Header Ads

Puluhan Tahun Gelap, Warga Perbatasan Akhirnya Bisa Nikmati Listrik

LINTAS PUBLIK - ATAMBUA,  Warga Desa Duakoran, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berbatasan dengan Negara Timor Leste, akhirnya bisa menikmati listrik, setelah sebelumnya mereka hidup dalam kegelapan selama puluhan tahun saat malam hari.

Daniel Bria (53), warga Kampung Wehedan, yang sehari-harinya bekerja sebagai guru SD Wehedan, menyambut gembira, hadirnya listrik di desanya. Menurut Daniel, dengan adanya listrik yang masuk ke desa mereka, proses belajar mengajar akan lancar dan lebih baik.


Anak-anak bisa punya waktu belajar lebih lama pada malam hari. "Kami sudah lama sekali menunggu kapan kegelapan berakhir, hari ini kami langsung lupa masa gelap itu begitu listrik masuk dan menyala di desa kami,"ucap Daniel dengan gembira.

Hal senada juga disampaikan Olandino Lau (39t), seorang petani, juga warga Kampung Wehedan, dengan mata berbinar-binar mengungkapkan kegembiraannya menyambut listrik menyala untuk pertama kali di kampungnya.

Ayah dua anak ini senang, karena dengan adanya terang listrik pada malam hari, istrinya sudah bisa menenun malam hari dan bisa bekerja memecah biji kemiri.

Penyalaan listrik perdana itu diresmikan oleh Wakil Bupati Belu, JT Ose Luan dan disaksikan General Manager PLN NTT, Richard Safkaur, Manajer PLN Area Kupang, Elpis Sinambela, Camat Raimanuk, Marius F Loe dan Kepala Desa Duakoran, Edmundus Ulu, pada Rabu (8/2017), kemarin.

Penyalaan ditandai dengan Wakil Bupati Luan, memasukan angka token listrik perdana pada pelanggan Kapela (gereja katolik kecil) Wehedan, di Kampung Wehedan, Desa Duakoran.

Kapela Wehedan sekaligus dimanfaatkan sebagai lokasi acara peresmian. Jumlah pelanggan awal sebanyak 125 rumah.

Dalam sambutannya Wakil Bupati Belu, JT Ose Luan, menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo, yang melalui PLN telah menyediakan listrik bagi warga desa di Kabupaten Belu, khususnya warga di Desa Duakoran.

Kepada warga desa, Ose Luan meminta warga menggunakan fasilitas listrik untuk memajukan dan meningkatkan banyak hal yang lebih produktif. Misalnya, ibu-ibu bisa menenun pada malam hari dan anak-anak belajar lebih baik, lebih berprestasi.

"Saya ini produk belajar pakai lampu ti'oek (lampu teplok), karena itu saya harap adanya listrik akan membuat anak-anak lebih berprestasi," kata Ose Luan.

Sementara itu General Manager PLN Wilayah NTT, Richard Safkaur, dalam sambutannya, mengatakan PLN melaksanakan tugas pemerintah melayani kebutuhan listrik masyarakat di desa-desa perbatasan negara, sebagai wilayah terdepan.

Desa Duakoran, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, merupakan wilayah terdepan Indonesia berbatasan dengan negara RDTL. Safkaur juga menegaskan tekad PLN NTT melistriki semua desa yang belum berlistrik di NTT sebanyak 1.182 desa dalam waktu satu tahun. Khusus di Belu masih ada lima desa yang belum berlistrik.

"Namun kami membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan masyarakat, untuk mengizinkan lahan tempat mendirikan tiang listrik, dan mengizinkan pohon ditebang untuk dilewati kabel listrik. Dukungan pemda berkaitan dengan perizinan melewati kawasan hutan," ujarnya.



Sumber   : kompas/t

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.