Dua Wisatawan Hanyut di Air Terjun Jambu Ara Belum Ditemukan
LINTAS PUBLIK-HATONDUHAN, Dua wisatawan lokal asal Kabupaten Asahan yakni Icen (18) dan Bulah (19) yang hanyut di Air Terjun Jambuara belum juga ditemukan,Senin (3/7/2017) sekira pukul 12.30 WIB.
Dua pemuda tersebut dikabarkan hanyut, karena derasnya arus Air Terjun Jambuara yang terletak di Huta V Pondok V Nagori Buntu Bayu Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun pada Minggu (2/7/2017) sekira pukul 10.00 WIB.
Berdasarkan pantuan wartawan, di lokasi air terjun yang dikelilingi tebing-tebing bebatuan dan pepohonan hijau. Sejumlah tim penyelamat dikerahkan baik dari , Polsek Tanah Jawa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Asahan, Basarnas Tanjung Balai, warga setempat dan pihak keluarga korban juga sudah sejak pagi berada di lokasi tersebut.
Seorang pengelola air terjun yang biasa disapa Pak Dedi mengaku sangat menyesalkan kejadian ini hingga berakibat kedua korban belum ditemukan
"Kita sangat menyayangkan kejadian ini. Memang pada malam hari sebelum kejadian airnya naik, airnya juga keruh kali warnanya kayak warna Kopi. Pihak keluarga dan lurah korban juga sudah di bawah (dekat air terjun) sejak pagi," katanya.
Sementara, Kepala Seksi Penyelamatan BPBD Asahan, Khairuddin Nur kepada wartawan mengakui kesulitan dalam pencarian korban yang diduga terseret arus deras di dalam pusaran air terjun. Dirinya tidak berani mengambil resiko untuk mengerahkan tim penyelam.
"Kita tidak berani ambil resiko lakukan pencarian hingga ke tengah, pas di bawah air terjun. Resikonya nyawa, karena ada turbulance air yang sangat kuat," kata Khairuddin Nur.
Sambung dia, upaya yang bisa dilakukan adalah menunggu korban mengapung. Selain itu sesekali tim BPBD juga mengitari tepi-tepi pusaran air terjun dengan menggunakan tali agar tidak tertarik ke dalam pusaran.
"Kesulitan kita lainnya adalah kondisi di bawah air terjun banyak bebatuan besar. Kami menduga korban tersangkut di bawah bebatuan," kata Khairuddin.
Petugas penyelamat juga memasang jaring di aliran yang mengarah ke sungai.Begitu juga pihak keluarga korban masih menunggui kedua korban.
LIHAT JUGA VIDEO DI BAWAH INI
Penulis : franki
Editor : tagor
Dua pemuda tersebut dikabarkan hanyut, karena derasnya arus Air Terjun Jambuara yang terletak di Huta V Pondok V Nagori Buntu Bayu Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun pada Minggu (2/7/2017) sekira pukul 10.00 WIB.
Berdasarkan pantuan wartawan, di lokasi air terjun yang dikelilingi tebing-tebing bebatuan dan pepohonan hijau. Sejumlah tim penyelamat dikerahkan baik dari , Polsek Tanah Jawa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Asahan, Basarnas Tanjung Balai, warga setempat dan pihak keluarga korban juga sudah sejak pagi berada di lokasi tersebut.
Seorang pengelola air terjun yang biasa disapa Pak Dedi mengaku sangat menyesalkan kejadian ini hingga berakibat kedua korban belum ditemukan
"Kita sangat menyayangkan kejadian ini. Memang pada malam hari sebelum kejadian airnya naik, airnya juga keruh kali warnanya kayak warna Kopi. Pihak keluarga dan lurah korban juga sudah di bawah (dekat air terjun) sejak pagi," katanya.
Sementara, Kepala Seksi Penyelamatan BPBD Asahan, Khairuddin Nur kepada wartawan mengakui kesulitan dalam pencarian korban yang diduga terseret arus deras di dalam pusaran air terjun. Dirinya tidak berani mengambil resiko untuk mengerahkan tim penyelam.
"Kita tidak berani ambil resiko lakukan pencarian hingga ke tengah, pas di bawah air terjun. Resikonya nyawa, karena ada turbulance air yang sangat kuat," kata Khairuddin Nur.
Sambung dia, upaya yang bisa dilakukan adalah menunggu korban mengapung. Selain itu sesekali tim BPBD juga mengitari tepi-tepi pusaran air terjun dengan menggunakan tali agar tidak tertarik ke dalam pusaran.
"Kesulitan kita lainnya adalah kondisi di bawah air terjun banyak bebatuan besar. Kami menduga korban tersangkut di bawah bebatuan," kata Khairuddin.
Petugas penyelamat juga memasang jaring di aliran yang mengarah ke sungai.Begitu juga pihak keluarga korban masih menunggui kedua korban.
LIHAT JUGA VIDEO DI BAWAH INI
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar