Jelang Idul Fitri 1438H, TPID Siantar Jalankan Program Pengendalian Inflasi
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Pematangsiantar optimis inflasi selama Ramadhan dan jelang Idul Fitri 1438H dapat terkendali. Pergerakan harga pada periode Juni diharapkan tidak bergejolak tinggi dibanding periode Mei, yang tercatat mengalami deflasi sebesar 0,01% (mtm) atau secara tahunan inflasi 4,37% (yoy).
Demikian disampaikan Kepala Perwakilan BI Pematangsiantar, Elly Tjan saat menggelar temu pers di Restoran Panorama yang dihadiri Plh Walikota Hefriansyah,Plt Sekda Reinward Simanjuntak,Kepala BPS Kota Pematangsiantar, Perwakilan Bulog Subdivre Pematangsiantat beserta pejabat Pemko Siantar lainnya,Selasa (6/6/2017).
BACA JUGA BI Pematangsiantar Sediakan Rp 2,5 Triliun Penukaran Uang Jelang Lebaran 2017
Dikatakan Elly Tjan, capaian deflasi pada Mei lalu terpantau lebih rendah dibanding pola historis tiga tahun terakhir yang inflasi 1,18% (mtm) atau 6,61% (yoy). Deflasi periode Mei terutama didorong penurunan harga kelompok Bahan Makanan yang secara agregat deflasi 0,59% (mtm). Dilihat dari komoditasnya, deflasi disumbang penurunan harga dencis sebesar 14,65% (mtm) dan memberi andil sebesar -0,186% (mtm). Penurunan harga komoditas bawang merah, udang basah, tongkol/ambu-ambu dan daging babi juga menjadi penyumbang deflasi periode Mei.
Sementara itu,kata dia, tekanan inflasi periode Mei berasal dari peningkatan harga signifikan pada komoditas tomat buah dengan inflasi 30,88% (mtm). Adapun komoditas penyumbang inflasi lainnya yaitu rokok kretek, jeruk, tarif listrik dan bawang putih.
Secara disagregasinya, kondisi deflasi periode Mei terutama disumbang kelompok bahan pangan bergejolak (volatile foods) yang deflasi 0,01% (mtm) dengan andil -0,171% (mtm). Kelompok inti (core) juga terpantau deflasi sebesar 0,03% (mtm). Sementara itu, kelompok barang yang diatur pemerintah (administered prices) masih mengalami inflasi sebesar 0,91% (mtm).
Dibandingkan dengan realisasi IHK provinsi Sumatera Utara dan nasional, realisasi IHK kota Pematangsiantar periode Mei lalu juga terbilang rendah. Secara total, Provinsi Sumatera Utara mengalami inflasi sebesar 0,07% (mtm) atau 4,28% (yoy), dengan inflasi tertinggi di Kota Sibolga, yaitu 0,39% (mtm). Kota Medan mengalami inflasi sebesar 0,08% (mtm), sementara Padang Sidempuan terpantau deflasi sebesar 0,09% (mtm). Di sisi lain, IHK nasional juga mengalami inflasi pada besaran yang terkendali yaitu 0,39% (mtm) atau 4,33% (yoy).
Memperhatikan capaian realisasi IHK periode lalu serta pergerakan harga di pasar, TPID kota Pematangsiantar meyakini bahwa realisasi inflasi pada periode Juni akan berada pada level yang terkendali. Peningkatan permintaan bahan pangan diperkirakan dapat terpenuhi seiring dengan tersedianya pasokan sehingga gejolak harga juga dapat diredam. Berbagai program 4K yang akan dijalankan TPID Kota Pematangsiantar juga diharapkan dapat mengendalikan inflasi jelang Idul Fitri.
Dalam rangka menjaga Ketersediaan Pasokan, TPID Kota Pematangsiantar fokus pada ketersediaan pasokan komoditas bahan pangan. Kegiatan yang dilakukan diantaranya melakukan kunjungan langsung ke pasar, gudang BULOG dan kilang padi di Pematangsiantar. Sebelum periode Ramadhan, TPID kota Pematangsiantar juga telah melakukan kunjungan ke pasar Horas pada tanggal 24 Mei 2017 lalu untuk memastikan ketersediaan pasokan bahan pangan menjelang Ramadhan.
"Selanjutnya, untuk menjaga Keterjangkauan Harga, TPID Kota Pematangsiantar melakukan kegiatan pasar murah pada tanggal 5 s.d 9 Juni 2017, di delapan kecamatan di Pematangsiantar, yaitu Kecamatan Siantar Utara, Siantar Timur, Siantar Martoba, Siantar Sitalasari, Siantar Barat, Siantar Marihat, Siantar Simarimbun dan Siantar Selatan. Bahan pokok yang disediakan adalah beras, gula pasir, minyak goreng, LPG 3 kg, telur dan sirup. Dinas Kooperasi, UMKM dan Perdagangan juga membuka stand pasar murah di depan kantor,"ujarnya.
Sementara itu, BULOG Subdrive Pematangsiantar juga melakukan upaya pengendalian harga, di antaranya dengan penyediaan daging kerbau dengan harga Rp80.000/kg.
Untuk Kelancaran Distribusi, TPID Kota Pematangsiantar melakukan pemetaan kondisi infrastruktur guna memantau kelancaran distribusi barang dari dan menuju Kota Pematangsiantar. Adapun usulan yang diajukan adalah penambahan jadwal atau gerbong kereta api dari dan menuju Kota Pematangsiantar menjelang dan pasca Hari Raya Idul Fitri 1438H.
Usulan tersebut juga disertai dengan penanggulangan pungutan liar dan gangguan keamanan lainnya yang dapat menggangu distribusi barang. Dalam hal Komunikasi Ekspektasi, TPID Kota Pematangsiantar melakukan konferensi pers di RM Panorama pada tanggal 6 Juni 2017, memberi himbauan kepada masyarakat melalui talkshow di radio Bos FM pada tanggal 7 Juni 2017 di Bos FM dan pemutaran Iklan Layanan Masyarakat dengan tema Belanja Bijak sejak 12 Juni 2017 dan akan berlangsung selama dua minggu dengan intensitas 4 (empat) kali dalam sehari.
Melalui kegiatan ini masyarakat diharapkan melakukan konsumsi secara wajar (tidak berlebihan) serta pedagang tidak memanfaatkan situasi untuk mengambil keuntungan secara tidak wajar, melakukan spekulasi harga ataupun penimbunan.
Melalui berbagai program tersebut, TPID Kota Pematangsiantar optimis gejolak inflasi selama Ramadhan dan Idul Fitri 1438H dapat terkendali dan berada dalam sasaran inflasi sebesar 4±1%.
Penulis : franki
Editor : tagor
Demikian disampaikan Kepala Perwakilan BI Pematangsiantar, Elly Tjan saat menggelar temu pers di Restoran Panorama yang dihadiri Plh Walikota Hefriansyah,Plt Sekda Reinward Simanjuntak,Kepala BPS Kota Pematangsiantar, Perwakilan Bulog Subdivre Pematangsiantat beserta pejabat Pemko Siantar lainnya,Selasa (6/6/2017).
BACA JUGA BI Pematangsiantar Sediakan Rp 2,5 Triliun Penukaran Uang Jelang Lebaran 2017
Dikatakan Elly Tjan, capaian deflasi pada Mei lalu terpantau lebih rendah dibanding pola historis tiga tahun terakhir yang inflasi 1,18% (mtm) atau 6,61% (yoy). Deflasi periode Mei terutama didorong penurunan harga kelompok Bahan Makanan yang secara agregat deflasi 0,59% (mtm). Dilihat dari komoditasnya, deflasi disumbang penurunan harga dencis sebesar 14,65% (mtm) dan memberi andil sebesar -0,186% (mtm). Penurunan harga komoditas bawang merah, udang basah, tongkol/ambu-ambu dan daging babi juga menjadi penyumbang deflasi periode Mei.
Sementara itu,kata dia, tekanan inflasi periode Mei berasal dari peningkatan harga signifikan pada komoditas tomat buah dengan inflasi 30,88% (mtm). Adapun komoditas penyumbang inflasi lainnya yaitu rokok kretek, jeruk, tarif listrik dan bawang putih.
Secara disagregasinya, kondisi deflasi periode Mei terutama disumbang kelompok bahan pangan bergejolak (volatile foods) yang deflasi 0,01% (mtm) dengan andil -0,171% (mtm). Kelompok inti (core) juga terpantau deflasi sebesar 0,03% (mtm). Sementara itu, kelompok barang yang diatur pemerintah (administered prices) masih mengalami inflasi sebesar 0,91% (mtm).
Dibandingkan dengan realisasi IHK provinsi Sumatera Utara dan nasional, realisasi IHK kota Pematangsiantar periode Mei lalu juga terbilang rendah. Secara total, Provinsi Sumatera Utara mengalami inflasi sebesar 0,07% (mtm) atau 4,28% (yoy), dengan inflasi tertinggi di Kota Sibolga, yaitu 0,39% (mtm). Kota Medan mengalami inflasi sebesar 0,08% (mtm), sementara Padang Sidempuan terpantau deflasi sebesar 0,09% (mtm). Di sisi lain, IHK nasional juga mengalami inflasi pada besaran yang terkendali yaitu 0,39% (mtm) atau 4,33% (yoy).
Memperhatikan capaian realisasi IHK periode lalu serta pergerakan harga di pasar, TPID kota Pematangsiantar meyakini bahwa realisasi inflasi pada periode Juni akan berada pada level yang terkendali. Peningkatan permintaan bahan pangan diperkirakan dapat terpenuhi seiring dengan tersedianya pasokan sehingga gejolak harga juga dapat diredam. Berbagai program 4K yang akan dijalankan TPID Kota Pematangsiantar juga diharapkan dapat mengendalikan inflasi jelang Idul Fitri.
Dalam rangka menjaga Ketersediaan Pasokan, TPID Kota Pematangsiantar fokus pada ketersediaan pasokan komoditas bahan pangan. Kegiatan yang dilakukan diantaranya melakukan kunjungan langsung ke pasar, gudang BULOG dan kilang padi di Pematangsiantar. Sebelum periode Ramadhan, TPID kota Pematangsiantar juga telah melakukan kunjungan ke pasar Horas pada tanggal 24 Mei 2017 lalu untuk memastikan ketersediaan pasokan bahan pangan menjelang Ramadhan.
"Selanjutnya, untuk menjaga Keterjangkauan Harga, TPID Kota Pematangsiantar melakukan kegiatan pasar murah pada tanggal 5 s.d 9 Juni 2017, di delapan kecamatan di Pematangsiantar, yaitu Kecamatan Siantar Utara, Siantar Timur, Siantar Martoba, Siantar Sitalasari, Siantar Barat, Siantar Marihat, Siantar Simarimbun dan Siantar Selatan. Bahan pokok yang disediakan adalah beras, gula pasir, minyak goreng, LPG 3 kg, telur dan sirup. Dinas Kooperasi, UMKM dan Perdagangan juga membuka stand pasar murah di depan kantor,"ujarnya.
Sementara itu, BULOG Subdrive Pematangsiantar juga melakukan upaya pengendalian harga, di antaranya dengan penyediaan daging kerbau dengan harga Rp80.000/kg.
Untuk Kelancaran Distribusi, TPID Kota Pematangsiantar melakukan pemetaan kondisi infrastruktur guna memantau kelancaran distribusi barang dari dan menuju Kota Pematangsiantar. Adapun usulan yang diajukan adalah penambahan jadwal atau gerbong kereta api dari dan menuju Kota Pematangsiantar menjelang dan pasca Hari Raya Idul Fitri 1438H.
Usulan tersebut juga disertai dengan penanggulangan pungutan liar dan gangguan keamanan lainnya yang dapat menggangu distribusi barang. Dalam hal Komunikasi Ekspektasi, TPID Kota Pematangsiantar melakukan konferensi pers di RM Panorama pada tanggal 6 Juni 2017, memberi himbauan kepada masyarakat melalui talkshow di radio Bos FM pada tanggal 7 Juni 2017 di Bos FM dan pemutaran Iklan Layanan Masyarakat dengan tema Belanja Bijak sejak 12 Juni 2017 dan akan berlangsung selama dua minggu dengan intensitas 4 (empat) kali dalam sehari.
Melalui kegiatan ini masyarakat diharapkan melakukan konsumsi secara wajar (tidak berlebihan) serta pedagang tidak memanfaatkan situasi untuk mengambil keuntungan secara tidak wajar, melakukan spekulasi harga ataupun penimbunan.
Melalui berbagai program tersebut, TPID Kota Pematangsiantar optimis gejolak inflasi selama Ramadhan dan Idul Fitri 1438H dapat terkendali dan berada dalam sasaran inflasi sebesar 4±1%.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar