Ibu Bijak Harus Tahu Faktor yang Bisa Sebabkan Sumbing pada Anak
LINTAS PUBLIK -JAKARTA, Bibir dan langit mulut sumbing masih menjadi kondisi yang perlu mendapat perhatian serius. Kondisi itu terjadi akibat gagalnya proses penyatuan bibir dan langit mulut pada saat kehamilan minggu keempat hingga kesepuluh.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2013 menyebut, bibir dan langit mulut sumbing menempati urutan kelima populasi anak yang menyandang kecacatan. Dari setiap 1000 anak, dua di antaranya mengalami bibir sumbing.
Hingga kini, belum ada kejelasan pasti dan penyebab tunggal dari timbulnya sumbing pada anak. Beragam faktor bisa turut menyumbang terbentuknya sumbing, di antaranya kekurangan asam folat, vitamin B6, dan zinc selama masa kehamilan.
Alkohol dan rokok juga turut menjadi faktor yang penentu. Bahkan, keduanya meningkatkan potensi sumbing menjadi 10 kali lipat.
Selain itu, ibu hamil juga tidak boleh mengonsumsi sembarang obat. Setiap obat yang ditelan harus melalui konsultasi dokter terlebih dahulu.
“Obat anti muntah seperti thalidomide dilarang buat ibu hamil. Tidak hanya bikin sumbing, pertumbuhan tangan dan kaki anak juga bisa terganggu,” kata spesialis bedah plastik dr Prasetyanugraheni Kreshanti, SpBP-RE di Clef and Craniofacial Center (CCC) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Kamis (27/7/2017).
Dalam acara peringatan “Cleft & Craniofacial Awarness & Prevention Month”, salah satu pasien yang telah ditangani tim dokter CCC, Fandina, menceritakan pengalamannya. Dia mengalami sumbing bibir sejak lahir dan dari penuturan ibunya, kondisi itu disebabkan oleh pengaruh obat.
Saat sedang mengandung, ibu Fandina pernah kehabisan obat dari Rumah Sakit Harapan Kita yang biasa dikonsumsinya. Dia kemudian menyuruh suaminya membeli obat tersebut di sebuah toko di daerah Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Ternyata, obat tersebut palsu dan baru diketahui saat sudah hampir habis.
Saat kembali ke Rumah Sakit Harapan Kita, dokter menyampaikan bahwa Fandina akan mengalami sumbing.
Heni mengatakan, sumbing diketahui saat ibu hamil melakukan pemeriksaan kandungan dengan ultrasonografi (USG).
“Terkadang bisa juga tidak kelihatan. Tergantung pada alat dan dokter yang menangani. Posisi bayi juga. Kadang dia ngumpet atau tangannya menutupi mulut,” ucap Heni.
Terakhir, Heni berpesan kepada calon ibu agar menjaga kesehatan tubuhnya sebelum kehamilan. Asupan bernutrisi menjadi hal penting agar kesehatan bayi terjaga. “Jangan diet menurunkan berat badan. Makan secukupnya, tapi bergizi. Jadi saat mereka besar nanti sudah siap menjadi ibu yang sehat” ujarnya. (komp/t)
LIHAT JUGA VIDEO DI BAWAH INI
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2013 menyebut, bibir dan langit mulut sumbing menempati urutan kelima populasi anak yang menyandang kecacatan. Dari setiap 1000 anak, dua di antaranya mengalami bibir sumbing.
Hingga kini, belum ada kejelasan pasti dan penyebab tunggal dari timbulnya sumbing pada anak. Beragam faktor bisa turut menyumbang terbentuknya sumbing, di antaranya kekurangan asam folat, vitamin B6, dan zinc selama masa kehamilan.
Alkohol dan rokok juga turut menjadi faktor yang penentu. Bahkan, keduanya meningkatkan potensi sumbing menjadi 10 kali lipat.
Selain itu, ibu hamil juga tidak boleh mengonsumsi sembarang obat. Setiap obat yang ditelan harus melalui konsultasi dokter terlebih dahulu.
“Obat anti muntah seperti thalidomide dilarang buat ibu hamil. Tidak hanya bikin sumbing, pertumbuhan tangan dan kaki anak juga bisa terganggu,” kata spesialis bedah plastik dr Prasetyanugraheni Kreshanti, SpBP-RE di Clef and Craniofacial Center (CCC) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Kamis (27/7/2017).
Dalam acara peringatan “Cleft & Craniofacial Awarness & Prevention Month”, salah satu pasien yang telah ditangani tim dokter CCC, Fandina, menceritakan pengalamannya. Dia mengalami sumbing bibir sejak lahir dan dari penuturan ibunya, kondisi itu disebabkan oleh pengaruh obat.
Saat sedang mengandung, ibu Fandina pernah kehabisan obat dari Rumah Sakit Harapan Kita yang biasa dikonsumsinya. Dia kemudian menyuruh suaminya membeli obat tersebut di sebuah toko di daerah Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Ternyata, obat tersebut palsu dan baru diketahui saat sudah hampir habis.
Saat kembali ke Rumah Sakit Harapan Kita, dokter menyampaikan bahwa Fandina akan mengalami sumbing.
Heni mengatakan, sumbing diketahui saat ibu hamil melakukan pemeriksaan kandungan dengan ultrasonografi (USG).
“Terkadang bisa juga tidak kelihatan. Tergantung pada alat dan dokter yang menangani. Posisi bayi juga. Kadang dia ngumpet atau tangannya menutupi mulut,” ucap Heni.
Terakhir, Heni berpesan kepada calon ibu agar menjaga kesehatan tubuhnya sebelum kehamilan. Asupan bernutrisi menjadi hal penting agar kesehatan bayi terjaga. “Jangan diet menurunkan berat badan. Makan secukupnya, tapi bergizi. Jadi saat mereka besar nanti sudah siap menjadi ibu yang sehat” ujarnya. (komp/t)
LIHAT JUGA VIDEO DI BAWAH INI
Tidak ada komentar