Polemik RSUD Djasamen Saragih, Pj Walikota Ngaku Belum ada Solusi
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Aksi mogok sejumlah dokter RSUD Djasamen Saragih dengan menuntut direktur RSUD Djasamen Saragih dr Ria Telaumbanua dicopot berimbas pelayanan kepada masyarakat yang kurang maksimal.
BACA JUGA Bah! Dokter RSUD Djasamen Saragih Masih Mogok
Namun, Penjabat (Pj) Walikota Pematangsiantar, Anthony Siahaan mengaku hingga saat ini belum mendapatkan solusi atas masalah yang melilit Badan Layanan Usaha Daerah Rumah Sakit Umum Daerah (BLUD-RSUD) Djasamen Saragih. Ia mengaku sudah mendapat laporan atas situasi yang ada saat ini dari manajemen, Direktur Umum, dan Dewan Pengawas BLUD RSUD Djasamen Saragih. Namun,laporan tersebut tidak disertai data yang bisa dijadikan bahan kajian mengevaluasi.
Menurut Anthony Siahaan, kemelut di rumah sakit bukan persoalan yang gampang untuk diselesaikan. Dan menyelesaikan itu akan semakin tidak mudah, bila disandingkan dengan masa waktu tugas Antony Siahaan di Pematangsiantar.
“Saya baru hitungan satu setengah bulan disini (Siantar). Apakah serta merta dengan hitungan bulan saya berada disini seluruh persoalan di Kota Pematangsiantar ini dapat kelar semua. Saya bukan mau menyalahkan rekan-rekan (kepala daerah) terdahulu, tetapi mari kita sikapi. Mengevaluasinnya itu kan tidak bisa seperti membalikkan telapak tangan. Data dan informasih harus lengkap. Katanya ada dokter mogok, ada laporan tidak?,”kata Antony,Rabu (21/12/2016).
BACA JUGA Aksi demo Dokter, Dr.Ria : Saya Siap Dicopot Karena Remunerisasi
Karena ketiadaan data itulah, dirinha tidak melakukan rapat dengan mengundang dewan pengawas, jajaran Dirut, dan dokter yang kecewa terhadap kinejar Dr Ria Telambanua.
Ditambah kesibukannya sebagai Pj Walikota.
"Belum pernah (mengadakan rapat). Kalau bertemu sudah tetapi rapat belum. Ini masalah kesibukan. Saya tidak ada kepentingan di Siantar ini. Mari kembali tupoksi masing-masing. Menejemen melakukan apa, pengawas melakukan apa, para tenaga medis melakukan apa, administrasi melakukan apa. Itu hasil pekerjaan itu adalah data,”katanya.
Ketika disampaikan soal kemungkinan adanya pandangan masyarakat terhadap Pj Walikota yang tidak melakukan tugasnya mencari solusi atas masalah rumah sakit, Antony menilai bahwa itu hak masyarakat.
“Masa saya larang, mereka (dokter) sudah pernah datang ke tempat saya, pengawas sudah, evaluasi pimpinan rumah sakit, tetapi data?. Dasar mengevaluasi data,”jelasnya seraya mengatakan bahwa selama ini Pj Walikota sudah meminta data atas masalah ini ke semua pihak yang terkait namun hingga saat ini tak kunjung didapatkan.
“Saya sudah minta ke Dinas Kesehatan, ke Ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia) sudah. Sama dokter Ria sudah. Saya sudah sampaikan, tolong dilengkapi kalau memberikan laporan itu. Ada data pendukung. Katanya ada mogok, mogok kapan, demo kapan, dituntut apa, hasilnya apa. Katanya tidak menerima jasa medis, katanya tidak merata (pembagian), seperti apa aturannya itu (tidak ada data). Kalau mau dibukin rumit, rumit kali itu (rumah sakit). Kalau ditanya sama saya secara teknis, ya tidak ngerti-ngerti aku. Ada katanya alat medis tidak difungsikan, tidak digunakan, macam mana saya tahu itu,. Tanpa data saya tidak bisa mengambil kesimpulan. Hingga saat ini belum ada intisarinya,” ucapnya.
BACA JUGA Dokter Spesialis Mogok Kerja, Pasien Telantar
Terhadap dokter yang sudah menerima gaji tetap namun tidak melaksanakan tugas dan fungsinya, kata Anthony Siahaan, akan dievaluasi karena semua sudah diatur sesuai dengan ketentuan ASN sesuai dengan PP 53 Tahun 2010. “Kalau mereka terima gaji, mogok (juga) itu salah. Apa gunanya kepegawaian disana. Apa gunanya absen. Apa bisa pakai elektronik system mengobati pasien. Kan tidak bisa. Harus datang. Makanya data harus akurat. Mengatakan mereka datang atau tidak bagaimana. (Kalau dokter mendapatkan gaji) masih melakukan mogk kerja, itu artinya ada inkonsintensi. Diterimanya gaji tetapi tidak bekerja,” ucapnya.
“Makanya saya kembali kepada prinsip pelayanan tadi. Mari kita berpikiran positif untuk membenahi ini semua. Mari para dokter bekerja sesuai dengan fungsinya dengan benar. Kalau dia seorang dokter ya melayanilah kepada masyarakat. Persoalan disitu ada pimpinan (Direktur BLUD RSUD) yang begini, begitu dan lainnya, ya sampaikan kepada pimpinannya (Walikota). Pimpinannya sekarang siapa? Ya saya. Itulah fungsinya saya mendengarkan itu. Tidak serta merta boleh seperti memakan cabai," katanya.
Penulis : franki
Editor : tagor
BACA JUGA Bah! Dokter RSUD Djasamen Saragih Masih Mogok
Pj walikota Anthony Siahaan saat memberikan keterangan kepada wartawan |
Menurut Anthony Siahaan, kemelut di rumah sakit bukan persoalan yang gampang untuk diselesaikan. Dan menyelesaikan itu akan semakin tidak mudah, bila disandingkan dengan masa waktu tugas Antony Siahaan di Pematangsiantar.
“Saya baru hitungan satu setengah bulan disini (Siantar). Apakah serta merta dengan hitungan bulan saya berada disini seluruh persoalan di Kota Pematangsiantar ini dapat kelar semua. Saya bukan mau menyalahkan rekan-rekan (kepala daerah) terdahulu, tetapi mari kita sikapi. Mengevaluasinnya itu kan tidak bisa seperti membalikkan telapak tangan. Data dan informasih harus lengkap. Katanya ada dokter mogok, ada laporan tidak?,”kata Antony,Rabu (21/12/2016).
BACA JUGA Aksi demo Dokter, Dr.Ria : Saya Siap Dicopot Karena Remunerisasi
Karena ketiadaan data itulah, dirinha tidak melakukan rapat dengan mengundang dewan pengawas, jajaran Dirut, dan dokter yang kecewa terhadap kinejar Dr Ria Telambanua.
Ditambah kesibukannya sebagai Pj Walikota.
"Belum pernah (mengadakan rapat). Kalau bertemu sudah tetapi rapat belum. Ini masalah kesibukan. Saya tidak ada kepentingan di Siantar ini. Mari kembali tupoksi masing-masing. Menejemen melakukan apa, pengawas melakukan apa, para tenaga medis melakukan apa, administrasi melakukan apa. Itu hasil pekerjaan itu adalah data,”katanya.
Ketika disampaikan soal kemungkinan adanya pandangan masyarakat terhadap Pj Walikota yang tidak melakukan tugasnya mencari solusi atas masalah rumah sakit, Antony menilai bahwa itu hak masyarakat.
“Masa saya larang, mereka (dokter) sudah pernah datang ke tempat saya, pengawas sudah, evaluasi pimpinan rumah sakit, tetapi data?. Dasar mengevaluasi data,”jelasnya seraya mengatakan bahwa selama ini Pj Walikota sudah meminta data atas masalah ini ke semua pihak yang terkait namun hingga saat ini tak kunjung didapatkan.
“Saya sudah minta ke Dinas Kesehatan, ke Ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia) sudah. Sama dokter Ria sudah. Saya sudah sampaikan, tolong dilengkapi kalau memberikan laporan itu. Ada data pendukung. Katanya ada mogok, mogok kapan, demo kapan, dituntut apa, hasilnya apa. Katanya tidak menerima jasa medis, katanya tidak merata (pembagian), seperti apa aturannya itu (tidak ada data). Kalau mau dibukin rumit, rumit kali itu (rumah sakit). Kalau ditanya sama saya secara teknis, ya tidak ngerti-ngerti aku. Ada katanya alat medis tidak difungsikan, tidak digunakan, macam mana saya tahu itu,. Tanpa data saya tidak bisa mengambil kesimpulan. Hingga saat ini belum ada intisarinya,” ucapnya.
BACA JUGA Dokter Spesialis Mogok Kerja, Pasien Telantar
Terhadap dokter yang sudah menerima gaji tetap namun tidak melaksanakan tugas dan fungsinya, kata Anthony Siahaan, akan dievaluasi karena semua sudah diatur sesuai dengan ketentuan ASN sesuai dengan PP 53 Tahun 2010. “Kalau mereka terima gaji, mogok (juga) itu salah. Apa gunanya kepegawaian disana. Apa gunanya absen. Apa bisa pakai elektronik system mengobati pasien. Kan tidak bisa. Harus datang. Makanya data harus akurat. Mengatakan mereka datang atau tidak bagaimana. (Kalau dokter mendapatkan gaji) masih melakukan mogk kerja, itu artinya ada inkonsintensi. Diterimanya gaji tetapi tidak bekerja,” ucapnya.
“Makanya saya kembali kepada prinsip pelayanan tadi. Mari kita berpikiran positif untuk membenahi ini semua. Mari para dokter bekerja sesuai dengan fungsinya dengan benar. Kalau dia seorang dokter ya melayanilah kepada masyarakat. Persoalan disitu ada pimpinan (Direktur BLUD RSUD) yang begini, begitu dan lainnya, ya sampaikan kepada pimpinannya (Walikota). Pimpinannya sekarang siapa? Ya saya. Itulah fungsinya saya mendengarkan itu. Tidak serta merta boleh seperti memakan cabai," katanya.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar