Suasana Munas Sempat Memanas, Hargo Mandiraharjo Terpilih Secara Aklamasi Pimpin ISKA
LINTAS PUBLIK - MEDAN, Hargo Mandiraharjo terpilih menjadi Ketua Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKA) periode 2017-2021. Ia didaulat secara aklamasi, setelah dua calon lainnya mengundurkan diri dari pencalonan, yakni mantan Bupati Landak (Kalimantan Barat) Adrianus Asia Sidot dan Ch Arie Sulistiono (Presidium Pusat ISKA demisioner).
Hargo menggantikan Muliawan Margadana yang telah memimpin presidium pusat ISKA selama enam tahun, dalam dua periode.
Ketika dimintai kesediaan menjadi calon ketua presidium, Arie menyatakan tidak bersedia. Dengan demikian, dua kandidat lainnya maju ke putaran pemilihan. Proses pemilihan dapat melalui dua cara, yaitu mendahulukan musyawarah mufakat. Apabila musyawarah tidak menemukan kata mufakat, maka akan dilanjut proses pemilihan suara atau voting.
"Karena terdapat mekanisme musyawarah, maka kita skors sidang untuk memberikan waktu lobi-lobi kepada kedua calon," kata Arie yang malam itu tampil sebagai pemimpin sidang panitia adhoc pemilihan ketua presidum ISKA yang berlangsung di lantai 8 Catholic Center Medan, Jalan Mataram, Kota Medan, Sumatera Utara.
Semula waktu lobi-lobi hanya diberikan 10 menit. Namun rupanya molor, sehingga kurang-lebih satu jam. Seusai pertemuan di lantai 7 gedung Catholic Center Medan, Adrianus tampil ke panggung. Dia berbicara nada meninggi.
"Andai saya tidak mempertimbangkan iman kekatolikan, sudah marah saya, dan saya obrak-abrik ruangan ini. Namun karena ISKA organisasi yang menjunjung cinta kasih, saya berusaha sabar. Dengan ini saya menyatakan mengundurkan diri dari pencalonan," kata Adrianus.
Puluhan orang pendukung Adrianus dari Kalimantan Barat dan pengurus beberapa daerah dan cabang lainnya sempat emosi atas pengunduran diri Adrianus. Rupanya hal itu terkait dengan kebijakan, ketua presidium sebaiknya tinggal di ibu kota negara.
Sekitar 15 menit Adrianus menumpahkan unek-unek dan buah pemikirannya di dalam forum Munas. Antara lain, mengharapkan kehadiran ISKA sebagai organisasi intelektual yang berani kritis terhadap situasi kehidupan berbangsa dan bernegara, membuat program merakyat dan kegiatan kaderisasi yang sistematis.
Ketika menyampaikan pemikiran sekaligus otokritik kepada ISKA, pendukung Adrianus sempat marah. Bebrapa pendukungnya menuding peserta Munas lainnya telah menyampaikan perkataan tidak pantas. Suasana pun memanas. Beberapa sempat mendatangi peserta lainnya, untungnya segera dilerai panitia.
Namun secara umum, berlangsung aman, hanya debat yang memanas, tidak terjadi kericuhan dan tidak ada kontak fisik.
Lalu, dia menyampaikan dukungan kepada Hargo, sembari meminta para pendukung tenang.
"Saya dengan ikhlas, menyatakan mundur dari pencalonan dan menyerahkan ini kepada Mas Hargo," kata Adrianus.
Ketua Presidium terpilih ISKA, Hargo Mandiraharjo menyampaikan rasa hormat kepada pesaingnya yang undur diri.
"Saya menaruh hormat kepada Pak Adriasnus, saya sunggu bangga kepada beliau. Beliau orang yang berprestasi, terbukti dua kali memimpin kabupaten sebagai bupati Landak. Tadi saya minta kalau ada program bapak, titip ke saya," ujar Hargo seorang notaris dan advokat di wilayah Jakarta Raya.
Hargo akan memimpin ISKA selama empat tahun, lebih lama dari periode sebelumnya, hanya tiga tahun. Forum Munas mengubah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga menambah masa satu periode kepengurusan menjadi empat tahun.
Dia menambahkan, "Saya setuju dengan Pak Adrianus yang menginginkan ISKA lebih bergigi, lebih tampak. Namun saya juga tidak mau ISKA namun tidak mengawang-awang, tetap membumi. Kita organisasi yang memiliki intelektualitas tinggi."
Seraya menyebut Semua yang terjadi padanya adalah kehendak Tuhan. "Kita menjadikan ISKA organisasi sebagai kawah candra di muka, wadah kaderisasi. Mari kita bergandeng tangan, ISKA organisasi kita semua. Sepulang dari sini kita dalam damai, mengedepankan persoalan dengan ciri khas Kristiani, yakni kasih," kata Hargo lalu menutup sidang dan Munas ISKA tepat pukul 01.59 WIB.
Munas ISKA berlangsung 24 - 27 Maret 2017. Hari ini, merupakan kegiatan terakhir melalui bakti sosial di lokasi pengungsi letasan Gunung Sinabung, di Kabanjahe, Kabupaten Karo.
Munas diisi acara antara lain misa kudus dipersembahkan Uskup Agung Medan, Monsinyur Anicetus Bongsu Sinaga OFM Cap, dilanjutkan seremoni pembukaan Munas oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly.
Acara Munas juga akan diisi tiga sesi seminar, yakni seminar pertama tentang topik "Pengembangan Parwisata dan Peradaban Masyarakat Lokal".
Seminar pertama, Jumat malam, menampilkan pembicara Gubernur Sumatera Utara H Tengku Erry Nuradi, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo dan Uskup Agung Medan Mgr Anicetus B Sinaga OFM Cap.
Kemudian seminar kedua pada Sabtu (25/3) bertema "Ketahanan Ekonomi Nasional" menampilkan dua pembahas, yaitu Ignasius Jonan (Menteri ESDM) selaku keynote speaker dan Bambang Eka Cahyana (Direktur Utama PT Pelindo I/Persero).
Pada hari yang sama Seminar III bertema "Revitalisasi Peradaban Pancasila" diulas tiga pembicara yaitu Yudi Latif, MA. PhD (Pengamat Politik), mewakil Gubernur Lemhannas serta Muliawan Margadana (Ketua Presidium PP ISKA). (*)
Sumber : tribun
Hargo menggantikan Muliawan Margadana yang telah memimpin presidium pusat ISKA selama enam tahun, dalam dua periode.
Ketika dimintai kesediaan menjadi calon ketua presidium, Arie menyatakan tidak bersedia. Dengan demikian, dua kandidat lainnya maju ke putaran pemilihan. Proses pemilihan dapat melalui dua cara, yaitu mendahulukan musyawarah mufakat. Apabila musyawarah tidak menemukan kata mufakat, maka akan dilanjut proses pemilihan suara atau voting.
"Karena terdapat mekanisme musyawarah, maka kita skors sidang untuk memberikan waktu lobi-lobi kepada kedua calon," kata Arie yang malam itu tampil sebagai pemimpin sidang panitia adhoc pemilihan ketua presidum ISKA yang berlangsung di lantai 8 Catholic Center Medan, Jalan Mataram, Kota Medan, Sumatera Utara.
Semula waktu lobi-lobi hanya diberikan 10 menit. Namun rupanya molor, sehingga kurang-lebih satu jam. Seusai pertemuan di lantai 7 gedung Catholic Center Medan, Adrianus tampil ke panggung. Dia berbicara nada meninggi.
"Andai saya tidak mempertimbangkan iman kekatolikan, sudah marah saya, dan saya obrak-abrik ruangan ini. Namun karena ISKA organisasi yang menjunjung cinta kasih, saya berusaha sabar. Dengan ini saya menyatakan mengundurkan diri dari pencalonan," kata Adrianus.
Puluhan orang pendukung Adrianus dari Kalimantan Barat dan pengurus beberapa daerah dan cabang lainnya sempat emosi atas pengunduran diri Adrianus. Rupanya hal itu terkait dengan kebijakan, ketua presidium sebaiknya tinggal di ibu kota negara.
Sekitar 15 menit Adrianus menumpahkan unek-unek dan buah pemikirannya di dalam forum Munas. Antara lain, mengharapkan kehadiran ISKA sebagai organisasi intelektual yang berani kritis terhadap situasi kehidupan berbangsa dan bernegara, membuat program merakyat dan kegiatan kaderisasi yang sistematis.
Ketika menyampaikan pemikiran sekaligus otokritik kepada ISKA, pendukung Adrianus sempat marah. Bebrapa pendukungnya menuding peserta Munas lainnya telah menyampaikan perkataan tidak pantas. Suasana pun memanas. Beberapa sempat mendatangi peserta lainnya, untungnya segera dilerai panitia.
Namun secara umum, berlangsung aman, hanya debat yang memanas, tidak terjadi kericuhan dan tidak ada kontak fisik.
Lalu, dia menyampaikan dukungan kepada Hargo, sembari meminta para pendukung tenang.
"Saya dengan ikhlas, menyatakan mundur dari pencalonan dan menyerahkan ini kepada Mas Hargo," kata Adrianus.
Ketua Presidium terpilih ISKA, Hargo Mandiraharjo menyampaikan rasa hormat kepada pesaingnya yang undur diri.
"Saya menaruh hormat kepada Pak Adriasnus, saya sunggu bangga kepada beliau. Beliau orang yang berprestasi, terbukti dua kali memimpin kabupaten sebagai bupati Landak. Tadi saya minta kalau ada program bapak, titip ke saya," ujar Hargo seorang notaris dan advokat di wilayah Jakarta Raya.
Hargo akan memimpin ISKA selama empat tahun, lebih lama dari periode sebelumnya, hanya tiga tahun. Forum Munas mengubah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga menambah masa satu periode kepengurusan menjadi empat tahun.
Dia menambahkan, "Saya setuju dengan Pak Adrianus yang menginginkan ISKA lebih bergigi, lebih tampak. Namun saya juga tidak mau ISKA namun tidak mengawang-awang, tetap membumi. Kita organisasi yang memiliki intelektualitas tinggi."
Seraya menyebut Semua yang terjadi padanya adalah kehendak Tuhan. "Kita menjadikan ISKA organisasi sebagai kawah candra di muka, wadah kaderisasi. Mari kita bergandeng tangan, ISKA organisasi kita semua. Sepulang dari sini kita dalam damai, mengedepankan persoalan dengan ciri khas Kristiani, yakni kasih," kata Hargo lalu menutup sidang dan Munas ISKA tepat pukul 01.59 WIB.
Munas ISKA berlangsung 24 - 27 Maret 2017. Hari ini, merupakan kegiatan terakhir melalui bakti sosial di lokasi pengungsi letasan Gunung Sinabung, di Kabanjahe, Kabupaten Karo.
Munas diisi acara antara lain misa kudus dipersembahkan Uskup Agung Medan, Monsinyur Anicetus Bongsu Sinaga OFM Cap, dilanjutkan seremoni pembukaan Munas oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H Laoly.
Acara Munas juga akan diisi tiga sesi seminar, yakni seminar pertama tentang topik "Pengembangan Parwisata dan Peradaban Masyarakat Lokal".
Seminar pertama, Jumat malam, menampilkan pembicara Gubernur Sumatera Utara H Tengku Erry Nuradi, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo dan Uskup Agung Medan Mgr Anicetus B Sinaga OFM Cap.
Kemudian seminar kedua pada Sabtu (25/3) bertema "Ketahanan Ekonomi Nasional" menampilkan dua pembahas, yaitu Ignasius Jonan (Menteri ESDM) selaku keynote speaker dan Bambang Eka Cahyana (Direktur Utama PT Pelindo I/Persero).
Pada hari yang sama Seminar III bertema "Revitalisasi Peradaban Pancasila" diulas tiga pembicara yaitu Yudi Latif, MA. PhD (Pengamat Politik), mewakil Gubernur Lemhannas serta Muliawan Margadana (Ketua Presidium PP ISKA). (*)
Sumber : tribun
Tidak ada komentar