikan obat pribadi yang ternyata juga dibawa penumpang tersebut.
"Penumpang (Lukman) kemudian menyatakan merasa lebih baik dan mengatakan 'feel better', sehingga tidak melanjutkan penggunaan oksigen," kata dia.
Sekitar satu jam kemudian, awak kabin yang bertugas mendampingi penumpang tersebut menyampaikan bahwa kondisi penumpang memburuk.
Melihat situasi tersebut, perawat segera memberikan bantuan pernapasan kepada penumpang.
Benny mengatakan, Pilot pesawat sempat menawarkan opsi pendaratan darurat. Namun, kondisi penumpang tiba-tiba menjadi sangat kritis.
Kemudian, datang salah satu penumpang yang mengaku sebagai dokter, dan segera membantu memeriksa kondisi Lukman.
Namun tidak lama setelah memeriksa, dokter tersebut menyatakan Lukman telah meninggal dunia.
Benny mengatakan, sesuai dengan prosedur yang ada, pilot segera melaporkan kejadian tersebut ke petugas darat melalui radio untuk mempersiapkan prosedur penanganan penumpang meninggal sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Australia.
Begitu pesawat mendarat dan parkir di Melbourne, sejumlah petugas darat Garuda Indonesia beserta dengan pihak kepolisian Australia dan otoritas Bandara beserta keluarga penumpang sudah menunggu untuk dilakukan pemeriksaan.
"Pintu pesawat dibuka, lalu para petugas tersebut masuk ke pesawat, dan pintu pesawat ditutup kembali guna proses pemeriksaan. Setelah proses pemeriksaan selesai, seluruh penumpang dipersilakan turun dari pesawat, baru kemudian penumpang yang meninggal diturunkan dari pesawat oleh petugas, didampingi dengan keluarganya," kata dia.
Benny menambahkan, proses pemeriksaan dilanjutkan oleh kepolisian Australia dan otoritas yang berwenang.
Menurut Benny, pihaknya telah menjalankan seluruh prosedur penanganan penumpang, baik selama penerbangan maupun setelah mendarat, sesuai dengan SOP dan ketentuan yang berlaku.
Garuda Indonesia, kata dia, juga telah menawarkan bantuan kepada keluarga penumpang terkait pengurusan jenazah.
Perwakilan Garuda juga sudah ikut membantu pengurusan jenazah dan mengunjungi keluarga yang ditinggalkan dalam suasana yang baik.
"Garuda Indonesia menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya penumpang, dan kiranya keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan," kata Benny.
Editor : tagor
Sumber : kompas
Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia, Benny S Butarbutar mengatakan, menyelamatkan seseorang yang kritis merupakan tugas sekaligus panggilan bagi siapapun, termasuk pilot.
A330neo Garuda Indonesia. |
Ia menjelaskan, pesawat tersebut lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 22.30 WIB.
Sekitar satu jam berselang, penumpang bernama Lukman Susanto (66) pergi ke kamar kecil, kemudian mengeluh sakit di bagian dada dan sesak nafas.
Istri penumpang, Lynna Jusuf, kemudian menyampaikan informasi kepada awak kabin dan meminta diberikan bantuan oksigen kepada suaminya.
Awak kabin segera melaporkan situasi ini kepada Pilot in Command (PIC) yang kemudian mengumumkan kepada seluruh penumpang apabila ada dokter atau tenaga medis yang berada pada penerbangan tersebut untuk membantu.
"Saat itu, hanya ada satu penumpang yang berprofesi sebagai perawat dan bersedia membantu," kata dia.
Pihaknya juga memberikan pertolongan berupa oksigen kepada Lukman lalu memindahkannya ke kursi lain agar tubuhnya dapat direbahkan. Sehingga, Lukman dapat beristirahat.
Penumpang perawat tadi kemudian membantu memeriksa Lukman dan memberikan obat pribadi yang ternyata juga dibawa penumpang tersebut.
"Penumpang (Lukman) kemudian menyatakan merasa lebih baik dan mengatakan 'feel better', sehingga tidak melanjutkan penggunaan oksigen," kata dia.
Sekitar satu jam kemudian, awak kabin yang bertugas mendampingi penumpang tersebut menyampaikan bahwa kondisi penumpang memburuk.
Melihat situasi tersebut, perawat segera memberikan bantuan pernapasan kepada penumpang.
Benny mengatakan, Pilot pesawat sempat menawarkan opsi pendaratan darurat. Namun, kondisi penumpang tiba-tiba menjadi sangat kritis.
Kemudian, datang salah satu penumpang yang mengaku sebagai dokter, dan segera membantu memeriksa kondisi Lukman.
Namun tidak lama setelah memeriksa, dokter tersebut menyatakan Lukman telah meninggal dunia.
Benny mengatakan, sesuai dengan prosedur yang ada, pilot segera melaporkan kejadian tersebut ke petugas darat melalui radio untuk mempersiapkan prosedur penanganan penumpang meninggal sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Australia.
Begitu pesawat mendarat dan parkir di Melbourne, sejumlah petugas darat Garuda Indonesia beserta dengan pihak kepolisian Australia dan otoritas Bandara beserta keluarga penumpang sudah menunggu untuk dilakukan pemeriksaan.
"Pintu pesawat dibuka, lalu para petugas tersebut masuk ke pesawat, dan pintu pesawat ditutup kembali guna proses pemeriksaan. Setelah proses pemeriksaan selesai, seluruh penumpang dipersilakan turun dari pesawat, baru kemudian penumpang yang meninggal diturunkan dari pesawat oleh petugas, didampingi dengan keluarganya," kata dia.
Benny menambahkan, proses pemeriksaan dilanjutkan oleh kepolisian Australia dan otoritas yang berwenang.
Menurut Benny, pihaknya telah menjalankan seluruh prosedur penanganan penumpang, baik selama penerbangan maupun setelah mendarat, sesuai dengan SOP dan ketentuan yang berlaku.
Garuda Indonesia, kata dia, juga telah menawarkan bantuan kepada keluarga penumpang terkait pengurusan jenazah.
Perwakilan Garuda juga sudah ikut membantu pengurusan jenazah dan mengunjungi keluarga yang ditinggalkan dalam suasana yang baik.
"Garuda Indonesia menyampaikan duka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya penumpang, dan kiranya keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan," kata Benny.
Editor : tagor
Sumber : kompas
Tidak ada komentar