Header Ads

Kapolda Diberi Tahu Intelijen soal Massa yang Dapat Digerakkan Kapan Pun

LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan mengungkapkan alasan polisi menangkap sejumlah tokoh yang diduga akan melakukan upaya makar sebelum kegiatan doa bersama di Monas pada 2 Desember 2016 lalu.

Menurut dia, penangkapan tersebut dilakukan karena para tokoh yang kini telah ditetapkan tersangka telah merencanakan akan menggerakkan massa untuk melakukan upaya makar.

Kapolda Metro Jaya (tengah) Irjen Pol Mochamad Iriawan saat di Mapolda Metro Jaya, Selasa (6/12/2016).
"Tentunya ada. Pada tanggal 2 (Desember) akan mendompleng massa yang ada. Tidak bisa saya sebutkan, yang jelas kita sudah tahu massa yang digerakkan, jam berapa digerakkan, kapan digerakkan, dan bagaimana menggerakkannya," ujar Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (6/12/2016).

Iriawan menjelaskan, informasi tersebut didapat dari pihak intelijen. Untuk itu, pihaknya melakukan penangkapan terhadap para tokoh tersebut.

Ia mengungkapkan, penangkapan tersebut dilakukan untuk menggagalkan upaya mereka dalam melakukan makar. Dengan demikian, massa yang telah disiapkan tersebut tidak terkoordinasi. Sebab, para tokoh pimpinannya telah diciduk polisi.

"Massa cair itu akan diambil dan beberapa massa yang memang sudah disiapkan. Karena diambil pentolannya, massa itu liar dan tidak ada yang mengendalikan kayak ayam kehilangan induk. Kalau pada saat itu ada mereka, itu akan terjadi (makar)," kata Iriawan.

Delapan orang yang ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan permufakatan makar adalah Rachmawati Soekarnoputri, Kivlan Zein, Ratna Sarumpaet, Adityawarman, Eko, Alvin, Sri Bintang Pamungkas, dan Firza Huzein. Mereka disangka melanggar Pasal 107 jo Pasal 110 jo Pasal 87 KUHP.


Editor   : tagor
Sumber : kompas

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.