JK: Kalau SBY Mau Ketemu Presiden, Sebaiknya Setelah Tanggal 15
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, keinginan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono untuk bertemu Presiden Joko Widodo adalah hal yang wajar.
Namun, Wapres menyarankan, pertemuan itu dilangsungkan setelah pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah serentak digelar.
“Saya kira Pak Jokowi pasti menerimanya. Ya setidak-tidaknya setelah tanggal 15 (Februari)-lah supaya tidak menjadi isu politik,” kata Kalla di Kantor Wapres, Jumat (3/2/2017).
Lebih jauh, Wapres meminta semua pihak dapat menahan diri agar tidak memperkeruh situasi jelang pencoblosan.
Suhu politik dua pekan jelang Pilkada DKI Jakarta cukup memanas. Hal ini terutama pasca-tim kuasa hukum Gubernur nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menyebut memiliki bukti percakapan antara SBY dan Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin.
Kuasa hukum Ahok menyebut, dalam percakapan telepon tersebut, SBY meminta Ma'ruf untuk segera mengeluarkan fatwa terkait penistaan agama. Itu diungkapkan saat persidangan dugaan penodaan agama dengan terdakwa Ahok. Ma'ruf saat itu menjadi saksi.
“Semua kita lebih tenanglah, semua masing-masing tenang dulu. Setelah tanggal 15 (Februari)-lah (pertemuannya). Jadi, pasti diterimalah itu,” kata dia.
SBY sebelumnya mengaku ingin bertemu Jokowi. SBY merasa perlu bertemu untuk membicarakan banyak hal terkait berbagai isu, terutama soal tuduhan yang selama ini diarahkan kepadanya.
Keinginan itu disampaikan SBY dalam jumpa pers di kantor DPP Demokrat, Jakarta, Rabu sore.
SBY mengaku mendapat informasi dari tiga sumber bahwa sebenarnya Jokowi ingin bertemu dengannya. Namun, ada pihak yang melarang.
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan menilai pernyataan yang disampaikan SBY kemarin sudah menyatakan secara terang benderang mengenai keinginannya untuk bertemu Jokowi.
Menurut Hinca, seharusnya Presiden dan pihak Istana menangkap pesan SBY yang sudah dimuat di berbagai media itu.
Sementara itu, pada Kamis (2/2/2017), Jokowi menyatakan akan meluangkan waktu untuk bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun, hal itu menunggu permohonan bertemu dari SBY yang juga merupakan Presiden keenam RI.
"Kan saya sudah sampaikan bolak-balik, waktunya akan diatur. Tetapi kalau ada permintaan," ujar Jokowi saat diwawancarai wartawan di JCC, Senayan, Jakarta Pusat.
Sumber : kompas/t
Namun, Wapres menyarankan, pertemuan itu dilangsungkan setelah pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah serentak digelar.
“Saya kira Pak Jokowi pasti menerimanya. Ya setidak-tidaknya setelah tanggal 15 (Februari)-lah supaya tidak menjadi isu politik,” kata Kalla di Kantor Wapres, Jumat (3/2/2017).
Wakil Presiden Jusuf Kalla |
Suhu politik dua pekan jelang Pilkada DKI Jakarta cukup memanas. Hal ini terutama pasca-tim kuasa hukum Gubernur nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menyebut memiliki bukti percakapan antara SBY dan Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin.
Kuasa hukum Ahok menyebut, dalam percakapan telepon tersebut, SBY meminta Ma'ruf untuk segera mengeluarkan fatwa terkait penistaan agama. Itu diungkapkan saat persidangan dugaan penodaan agama dengan terdakwa Ahok. Ma'ruf saat itu menjadi saksi.
“Semua kita lebih tenanglah, semua masing-masing tenang dulu. Setelah tanggal 15 (Februari)-lah (pertemuannya). Jadi, pasti diterimalah itu,” kata dia.
SBY sebelumnya mengaku ingin bertemu Jokowi. SBY merasa perlu bertemu untuk membicarakan banyak hal terkait berbagai isu, terutama soal tuduhan yang selama ini diarahkan kepadanya.
Keinginan itu disampaikan SBY dalam jumpa pers di kantor DPP Demokrat, Jakarta, Rabu sore.
SBY mengaku mendapat informasi dari tiga sumber bahwa sebenarnya Jokowi ingin bertemu dengannya. Namun, ada pihak yang melarang.
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan menilai pernyataan yang disampaikan SBY kemarin sudah menyatakan secara terang benderang mengenai keinginannya untuk bertemu Jokowi.
Menurut Hinca, seharusnya Presiden dan pihak Istana menangkap pesan SBY yang sudah dimuat di berbagai media itu.
Sementara itu, pada Kamis (2/2/2017), Jokowi menyatakan akan meluangkan waktu untuk bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Namun, hal itu menunggu permohonan bertemu dari SBY yang juga merupakan Presiden keenam RI.
"Kan saya sudah sampaikan bolak-balik, waktunya akan diatur. Tetapi kalau ada permintaan," ujar Jokowi saat diwawancarai wartawan di JCC, Senayan, Jakarta Pusat.
Sumber : kompas/t
Tidak ada komentar