BI Pematangsiantar Sosialisasikan Uang Rupiah TE 2016 Kepada Prajurit TNI Angkatan Laut Tanjungbalai
LINTAS PUBLIK-TANJUNG BALAI, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar menyampaikan sosialisasi uang Rupiah baru tahun emisi 2016 kepada prajurit TNI Angkatan Laut Tanjungbalai Asahan. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Markas Komando TNI-AL Tanjungbalai Asahan di Jl. Tanjung Berombang Desa Asahan Mati Kec. Tanjung Balai Kota Tanjungbalai. Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 82 orang yang terdiri dari unsur pimpinan dan prajurit TNI-AL Tanjungbalai Asahan, Rabu (11 /1/ 2017).
Pada kesempatan tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar menyampaikan bahwa terhitung sejak tanggal 19 Desember 2016, Bank Indonesia resmi mengeluarkan dan mengedarkan uang Rupiah baru Tahun Emisi 2016 yang terdiri dari 7 jenis pecahan uang kertas dan 4 jenis pecahan uang logam.
Launching uang Rupiah tersebut dilakukan langsung oleh Presiden Republik Indonesia. Uang kertas terdiri dari pecahan nominal Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000, dan Rp1.000. Sedangkan uang logam terdiri dari pecahan nominal Rp1.000, Rp500, Rp200, dan Rp100.
Pada uang Rupiah TE 2016 tersebut, terdapat beberapa fitur utama antara lain gambar pahlawan nasional di bagian utama/depan dari uang, dan gambar tarian serta panorama alam Indonesia pada bagian belakang uang. Pencantuman pahlawan merupakan amanat UU No.7 tahun 2011 tentang mata uang dan sebagai bagian dari wujud penghargaan dan terima kasih atas jasa para pahlawan dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Adapun gambar tarian dan panorama pada uang Rupiah baru ini merupakan upaya untuk lebih memperkenalkan keragaman seni budaya dan kekayaan alam Indonesia.
Uang Rupiah TE 2016 dilengkapi dengan 12 fitur pengaman yang bertujuan untuk melindungi uang Rupiah dari usaha pemalsuan. Beberapa unsur pengaman antara lain tanda air, benang pengaman, tulisan mikro, tinta berubah warna, gambar tersembunyi, serta gambar saling isi atau Rectoverso.
Lebih lanjut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Elly Tjan, menyampaikan beberapa isu atau berita Hoax terkait penerbitan uang Rupiah. Penyampaian informasi ini dimaksudkan agar masyarakat memperoleh informasi yang lengkap dan akurat sehingga masyarakat tidak mudah terpengaruh atau terprovokasi isu-isu yang tidak benar dan potensi menimbulkan ketidaknyamanan di masyarakat.
"Salah satu isu tidak benar/hoax dimaksud antara lain adanya isu lambang palu arit pada uang Rupiah. Berita ini tidak benar. Pada setiap uang kertas Rupiah yang masih berlaku (mulai pecahan Rp.1.000,- s.d. Rp.100.000,-) terdapat Unsur Pengaman yang disebut sebagai RECTOVERSO atau GAMBAR SALING ISI.
Rectoverso adalah suatu teknik cetak khusus pada uang kertas, dimana pada posisi yang sama dan saling membelakangi di bagian depan dan bagian belakang uang kertas terdapat suatu ornamen khusus seperti gambar tidak beraturan. Jika diterawang ke arah cahaya maka akan terbentuk suatu gambar yang beraturan (inilah kenapa Rectoverso sebagai “Gambar Saling Isi”) , dalam hal ini ornamen lambang "BI"
(singkatan dari Bank Indonesia). Sejauh ini Rectoverso adalah unsur pengaman yang sulit dipalsukan,"ujar Elly.
Sebagai informasi bahwa pengeluaran uang Rupiah telah melalui proses dan kajian yang cukup panjang
dan melibatkan beberapa lembaga negara antara lain Badan Intelijen Negara, Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan, dan Kementerian Keuangan.
Kepala Perwakilan menyampaikan himbauan kepada semua elemen masyarakat agar mencintai uang Rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa Indonesia. Jangan mudah percaya dengan isu negatif yang berkembang di media sosial khususnya terkait dengan uang Rupiah yang ada saat ini. Sesuai amanat Undang-undang, yang diberi kewenangan untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang Rupiah di wilayah NKRI adalah Bank Indonesia. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Bank Indonesia selalu berkoordinasi dengan pemerintah. Dalam hal diperlukan informasi lebih lengkap terkait Rupiah, dapat menghubungi tim Bank Indonesia.
Sebagai penutup sosialisasi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar menyerahkan cinderamata kepada Angkatan Laut Tanjungbalai Asahan. Selanjutnya, Tim Bank Indonesia juga memberikan layanan penukaran uang Rupiah baru kepada peserta sosialisasi, yang dimaksudkan untuk lebih memperkenalkan uang Rupiah Baru kepada seluruh elemen masyarakat.
Penulis : franki
Editor : tagor
Pada kesempatan tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar menyampaikan bahwa terhitung sejak tanggal 19 Desember 2016, Bank Indonesia resmi mengeluarkan dan mengedarkan uang Rupiah baru Tahun Emisi 2016 yang terdiri dari 7 jenis pecahan uang kertas dan 4 jenis pecahan uang logam.
Launching uang Rupiah tersebut dilakukan langsung oleh Presiden Republik Indonesia. Uang kertas terdiri dari pecahan nominal Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000, dan Rp1.000. Sedangkan uang logam terdiri dari pecahan nominal Rp1.000, Rp500, Rp200, dan Rp100.
Pada uang Rupiah TE 2016 tersebut, terdapat beberapa fitur utama antara lain gambar pahlawan nasional di bagian utama/depan dari uang, dan gambar tarian serta panorama alam Indonesia pada bagian belakang uang. Pencantuman pahlawan merupakan amanat UU No.7 tahun 2011 tentang mata uang dan sebagai bagian dari wujud penghargaan dan terima kasih atas jasa para pahlawan dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.
Adapun gambar tarian dan panorama pada uang Rupiah baru ini merupakan upaya untuk lebih memperkenalkan keragaman seni budaya dan kekayaan alam Indonesia.
Uang Rupiah TE 2016 dilengkapi dengan 12 fitur pengaman yang bertujuan untuk melindungi uang Rupiah dari usaha pemalsuan. Beberapa unsur pengaman antara lain tanda air, benang pengaman, tulisan mikro, tinta berubah warna, gambar tersembunyi, serta gambar saling isi atau Rectoverso.
Lebih lanjut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Elly Tjan, menyampaikan beberapa isu atau berita Hoax terkait penerbitan uang Rupiah. Penyampaian informasi ini dimaksudkan agar masyarakat memperoleh informasi yang lengkap dan akurat sehingga masyarakat tidak mudah terpengaruh atau terprovokasi isu-isu yang tidak benar dan potensi menimbulkan ketidaknyamanan di masyarakat.
"Salah satu isu tidak benar/hoax dimaksud antara lain adanya isu lambang palu arit pada uang Rupiah. Berita ini tidak benar. Pada setiap uang kertas Rupiah yang masih berlaku (mulai pecahan Rp.1.000,- s.d. Rp.100.000,-) terdapat Unsur Pengaman yang disebut sebagai RECTOVERSO atau GAMBAR SALING ISI.
Rectoverso adalah suatu teknik cetak khusus pada uang kertas, dimana pada posisi yang sama dan saling membelakangi di bagian depan dan bagian belakang uang kertas terdapat suatu ornamen khusus seperti gambar tidak beraturan. Jika diterawang ke arah cahaya maka akan terbentuk suatu gambar yang beraturan (inilah kenapa Rectoverso sebagai “Gambar Saling Isi”) , dalam hal ini ornamen lambang "BI"
(singkatan dari Bank Indonesia). Sejauh ini Rectoverso adalah unsur pengaman yang sulit dipalsukan,"ujar Elly.
Sebagai informasi bahwa pengeluaran uang Rupiah telah melalui proses dan kajian yang cukup panjang
dan melibatkan beberapa lembaga negara antara lain Badan Intelijen Negara, Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan, dan Kementerian Keuangan.
Kepala Perwakilan menyampaikan himbauan kepada semua elemen masyarakat agar mencintai uang Rupiah sebagai simbol kedaulatan bangsa Indonesia. Jangan mudah percaya dengan isu negatif yang berkembang di media sosial khususnya terkait dengan uang Rupiah yang ada saat ini. Sesuai amanat Undang-undang, yang diberi kewenangan untuk mengeluarkan dan mengedarkan uang Rupiah di wilayah NKRI adalah Bank Indonesia. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Bank Indonesia selalu berkoordinasi dengan pemerintah. Dalam hal diperlukan informasi lebih lengkap terkait Rupiah, dapat menghubungi tim Bank Indonesia.
Sebagai penutup sosialisasi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Pematangsiantar menyerahkan cinderamata kepada Angkatan Laut Tanjungbalai Asahan. Selanjutnya, Tim Bank Indonesia juga memberikan layanan penukaran uang Rupiah baru kepada peserta sosialisasi, yang dimaksudkan untuk lebih memperkenalkan uang Rupiah Baru kepada seluruh elemen masyarakat.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar