Reinward Simanjuntak : Penanggulangan Bencana Dapat Dilakukan Cepat dan Tepat
LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional ke-10 sejak disahkannya UU Nomor 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana pada 26 April 2007, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pematangsiantar menggelar upacara yang ditandai dengan pembunyian sirene selama 30 detik dan konvoi keliling kota, Rabu (26/4/2017).
Pelaksana Tugas (Plt) Sekda Reinward Simanjuntak yang memimpin upacara menjelaskan, bencana alam merupakan kejadian yang tidak kita inginkan, namun perlu mewaspadai karena bisa terjadi secara tiba tiba dan tidak dapat diduga.
Dijelaskan Reinward, menurut hasil penelitian dan survey di Jepang, Great Hansin Earthquake 1995, lanjutnya, korban bencana yang dapat selamat dalam durasi “golden times” disebabkan oleh: Kesiapsiagaan diri sendiri sebesar 35 %, dukungan anggota keluarga sebesar 31,9 %, dukungan teman/tetangga sebesar 28,1%, dukungan orang di sekitarnya sebesar 2,60%, dukungan Tim SAR sebesar 1,70 % dan lain-lain sebesar 0,90%.
“Sangatlah jelas bahwa berdasarkan hasil kajian tersebut, maka individu dan masyarakat merupakan kunci utama yang perlu terus ditingkatkan,”ujar Reinward.
Untuk menyikapi bencana longsor, banjir dan angin puting beliung yang kerap kali terjadi di Pematangsiantar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas terkait akan terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan dalam rangka meminimalisir segala bentuk potensi dan dampak bencana yang mungkin terjadi.
Salah satu cara untuk mengurangi dampak bencana adalah melalui mitigasi bencana. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik, maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi bencana.
“Kepada BPBD Kota Pematangsiantar beserta instansi terkait agar terus meningkatkan upaya mitigasi bencana dengan cara, melakukan kegiatan sosialisasi dan pemberdayaan kepada masyarakat. Karena upaya pencegahan bencana, dan pengurangan resiko bencana dimulai penyebaran informasi dan pengetahuan serta membangun kesadaran. Selain itu tingktakan komunikasi dan koordinasi dengan unsur TNI, Polri, instansi terkait, Organisasi-organisasi kemasyarakatan, pihak swasta dan elemen masyarakat lainnya agar kita dapat menanggulangi bencana secara cepat, tepat, terpadu dan menyeluruh," tandas Reinward.
“Dalam penanganan bencana ini perlu dibangun pula kebersamaan dan kerjasama dari seluruh pihak yang terlibat sehingga dapat mengurangi dampak dan risiko akibat bencana. Karena kami dari tim gabungan terutama BPBD tidak bisa bekerja sendiri tanpa ada dukungan dan peran serta dari seluruh elemen dan lapisan masyarakat, “terang Kepala BPBD Daniel.
Daniel juga mengungkapkan, peninjauan kesiapsiagaan ini dilakukan untuk menjaga kesiapsiagaan para tim dan kesiapsiagaan para pelaku usaha seperti pusat perbelanjaan dan perhotelan dalam penanggulangan yang cepat tanggap terhadap bencana yang terjadi.
Penulis : franki
Editor : tagor
Pelaksana Tugas (Plt) Sekda Reinward Simanjuntak yang memimpin upacara menjelaskan, bencana alam merupakan kejadian yang tidak kita inginkan, namun perlu mewaspadai karena bisa terjadi secara tiba tiba dan tidak dapat diduga.
Dijelaskan Reinward, menurut hasil penelitian dan survey di Jepang, Great Hansin Earthquake 1995, lanjutnya, korban bencana yang dapat selamat dalam durasi “golden times” disebabkan oleh: Kesiapsiagaan diri sendiri sebesar 35 %, dukungan anggota keluarga sebesar 31,9 %, dukungan teman/tetangga sebesar 28,1%, dukungan orang di sekitarnya sebesar 2,60%, dukungan Tim SAR sebesar 1,70 % dan lain-lain sebesar 0,90%.
“Sangatlah jelas bahwa berdasarkan hasil kajian tersebut, maka individu dan masyarakat merupakan kunci utama yang perlu terus ditingkatkan,”ujar Reinward.
Untuk menyikapi bencana longsor, banjir dan angin puting beliung yang kerap kali terjadi di Pematangsiantar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas terkait akan terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan dalam rangka meminimalisir segala bentuk potensi dan dampak bencana yang mungkin terjadi.
Salah satu cara untuk mengurangi dampak bencana adalah melalui mitigasi bencana. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik, maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi bencana.
“Kepada BPBD Kota Pematangsiantar beserta instansi terkait agar terus meningkatkan upaya mitigasi bencana dengan cara, melakukan kegiatan sosialisasi dan pemberdayaan kepada masyarakat. Karena upaya pencegahan bencana, dan pengurangan resiko bencana dimulai penyebaran informasi dan pengetahuan serta membangun kesadaran. Selain itu tingktakan komunikasi dan koordinasi dengan unsur TNI, Polri, instansi terkait, Organisasi-organisasi kemasyarakatan, pihak swasta dan elemen masyarakat lainnya agar kita dapat menanggulangi bencana secara cepat, tepat, terpadu dan menyeluruh," tandas Reinward.
“Dalam penanganan bencana ini perlu dibangun pula kebersamaan dan kerjasama dari seluruh pihak yang terlibat sehingga dapat mengurangi dampak dan risiko akibat bencana. Karena kami dari tim gabungan terutama BPBD tidak bisa bekerja sendiri tanpa ada dukungan dan peran serta dari seluruh elemen dan lapisan masyarakat, “terang Kepala BPBD Daniel.
Daniel juga mengungkapkan, peninjauan kesiapsiagaan ini dilakukan untuk menjaga kesiapsiagaan para tim dan kesiapsiagaan para pelaku usaha seperti pusat perbelanjaan dan perhotelan dalam penanggulangan yang cepat tanggap terhadap bencana yang terjadi.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar