Enaknya Ngopi di Teras Kopi (TeKo) Siantar, Serasa Seperti Dirumah Sendiri
Catatan : Tagor Leo Sitohang - Siantar
Ngopi, inilah ciri khas minum kopi di Siantar, banyak rasa banyak cara pula untuk menikmatinya. Di Teras Kopi Siantar atau di kenal dengan nama “TeKo”, menu yang disuguhkan pun banyak sekali istilahnya, membuat pelangannya benar-benar ketagihan minum kopi dan nongkrong di tempat ini.
Bertempat di jalan Melati nomor 22, TeKo kini memiliki ratusan bahkan ribuan pelanggan, setiap harinya ratusan pelanggan mulai anak-anak pelajar SMA, mahasiswa sampai pemuda pekerja di kota Siantar nongkrong di warung Teko ini.
Syahrizal Nasution, SH sebagai pemilik sekaligus pelayan di warung kopi TeKo ini mengatakan, kesuksesan TeKo adalah kesuksesan bersama yang dilakukannya bersama-sama pelangganya, kenapa bersama-sama, karena dirinya menganggap pelanggan adalah bagian dari dirinya, bagian dari keluarganya, dan otomatis warung terkesan milik bersama.
“saya disini bukan sebagai pemilik, tapi pemiliknya semua yang datang ke tempat ini. Istilah kami semua pelanggan adalah keluarga, dan semua yang datang harus merasa memiliki,. Tempat “ Curhat” lah istilahnya,’ujar Syahrizal Nasution, Senin (27/3/2017) di warung kopi TeKo, yang mengenal dekat seluruh pelangganya, khususnya pelajar.
Syahrizal Nasution menambahkan, TeKo yang digagas berdiri pada 27 april 2014 awalnya hanya memiliki 3 meja saja, atau hanya untuk pelanggan 12 orang, tapi dari tahun ke tahun pengunjung semakin banyak, dari 3 meja sampai saat ini sudah 21 meja, atau dapat menampung 80 sampai 100 orang.
“Saya dikenal pelanggan, khususnya pelajar SMA adalah “Buya”, seperti seorang orang tua atau pamong bagi mereka, yang dapat memberikan menasehat bagi anak-anaknya, atau seorang guru yang dapat membantu mereka (pelajar) dalam masalah pribadinya di sekolah maupun diluar sekolah,”ucap Syahrizal Nasution yang dapat mengabungkan siswa SMA di kota Siantar di Teras Kopi miliknya.
Belajar Dari Filosofi Cacing
Berawal, Ketika keluar dari pekerjaannya, di salah satu perbankan di kota Siantar, Syahrizal Nasution pada tahun 2014 bigung harus berbuat apa, karena tidak banyak keahlian yang dia punya. Tapi suatu ketika ketika dirinya nongkrong didepan rumah, bersih-bersih taman, dirinya melihat sekor cacing yang hidup disebuah taman miliknya (TeKo sekarang). Melihat seekor cacing tadi dirinya tergerak dan menghela nafas panjang, kenapa cacing ini bisa hidup didasar tanah yah?, demikian pikiranya terus bertanya-tanya.
"Cacing saja diberikan Tuhan kehidupan, masa saya sebagai manusia tidak?. Kalau saja cacing dapat hidup hanya dari tanah, saya juga harus hidup ditempat ini," ucap Syarizal memulai mendesain Teras rumahnya menjadi warung kopi, tanpa menghilangkan taman tempat cacing tadi hidup.
Mulai saat itu, Syahrizal Nasution bersama istrinya Nursea memulai usaha baru, bergerak membuat usaha kedai kopi di Teras rumahnya, di dengan tempat yang cukup sederhana, Syarizal menyediakan 3 meja untuk tempat minum kopi, dan usaha jualan lontong (makanan khas sarapan pagi).
“Alhamdulilah,...dari 3 meja mulana, sekarang bisa jadi 21 meja, dan semuanya Alhamdulillah pula setiap hari meja-meja ini penuh, mulai pagi sampai malam,”ujar bapak 3 anak ini.
Nongkrong Seperti di Rumah
Seorang pelanggan Jou Simanjuntak seorang pelajar di kota Pematangsiantar mengatakan, asik ngopi (nongkrong) di TeKo menurutnya, karena pemilik kafe tidak sama seperti pemilik kafe pada umumnya.
“Kalau kafe-kafe yang lainkan, habis minum, makan bayar dan bubar. Tapi kalau di kafe ini kami merasa ada kekeluargaan, kekeluargaan sangat kental di tempat ini, kami dapat curhat ke pada buya, mulai masalah sekolah, sampai masalah pacar,”ujar Jou Simanjuntak tak malu-malu, karena pernah merasakan ada bantuan pemilik kafe kepada sahabatnya ketika bermasalah, dan dapat diselesaikan, bahkan pada saat itu Syahrizal Nasution membayar ganti rugi karena teman Jou Simanjuntak menabrak mobil dan pemilik mobil meminta ganti rugi.
"Kayak dirumah sendirilah, kayak orang tua kita, bisa minta bantuan, pada ssat kami bermasalah menabrak mobil di depan SMP 4 Siantar, buya ini yang langsung bayar perdamaian, supaya masalah tidak berlarut,”ucap Jou Simanjuntak yang disambut tepuk tangan kawan-kawannya, ketika itu perdamaian diadakan di warung kopi TeKo.
Dalam kesempatan itu juga Rina Iriana salah seorang ibu rumah tangga saat berkunjung ke tempat itu menyatakan hal yang sama, bahwa dirinya nongkrong di TeKo karena ada kelebihan si pemilik kafe, pemilik kafe dilihatnya selalu memperhatikan para pelajar, memberikan nasehat, dan yang terpenting mengarahkan anak-anak ketempat yang positif.
“Anak saya yang cerita, katanya pemiliknya dapat mengayomi, bisa tempat curhat. Saya bigung, eh ternyata ngak salah, dia seperti ayah (bapak) anak-anak di kafe ini, mau memberi nasehat, mampu memberi solusi buat masalah anak-anak, memang lain dari yang lainlah, datang dan keluar tempat ini anak-anak selalu permisi dan cium tangan,” tutur Iriana yang mengakui anaknya banyak masukan tentang studi dari pemilik kopi TeKo.
Informasi yang diterima lintaspublik.com, menu kopi yang paling laris di tempat ini adalah kopi "Kopas Shek" atau Kopi Pakai Susu Shaker (kocok). Dan banyak lagi menu lainnya, anda tertarik, kunjungi warung kopi TeKo, ada juga menu KoTampan (Kopi Hitam Panas), penasaran bukan, ayo ke TeKolah!.
Profile :
Nama: Syahrizal Nasution
Umur: 47 tahun
Tempat tinggal: TERAS KOPI jalan Melati no.22 Pematangsiantar
Istri: Nursea
Anak :
Ngopi, inilah ciri khas minum kopi di Siantar, banyak rasa banyak cara pula untuk menikmatinya. Di Teras Kopi Siantar atau di kenal dengan nama “TeKo”, menu yang disuguhkan pun banyak sekali istilahnya, membuat pelangannya benar-benar ketagihan minum kopi dan nongkrong di tempat ini.
Pelanggan Teras Kopi Siantar (TeKo) asik menikmati minuman dan makan di jalan Melati no.22 kota Pematangsiantar, Selasa ( 27/3/2017). |
Syahrizal Nasution, SH sebagai pemilik sekaligus pelayan di warung kopi TeKo ini mengatakan, kesuksesan TeKo adalah kesuksesan bersama yang dilakukannya bersama-sama pelangganya, kenapa bersama-sama, karena dirinya menganggap pelanggan adalah bagian dari dirinya, bagian dari keluarganya, dan otomatis warung terkesan milik bersama.
“saya disini bukan sebagai pemilik, tapi pemiliknya semua yang datang ke tempat ini. Istilah kami semua pelanggan adalah keluarga, dan semua yang datang harus merasa memiliki,. Tempat “ Curhat” lah istilahnya,’ujar Syahrizal Nasution, Senin (27/3/2017) di warung kopi TeKo, yang mengenal dekat seluruh pelangganya, khususnya pelajar.
Syahrizal Nasution menambahkan, TeKo yang digagas berdiri pada 27 april 2014 awalnya hanya memiliki 3 meja saja, atau hanya untuk pelanggan 12 orang, tapi dari tahun ke tahun pengunjung semakin banyak, dari 3 meja sampai saat ini sudah 21 meja, atau dapat menampung 80 sampai 100 orang.
“Saya dikenal pelanggan, khususnya pelajar SMA adalah “Buya”, seperti seorang orang tua atau pamong bagi mereka, yang dapat memberikan menasehat bagi anak-anaknya, atau seorang guru yang dapat membantu mereka (pelajar) dalam masalah pribadinya di sekolah maupun diluar sekolah,”ucap Syahrizal Nasution yang dapat mengabungkan siswa SMA di kota Siantar di Teras Kopi miliknya.
Pelajar yang asik nongkrong minum kopi di TeKo jalan Melati kota Pematangsiantardi jalan Melati no.22 kota Pematangsiantar, Selasa ( 27/3/2017). |
Belajar Dari Filosofi Cacing
Berawal, Ketika keluar dari pekerjaannya, di salah satu perbankan di kota Siantar, Syahrizal Nasution pada tahun 2014 bigung harus berbuat apa, karena tidak banyak keahlian yang dia punya. Tapi suatu ketika ketika dirinya nongkrong didepan rumah, bersih-bersih taman, dirinya melihat sekor cacing yang hidup disebuah taman miliknya (TeKo sekarang). Melihat seekor cacing tadi dirinya tergerak dan menghela nafas panjang, kenapa cacing ini bisa hidup didasar tanah yah?, demikian pikiranya terus bertanya-tanya.
"Cacing saja diberikan Tuhan kehidupan, masa saya sebagai manusia tidak?. Kalau saja cacing dapat hidup hanya dari tanah, saya juga harus hidup ditempat ini," ucap Syarizal memulai mendesain Teras rumahnya menjadi warung kopi, tanpa menghilangkan taman tempat cacing tadi hidup.
Mulai saat itu, Syahrizal Nasution bersama istrinya Nursea memulai usaha baru, bergerak membuat usaha kedai kopi di Teras rumahnya, di dengan tempat yang cukup sederhana, Syarizal menyediakan 3 meja untuk tempat minum kopi, dan usaha jualan lontong (makanan khas sarapan pagi).
“Alhamdulilah,...dari 3 meja mulana, sekarang bisa jadi 21 meja, dan semuanya Alhamdulillah pula setiap hari meja-meja ini penuh, mulai pagi sampai malam,”ujar bapak 3 anak ini.
Kesederhanaan ngopi di TeKo jalan Melati kota Pematangsiantar, menjdi khas warung inidi jalan Melati no.22 kota Pematangsiantar, Selasa ( 27/3/2017). |
Nongkrong Seperti di Rumah
Seorang pelanggan Jou Simanjuntak seorang pelajar di kota Pematangsiantar mengatakan, asik ngopi (nongkrong) di TeKo menurutnya, karena pemilik kafe tidak sama seperti pemilik kafe pada umumnya.
“Kalau kafe-kafe yang lainkan, habis minum, makan bayar dan bubar. Tapi kalau di kafe ini kami merasa ada kekeluargaan, kekeluargaan sangat kental di tempat ini, kami dapat curhat ke pada buya, mulai masalah sekolah, sampai masalah pacar,”ujar Jou Simanjuntak tak malu-malu, karena pernah merasakan ada bantuan pemilik kafe kepada sahabatnya ketika bermasalah, dan dapat diselesaikan, bahkan pada saat itu Syahrizal Nasution membayar ganti rugi karena teman Jou Simanjuntak menabrak mobil dan pemilik mobil meminta ganti rugi.
"Kayak dirumah sendirilah, kayak orang tua kita, bisa minta bantuan, pada ssat kami bermasalah menabrak mobil di depan SMP 4 Siantar, buya ini yang langsung bayar perdamaian, supaya masalah tidak berlarut,”ucap Jou Simanjuntak yang disambut tepuk tangan kawan-kawannya, ketika itu perdamaian diadakan di warung kopi TeKo.
Dalam kesempatan itu juga Rina Iriana salah seorang ibu rumah tangga saat berkunjung ke tempat itu menyatakan hal yang sama, bahwa dirinya nongkrong di TeKo karena ada kelebihan si pemilik kafe, pemilik kafe dilihatnya selalu memperhatikan para pelajar, memberikan nasehat, dan yang terpenting mengarahkan anak-anak ketempat yang positif.
“Anak saya yang cerita, katanya pemiliknya dapat mengayomi, bisa tempat curhat. Saya bigung, eh ternyata ngak salah, dia seperti ayah (bapak) anak-anak di kafe ini, mau memberi nasehat, mampu memberi solusi buat masalah anak-anak, memang lain dari yang lainlah, datang dan keluar tempat ini anak-anak selalu permisi dan cium tangan,” tutur Iriana yang mengakui anaknya banyak masukan tentang studi dari pemilik kopi TeKo.
Syahrizal Nasution, SH pemilik sekaligus pelayan di warung kopi TeKo |
Profile :
Nama: Syahrizal Nasution
Umur: 47 tahun
Tempat tinggal: TERAS KOPI jalan Melati no.22 Pematangsiantar
Istri: Nursea
Anak :
- Isakdila ( Echa ) -Mahasiswa UNRI - Pekan Baru
- Sahira Nurhariza ( Rara ) - SMP Taman Asuhan Pematangsiantar.
- Raihan Zaidan ( Ray ) -SD YPHI Pematangsiantar.*
Tidak ada komentar