Anak Korban Tewas Terpanggang : " Oh Tuhan Dang Boi Ditolong Ko Apala Sada Pe"
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Mengetahui ke dua orang tuanya dan adiknya meninggal dunia,karena terjebak api yang menghanguskan rumah di Kompleks Stadion Sangnaualuh tepatnya di Jalan Serumpun Bawah Kelurahan Sukadame Kecamatan Siantar Utara pada Selasa dini hari tadi (7/3/2017),membuat Babang (anak korban yang mengalami musibah) menjerit histeris.
Babang yang diketahui ,satu-satunya anak lelaki Alm. TP Marpaung/Alm E br Butar-butar,tak kuasa menahan rasa sedih yang menimpa orang tuanya.
"Kenapa bisa begini,mana Bapak,mamak dan adekku.Gak peduli aku sama rumah ini.Mana orangtua ku,"jerit Babang yang diketahui bermukim di Medan dan baru sampai di Siantar pukul 09.05 WIB.
"Oh Tuhan,dang boi ditolongko apala sada pe (Oh Tuhan,kenapa satupun nggak bisa Kau tolong satupun),"jerit Babang.
Seketika,jeritan Babang semakin menguat bahkan Babang meronta-ronta hingga membuat warga bersusah payah menenangkan.
Tak berapa lama,Babang yang sudah kehabisan tenaga,tiba-tiba lemas dan hampir terjatuh ke tanah.Beruntung,warga yang berada di samping Babang cepat menangkapnya.
"Yang sabar ya Babang,sudah berupaya kami menolong.Cuman,Tuhan berkehendak lain,"ujar salah seorang warga memberi penguatan.
Setelah diam sejenak,Babang kembali menjerit histeris,mana Bereku!!!lae ku dimana!!!,jerit Babang.
Warga yang mendengarnya,mengatakan bahwa laenya dan berenya tidak ikut berada di rumah saat kebakaran terjadi.
"Nggak ada lae dan beremu di situ Babang.Tabah dan ikhlas lah,"ujar warga lainnya.
Begitu juga isteri Babang br Saragih,menjerit histeris mengetahui mertua meninggal.
Tak berapa lama,br Saragih yang sedang hamil ini lemas dan dipapah warga untuk duduk.
"Sudahlah boru,lihat kondisi anakmu.Kau kan sedang hamil,"ujar seorang perempuan.
Sementara korban yang meninggal dunia Togu P Marpaung (60) pensiunan Polri,Fryda br Butar-butar PNS (58) Guru SDN 122347 , Ceba Asima br Marpaung (30) pekerjaan wiraswasta.
Penulis : franki
Editor : tagor
Babang Marpaung menangis histeris melihat kondisi rumah orang tuanya di jalan Serumput Pematangsiantar, Selasa (7/3/2017) |
"Kenapa bisa begini,mana Bapak,mamak dan adekku.Gak peduli aku sama rumah ini.Mana orangtua ku,"jerit Babang yang diketahui bermukim di Medan dan baru sampai di Siantar pukul 09.05 WIB.
"Oh Tuhan,dang boi ditolongko apala sada pe (Oh Tuhan,kenapa satupun nggak bisa Kau tolong satupun),"jerit Babang.
Istri Babang boru Saragih yang sedang hamil tak dapat menahan tangis. Selasa, (7/3/2017) di jalan Serumpun Pematangsiantar. |
Tak berapa lama,Babang yang sudah kehabisan tenaga,tiba-tiba lemas dan hampir terjatuh ke tanah.Beruntung,warga yang berada di samping Babang cepat menangkapnya.
"Yang sabar ya Babang,sudah berupaya kami menolong.Cuman,Tuhan berkehendak lain,"ujar salah seorang warga memberi penguatan.
Setelah diam sejenak,Babang kembali menjerit histeris,mana Bereku!!!lae ku dimana!!!,jerit Babang.
Warga yang mendengarnya,mengatakan bahwa laenya dan berenya tidak ikut berada di rumah saat kebakaran terjadi.
"Nggak ada lae dan beremu di situ Babang.Tabah dan ikhlas lah,"ujar warga lainnya.
Begitu juga isteri Babang br Saragih,menjerit histeris mengetahui mertua meninggal.
Tak berapa lama,br Saragih yang sedang hamil ini lemas dan dipapah warga untuk duduk.
"Sudahlah boru,lihat kondisi anakmu.Kau kan sedang hamil,"ujar seorang perempuan.
Sementara korban yang meninggal dunia Togu P Marpaung (60) pensiunan Polri,Fryda br Butar-butar PNS (58) Guru SDN 122347 , Ceba Asima br Marpaung (30) pekerjaan wiraswasta.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar