Header Ads

Sungguh Pilu, Firasat Sang Polisi sebelum Putranya Tewas Tertembak Pistol Revolver Sendiri

LINTAS PUBLIK - BINAMU,  Sehari sebelum tewas tertembak senjata api milik ayahnya Aiptu Tengku, Muhammad Alif, sempat meminta dibelikan bola kaki.

Hal itu diungkapkan sang ayah, Aiptu Tengku sesaat setelah jasad anaknya Alif dimakamkan di pemakaman keluarga di Kampung Tanrusampe, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Senin (26/12/2016) sore.

"Sehari sebelumnya dia (Alif) naik motor sendiri datangi saya di kebun, dia minta dibelikan bola, dia bilang 'bapak belikanka bola mikasa, saya tidak mau bola plastik'," kata Aiptu Tengku menirukan permintaan sang anak.

Aiptu Tengku (mengenakan kopiah hitam putih-menghadap kamera) menyaksikan jenazah anaknya saat akan di bawa ke liang lahat di pemakaman keluarga Kampung Tanrusampe, Kecamatan Binamu, Jeneponto, Senin (26/12/2016) sore.
Mengenal anaknya hobi main bola, Aiptu tengku pun berjanji kepada Alif.

"Karena saya tahu harganya itu bola ratusan ribu, saya bilangmi, "Iye nak, nanti keluar uang remunerasiku baru saya belikanki," kata personel yang bertugas di SPKT Polres Jeneponto itu.

Aiptu Tengku juga mengaku mendapat firasat sehari sebelum kepergian anak ketiganya tersebut.

"Kemarinnya pagi-pagi saat saya mau ke kantor saya tidak lihat mukanya," kata Aiptu Tengku mengenang kepergian anaknya.

Lanjut Tengku, "sore saya pulang saya lihat dia kecil sekali, malam - malam saya makan malam sama - sama saya lihat mukanya putih sekali, " tutur Tengku.

Usai makan malam bersama, Aiptu Tengku pun bergegas meninggalkan rumahnya menuju Mapolres Jeneponto, untuk melanjutkan tugas di Pos Penjagaan SPKT.

Lima menit setelah tiba, dirinya pun baru mengingat senpi jenis revolver miliknya tertinggal di atas lemari kamarnya.

Tidak lama setelah dirinya teringat, anak keduanya yang merupakan kakak Alif memberi kabar bahwa sang adik tertembak, Minggu (26/12/2016) pukul 19.30 Wita.

"Sudah setahun lebih saya pegang itu sempi, saya sudah tanya ke semua anak - anak bahwa ini (revolver) jangan di ganggu, "kata Tengku.

"Tapi mau diapa mungkin sudah takdir, karena itu lemari tinggi sekali, saya saja menjinjit kalau mau mengambilnya, " tutur Tengku menceritakan pilunya.(*)


Editor      : tagor
Sumber   : tribun


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.