Header Ads

Cerita Jokowi mengenai Harga BBM di Papua dari Rp 60.000 Jadi Rp 6.450

LINTAS PUBLIK - AMBON,  Presiden Joko Widodo mengungkapkan semangat gotong royong dan kebersamaan akan membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju berdaulat dan berkeadilan.

“Kalau kita terus bersama-sama gotong royong, kita akan dapat mewujudkan masyarakat yang beradab, yang maju, yang berdaulat, dan berkeadilan,” ucap Jokowi saat membuka Tanwir Muhammadiyah di Kota Ambon, Jumat (24/2/2017).

Presiden Jokowi meresmikan klinik apung Said Tuhuleley di Ambon, Maluku, Jumat (24/2/2017)
Terkait hal itu, Jokowi mengisahkan bahwa saat berkunjung ke Wamena, Papua Barat, dia mendengar langsung keluhan warga mengenai harga bensin yang mencapai Rp 60.000 per liter.

“Saya kaget harga bensin di Wamena itu kalau harga normal Rp 60.000, kalau keadaan tidak normal itu sampai Rp 100.000. Itu belum yang di atas Wamena, seperti Puncak Jaya,” ucapnya.

Dari kunjungan itu, sebut Jokowi, dirinya merasakan betul bahwa masyarakat di Papua sangat kesulitan karena harga-harga yang sangat tinggi. Kondisi yang tidak berkeadilan itu dialami selama puluhan tahun, tetapi warga tetap diam saja.

“Saya berpikir ini sudah berpuluh tahun mereka tidak pernah protes kita yang di Jawa, kalau naik Rp 500-Rp 1.000 saja demonya sampai tiga bulan,” katanya.

Sepulang dari kunjungan itu, Jokowi mengaku, dia langsung memanggil menteri terkait untuk segera menyelesaikan masalah tersebut.

”Saya bilang pak menteri, saya ingin di Papua harga bensin sama harganya dengan yang ada di Jawa dan daerah lain. Satu tahun lebih perintah saya itu baru dilaksanakan baru bulan Oktober tahun lalu,” ujarnya.

“Saat ini harga itu bisa sama, dari Rp 60.000, Rp 70.000, Rp 100.000, menjadi Rp 6.450. Itu pun nunggu satu tahun,” tambah Presiden.


Sumber    : kompas/t

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.