Header Ads

Anak Siantar Harus Tahu, Inilah Sejarah Korem 022/Pantai Timur di jalan Asahan

LINTAS PUBLIK, Sejarah terbentuknya Korem 022/Pantai Timur tidak terlepas dari rangkaian panjang dari proses pembentukan kekuatan-kekuatan bersenjata di daerah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dalam rangka membela dan mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.



Pada tanggal 20 Desember 1947 KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) merupakan lembaga perwakilan pada awal kemerdekaan, menerima Mosi Rasionalisasi Angkatan Perang yang diajukan oleh Z.Baharudin dan kawan-kawan (politisi dari sayap kiri). Ada 2 (dua) hal yang menjadi pokok pikiran Reorganisasi dan Rasionalisasi, yaitu :

BACA JUGA  Korem 022/Pantai Timur Galakan Fungsi Babinsa di Desa, Ini Kodim dan Batalyonnya

Pertama; Organisasi dan kekuatan TNI harus diperkecil dan disederhanakan supaya lebih efisien dan efektif sesuai dengan posisi dan keadaan RI pada masa itu.

Kedua; Dalam NIS (Negara Indonesia Serikat) yang akan dibentuk TNI harus bersaing dengan Perwira-Perwira yang diwariskan oleh Belanda. Karena itu, Angkatan Perang RI harus menyiapkan tokoh-tokoh pimpinan terutama dalam hal kecakapan teknis.

Dalam proses Reorganisasi dan Rasionalisasi ternyata dimanfaatkan oleh paham politik tertentu, sehingga menimbulkan reaksi dari kalangan TNI. Setelah Reorganisasi dan Rasionalisasi kembali ke arah tujuan semula maka proses tersebut dilanjutkan kembali. Dalam rencana, Reorganisasi dan Rasionalisasi di Sumatera dilaksanakan melalui dua tahap:

Tahap Pertama; Organisasi lama dihapuskan, Sumatera akan dibagi menjadi delapan Subteritorium, meliputi:

1) Subteritorium I (untuk Keresidenan Palembang).
2) Subteritorium II (untuk Keresidenan Lampung).
3) Subteritorium III (untuk Keresidenan Bengkulu).
4) Subteritorium IV (untuk Keresidenan Jambi).
5) Subteritorium V (untuk Keresidenan Sumatera Barat).
6) Subteritorium VI (untuk Keresidenan Riau).
7) Subteritorium VII (untuk Keresidenan Tapanuli dan Sumatera Timur bagian Selatan).
8) Subteritorium VIII (untuk Keresidenan Aceh dan Sumatera Timur bagian Utara).

Tahap Kedua; Jumlah Teritorium yang 8 (delapan) buah akan disederhanakan sehingga menjadi empat yaitu :

1) Subteritorium I meliputi daerah Sumatera Selatan (Palembang, Lampung, Bengkulu dan Jambi).
2) Subteritorium II meliputi Sumatera Tengah (Sumatera Barat dan Riau).
3) Subteritorium III meliputi daerah Tapanuli dan Sumatera Timur bagian Selatan.
4) Subteritorium IV meliputi daerah Aceh dan Sumatera Timur bagian Utara.

Dalam pelaksanaannya, Reorganisasi dan Rasionalisasi di Sumatera tidak berjalan dengan baik tidak sesuai dengan tahapan yang direncanakan. Bahkan dalam tahap pertama rencana pembentukan delapan Sub Teritorium, hanya tujuh yang berhasil dibentuk, Sub Teritorium VIII tidak dapat dibentuk sehingga wilayah Aceh dan Sumatera Timur bagian Utara tetap seperti semula berupa Divisi X. Hal ini disebabkan karena dinamika Angkatan Perang baru yang sedang mencari bentuk ideal.

Salah satu perwujudan Reorganisai dan Rasionalisasi TNI, pada tanggal 28 November 1948 terbentuk Subteritorium VII sebagai satu kesatuan Komando di Sumatera Utara. Kedudukan Mako Subteritorium VII di Sibolga, membawahi 4 Sektor keamanan salah satunya adalah Sektor IV Di Tapanuli Tengah. Pada tanggal 13 Desember 1949 Subteritorium VII (Sumut) dan Divisi – X (Aceh) digabung menjadi satu Kesatuan Komando yang diberi nama KOT (Komando Teritorium) dan KSU (Komando Sumatera Utara).

Keempat Sektor Keamanan dilikuidasi menjadi Brigade, salah satu diantaranya Brigade Tapanuli bermarkas di Sibolga. Selanjutnya pada tanggal 1 Januari 1951 Brigade Tapanuli dan Brigade Bukit Barisan dipindah dari Tapanuli Tengah ke Tanah Karo (Brastagi).

Pada tanggal 6 Maret 1952 Brigade Bukit Barisan berubah menjadi Resimen-2/Sumatera Timur membawahi 3 Yonif dan 6 TDM. Satu tahun kemudian, pada tanggal 30 Juni 1953 Markas Resimen dipindahkan dari Brastagi ke Pematang Siantar.

Pada tanggal 1 Desember 1953 Resimen-2/Sumatera Timur berubah menjadi Komando Resimen-2 membawahi 4 Yonif, 6 TDM dan KMK Pematang Siantar. Sementara itu pada saat daerah Aceh dan Sumatera Tengah berdiri sendiri, masing masing menjadi satu Kesatuan Komando, maka Komando T (Teritorium) dan T-I/Bukit Barisan yang berada di wilayah Sumatera Tengah menjadi Kodam II/Bukit Barisan, membawahi 5 Komando DP (Daerah Pertempuran) salah satu diantaranya Ko DP-2 yang berasal dari Komando RI-2 tmt, 01 Maret 1960. Pada tanggal 8 Maret 1961 Komando DP-2 berubah menjadi Korem-A dengan Markas Komando yang berkedudukan di Langkat yang membawahi empat Komando Teritorial yaitu: Deli Serdang, Simalungun, Asahan dan Labuhanbatu.

1. Selanjutnya sesuai kebijakan Komando Atas maka pada tanggal 1 Juni 1962 Korem A berubah menjadi Korem 021/Pantai Timur dan kedudukan Markas Komando dipindah dari Langkat ke Pematang Siantar. Sementara Resimen berubah menjadi Brigif 7/Rimba Raya yang membawahi 3 Yonif dengan Markas Komando berkedudukan di Medan.

Dengan berpindahnya Markas Komando Resor Militer 021/Pantai Timur maka di Langkat dibentuk Komando Teritorial, dengan kedudukan Markas Komando di kota Binjai. Dengan adanya likuidasi pada tahun 1985 Kodam I, II dan III menjadi Kodam I/Bukit Barisan, maka daerah Langkat dan 3 Yonif Brigif 7/Rimba Raya menjadi organik Korem 021/Pantai Timur.

2. Proses Pembentukan Korem 022/Pantai Timur

Perubahan situasi yang sangat dinamis saat itu menuntut penataan organisasi TNI menuju pada kemapanan, sesuai tuntutan dan kebutuhan. Tmt 1 Juni 1962 Korem-A berubah menjadi Korem 021/Pantai Timur dan Komando-Komando pertempuran dirubah menjadi 4 Komando Teritorial yang berada di Deli Serdang, Simalungun, Asahan dan Labuhan Batu. Pada tanggal 1 Juni 1982 Korem 021/Pantai Timur berubah menjadi Korem 022/ Pantai Timur.

3. Kondisi Awal

Kondisi awal berdirinya Korem 022/Pantai Timur dapat ditinjau dari beberapa segi. Sebagaimana sebuah organisasi berada dalam tahap pembentukan,dari segi personel maupun materiil masih jauh dari ideal.Demikian juga dengan Piranti Lunak sebagai pedoman dalam menjalankan Organisasi. Jadi masih terbentang jauh jarak antara yang seharusnya dengan kenyataaannya.

4. Macam Kegiatan Tradisi Satuan

Kegiatan Tradisi satuan di Korem 022/Pantai Timur dan jajarannya bertujuan untuk memupuk rasa jiwa korsa dan kecintaan terhadap satuan. Kegiatan yang bersifat tradisi satuan diatur dalam bentuk Protap satuan. Adapun macam-macam kegiatan yang berbentuk tradisi satuan antara laan sebagai berikut:

1. Peringatan hari jadi satuan.
2. Peringatan tradisi satuan-satuan Infanteri.
3. Pelepasan dan penyambutan personel.



Dengan mempertimbangkan kondisi dan permasalahan yang dihadapi bangsa dan negara dewasa ini dan di masa-masa mendatang, serta berpedoman pada arah kebijakan pembangunan pertahanan dan keamanan, visi dan misi yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut:

Visi  Korem 022/Pantai Timur

Dengan cinta kasih dan persahabatan berkarya di masa damai bersiap menghadapi ancaman

Misi  Korem 022/Pantai Timur

Mewujudkan pemberdayaan wilayah pertahanan darat guna menciptakan ketahanan wilayah dan kemanunggalan TNI-Rakyat, dalam rangka menjaga keutuhan wilayah NKRI.
Meningkatkan profesional sehingga mampu melaksanakan tugas guna menangkal berbagai bentuk ancaman dan kerawanan yang akan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Membangun, memelihara, meningkatkan dan memantapkan kemanunggalan TNI-Rakyat.
Meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan cara TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD ).
DUAJA  Korem 022/Pantai Timur

Arti dan Makna Lambang Satuan

Segi Lima : Melambangkan jumlah Sila sebagai dasar dalam berfikir dan bertindak.
Padi dan Kapas : Melambangkan Kesejahteraan dan kemakmuran negara.
Bintang : Melambangkan cita-cita yang tinggi dan luhur.
Sepasang Pohon Kelapa : Melambangkan ciri khas potensi alam.
Keris : Melambangkan keberanian dan keteguhan hati.
Tulisan “PANTAI TIMUR” : Melambangkan nama satuan.
Warna Biru : Melambangkan kesetiaan dan ketetapan hati terhadap Sapta Marga, tegas dan konsekwen dalam menjalankan tugas demi kepentingan Nusa dan bangsa.


Demikian ulasan sejarah  Korem 022/Pantai Timur yang berada di kota Pematangsiantar, jadi Anak Siantar (masyarakat Siantar) dapat mengetahui sejarahnya.

Penulis   : tagor
Sumber  : arsipkorem022/pt

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.