Gempa 4,5 SR Guncang Deliserdang, Medan hingga Berastagi Terasa Guncangan Hebat
LINTAS PUBLIK, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika melaporkan terjadi gempa berkekuatan 4,5 Skala Ritcher di Kabupaten Deli Serdang Jumat (10/2/2017), pukul 01.00 WIB. Getaran dirasakan juga di Medan, Tutungan, Binjai dan Berastagi, Sumatera Utara.
Keterangan resmi dari BMKG yang dilansir di Jakarta, menyebutkan, pusat gempa berada di darat, dengan jarak 24 kilometer arah Barat Daya Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dengan titik kedalaman 10 kilometer.
Getaran gempa paling kencang terasa di Brastagi, Medan dan Tuntungan dengan skala intensitas Mercalli (MMI) di level II-III-IV.
Pusat gempa tersebut terjadi di titik koordinat 3,34 derajat Lintang Utara dan 98,5 derajat Bujur Timur.
Gempa Sebelumnya
Sebelumnya, guncangan gempa hebat melanda Kota Medan sebanyak dua kali pada Senin (16/1/2017) malam.
Pertama pada pukul 19.13 WIB dan kedua pukul 19.42 WIB.
Gempa pertama, berdasarkan info BMKG, gempa bermagnitudo 3,9 Skala Richter.
Lokasinya di 3.24 LU, 98.59 BT (23 km Barat Daya Kabupaten DELISERDANG-SUMUT). Dengan kedalaman 10 Km. Dirasakan di Medan I-II MMI (I SIG).
Gempa kedua berkekuatan 5,6 SR, Berlokasi di 3.33 LU,98.46 BT (28 km Barat Daya Kabupaten DELISERDANG-SUMUT) dengan kedalaman 10 Km.
Teranyar, Medan diguncang gempa lagi pukul 21.16 WIB. Namun BMKG belum merilis pusat gempa dan magnitudo gempa ini.
Penyebab
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan merilis penyebab gempa bumi yang terjadi di Sumatera Utara, khususnya dititik gempa yakni antara perbatasan Deliserdang dengan Tanah Karo. Menurut prediksi BMKG, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gempa.
"Berdasarkan hasil analisis pada peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di Sibolangit dengan intensitas sekitar III SIG-BMKG atau setara dengan VI MMI. Medan II SIG-BMKG (IV-V MMI), sedangkan Tuntungan, Tebing Tinggi, Pematang Siantar intensitasnya II SIG-BMKG ( II-III MMI)," kata Kepala Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Syahnan, Senin (16/1/2017) malam.
Namun, lanjutnya, secara umum sumber gempa di daratan Sumatera dapat disebabkan oleh aktifitas sesar lokal maupun aktifitas zona subduksi. Perbedaan kedua sumber gempa tersebut, katanya, dapat dilihat dari kedalaman sumber gempa.
"Gempa akibat aktifitas sesar lokal memiliki karakteristik kedalaman sumber yang dangkal. Sedangkan untuk sumber gempa akibat subduksi lempeng di Pulau Sumatera mempunyai kisaran kedalaman hingga ratusan kilometer," ungkap Syahnan.
Dari pengamatan yang diasampaikan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG,Drs Mochammad Riyadi, lanjut Syahnan, gempa bumi yang terjadi di barat daya Deli Serdang, Sumatera Utara ini jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya merupakan jenis gempabumi dangkal dan mempunyai mekanisme sesar mendatar.
Hal ini berarti gempa bumi terjadi akibat aktivitas sesar lokal.
Dengan kedalaman yang dangkal ini, sangat wajar jika guncangan akibat gempa dirasakan tidak terlalu luas.
"Patut disyukuri bahwa kekuatan gempabumi ini tidak terlalu besar, sehingga diharapkan tidak sampai menimbulkan kerusakan," katanya dalam rilis tersebut.
Dari hasil monitoring BMKG hingga saat ini, lanjut Syahnan, sudah terjadi 9 kali gempa bumi susulan dengan kekuatan lebih kecil dari gempa utamanya. Untuk itu, kata dia, kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang, dan terus mengikuti arahan BPBD dan informasi dari BMKG.
"Khusus masyarakat di daerah pesisir pantai barat Sumatera Utara dan sekitarnya diimbau agar tidak terpancing isu mengingat gempabumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami," ungkap Syahnan.
Ia menjelaskan bahwa kekuatan gempa sebesar5,6 skala richter dengan episenter pada koordinat 3,33 LU dan 98,46 BT, tepatnya di darat pada jarak 28 km arah barat daya Deli Serdang, Sumatera Utara pada kedalaman 10 km.(*)
Sumber : trubun/t
Keterangan resmi dari BMKG yang dilansir di Jakarta, menyebutkan, pusat gempa berada di darat, dengan jarak 24 kilometer arah Barat Daya Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dengan titik kedalaman 10 kilometer.
ilustrasi |
Pusat gempa tersebut terjadi di titik koordinat 3,34 derajat Lintang Utara dan 98,5 derajat Bujur Timur.
Gempa Sebelumnya
Sebelumnya, guncangan gempa hebat melanda Kota Medan sebanyak dua kali pada Senin (16/1/2017) malam.
Pertama pada pukul 19.13 WIB dan kedua pukul 19.42 WIB.
Gempa pertama, berdasarkan info BMKG, gempa bermagnitudo 3,9 Skala Richter.
Lokasinya di 3.24 LU, 98.59 BT (23 km Barat Daya Kabupaten DELISERDANG-SUMUT). Dengan kedalaman 10 Km. Dirasakan di Medan I-II MMI (I SIG).
Gempa kedua berkekuatan 5,6 SR, Berlokasi di 3.33 LU,98.46 BT (28 km Barat Daya Kabupaten DELISERDANG-SUMUT) dengan kedalaman 10 Km.
Teranyar, Medan diguncang gempa lagi pukul 21.16 WIB. Namun BMKG belum merilis pusat gempa dan magnitudo gempa ini.
Penyebab
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan merilis penyebab gempa bumi yang terjadi di Sumatera Utara, khususnya dititik gempa yakni antara perbatasan Deliserdang dengan Tanah Karo. Menurut prediksi BMKG, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya gempa.
"Berdasarkan hasil analisis pada peta tingkat guncangan (shakemap) BMKG dan laporan dari masyarakat, gempabumi ini dirasakan di Sibolangit dengan intensitas sekitar III SIG-BMKG atau setara dengan VI MMI. Medan II SIG-BMKG (IV-V MMI), sedangkan Tuntungan, Tebing Tinggi, Pematang Siantar intensitasnya II SIG-BMKG ( II-III MMI)," kata Kepala Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Syahnan, Senin (16/1/2017) malam.
Namun, lanjutnya, secara umum sumber gempa di daratan Sumatera dapat disebabkan oleh aktifitas sesar lokal maupun aktifitas zona subduksi. Perbedaan kedua sumber gempa tersebut, katanya, dapat dilihat dari kedalaman sumber gempa.
"Gempa akibat aktifitas sesar lokal memiliki karakteristik kedalaman sumber yang dangkal. Sedangkan untuk sumber gempa akibat subduksi lempeng di Pulau Sumatera mempunyai kisaran kedalaman hingga ratusan kilometer," ungkap Syahnan.
Dari pengamatan yang diasampaikan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG,Drs Mochammad Riyadi, lanjut Syahnan, gempa bumi yang terjadi di barat daya Deli Serdang, Sumatera Utara ini jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya merupakan jenis gempabumi dangkal dan mempunyai mekanisme sesar mendatar.
Hal ini berarti gempa bumi terjadi akibat aktivitas sesar lokal.
Dengan kedalaman yang dangkal ini, sangat wajar jika guncangan akibat gempa dirasakan tidak terlalu luas.
"Patut disyukuri bahwa kekuatan gempabumi ini tidak terlalu besar, sehingga diharapkan tidak sampai menimbulkan kerusakan," katanya dalam rilis tersebut.
Dari hasil monitoring BMKG hingga saat ini, lanjut Syahnan, sudah terjadi 9 kali gempa bumi susulan dengan kekuatan lebih kecil dari gempa utamanya. Untuk itu, kata dia, kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang, dan terus mengikuti arahan BPBD dan informasi dari BMKG.
"Khusus masyarakat di daerah pesisir pantai barat Sumatera Utara dan sekitarnya diimbau agar tidak terpancing isu mengingat gempabumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami," ungkap Syahnan.
Ia menjelaskan bahwa kekuatan gempa sebesar5,6 skala richter dengan episenter pada koordinat 3,33 LU dan 98,46 BT, tepatnya di darat pada jarak 28 km arah barat daya Deli Serdang, Sumatera Utara pada kedalaman 10 km.(*)
Sumber : trubun/t
Tidak ada komentar