Melambung, Harga Jengkol Samai Harga Daging
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Bagi sebagian besar masyarakat, jengkol mungkin jarang diminati karena menimbulkan bau tak sedap usai disantap. Namun siapa sangka, makanan itu kini menjadi primadona di masyarakat dan banyak diburu pembeli.
Harga jengkol di pasar Kramatjati, Jakarta Timur, terus merangkak naik dan menembus harga Rp90 ribu per kilogram. Naiknya harga diduga akibat meningkatnya animo masyarakat untuk membeli jenis makanan ini di awal bulan Ramadhan.
Sri Waluyo, 51, pedagang di pasar Kramatjati yang menyebut harga jengkol kini terus melambung tinggi. Harganya sudah hampir menyamai nilai daging sapi per kilogramnya yang saat ini ia jual seharga Rp90 ribu perkilogram. “Sudah hampir seminggu belakangan ini harga jengkol terus naik, dan hingga saat ini mencapai Rp90 ribu perkilogram,” katanya, Selasa (30/5/2017).
Dikatakan Sri, harga jengkol sebelum bulan Ramadhan kemarin hanya Rp60 ribu perkilogramnya. Namun angka itu terus naik lantaran daya beli masyarakat semakin tinggi akhir-akhir ini. “Kita mah yang jual senang-senang saja, walaupun mahal tapi ada saja yang beli. Jadi harga jengkol sudah hampir sama dengan harga daging sapi,” ujarnya.
Diungkapkan Sri, meski harganya terus merangsek naik, namun harga jengkol tak mempengaruhi harga kebutuhan lain. Berbeda dengan naiknya harga cabe yang pasti akan membuat harga barang-barang lain ikut naik. “Kalau jengkol kan bukan kebutuhan pokok, makanya walau naik yang lain biasa-biasa saja,” ungkapnya.
Sementara itu, Yati, 47, pembeli mengaku, tak terlalu memperdulikan tingginya harga jengkol yang dijual saat ini. Pasalnya, ia harus tetap membeli lantaran pesanan anaknya yang tengah hamil. ” Harus tetap dibeli, soalnya anak saya lagi ngidam. Makanya walaupun harganya Rp90 ribu ya nggak ditawar lagi,” tutur warga Cililitan ini.
Akibat daya beli masyarakat yang cukup tinggi, stok jengkol di pasar Kramatjati pun mulai menipis. Bahan makanan yang dikirim dari daerah Banyuwangi, Jawa Timur ini masih terus diburu warga yang menjadikan jengkol makanan favoritnya.(posk/t)
Harga jengkol di pasar Kramatjati, Jakarta Timur, terus merangkak naik dan menembus harga Rp90 ribu per kilogram. Naiknya harga diduga akibat meningkatnya animo masyarakat untuk membeli jenis makanan ini di awal bulan Ramadhan.
ilustrasi |
Dikatakan Sri, harga jengkol sebelum bulan Ramadhan kemarin hanya Rp60 ribu perkilogramnya. Namun angka itu terus naik lantaran daya beli masyarakat semakin tinggi akhir-akhir ini. “Kita mah yang jual senang-senang saja, walaupun mahal tapi ada saja yang beli. Jadi harga jengkol sudah hampir sama dengan harga daging sapi,” ujarnya.
Diungkapkan Sri, meski harganya terus merangsek naik, namun harga jengkol tak mempengaruhi harga kebutuhan lain. Berbeda dengan naiknya harga cabe yang pasti akan membuat harga barang-barang lain ikut naik. “Kalau jengkol kan bukan kebutuhan pokok, makanya walau naik yang lain biasa-biasa saja,” ungkapnya.
Sementara itu, Yati, 47, pembeli mengaku, tak terlalu memperdulikan tingginya harga jengkol yang dijual saat ini. Pasalnya, ia harus tetap membeli lantaran pesanan anaknya yang tengah hamil. ” Harus tetap dibeli, soalnya anak saya lagi ngidam. Makanya walaupun harganya Rp90 ribu ya nggak ditawar lagi,” tutur warga Cililitan ini.
Akibat daya beli masyarakat yang cukup tinggi, stok jengkol di pasar Kramatjati pun mulai menipis. Bahan makanan yang dikirim dari daerah Banyuwangi, Jawa Timur ini masih terus diburu warga yang menjadikan jengkol makanan favoritnya.(posk/t)
Tidak ada komentar