Korban Pelatih Pramuka Bertambah, Modusnya Penyakit Parises
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Perkiraan Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Siantar,Aiptu Malon Siagian bahwa korban pelecehan seksul anak dibawah umur yang diduga dilakukan ASL, oknum pembantu pembina Pramuka bukan hanya 7 orang ternyata benar.
Terakhir, korban pelecehan seksual bertambah sehubungan adanya laporan dari T (15), seorang pelajar di salah satu SMA Negeri di Kota Pematangsiantar.
T, pelajar kelas 1 SMA tersebut mendatangi Polres Siantar,Jumat (21/7/2017) sekira pukul 14.20 WIB.
Ia langsung bertemu dengan Aiptu Malon dan mengaku korban pelecehan seksual ASL,seorang oknum pembantu pembina pramuka.
BACA JUGA Pelaku Cabul ASL Tak Miliki Rekomendasi Kwarcab, Kepala Sekolah Harus Bertanggung Jawab
Korban adalah adik didik pramuka yang dibina oleh ASL, di SMP Negeri 4 Kota Siantar. Dalam artian, korban ini adalah alumni SMP Negeri tersebut yang menjadi korban saat ia sedang duduk di kelas 3.
"Pertama di kamar mandi di dekat Toko Tunas Muda itu pak, itu tahun 2016. Kurang ingat bulan berapa, kalau gak salah bulan 7. Yang kedua, di kamar (rumah ASL) di lantai 2. Itu tahun 2017, bulannya lupa pak," kata korban.
Adapun modusnya, ASL pura-pura mengerti tentang penyakit parises. ASL meminta korban untuk telanjang. Kemudian seakan memeriksa, apakah korban memiliki penyakit untuk bisa masuk sebagai anggota kepolisian.
Nah, saat korban telanjang, ASL melakukan kebejatannya dengan 'menggoyang-goyang' korban dari belakang. Tetapi, korban tidak tahu, apakah ia disodomi atau tindak pencabulan lainnya.
Timbul Panjaitan, salah seorang pengurus dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Siantar-Simalungun, siap mendampingi korban tersebut. Kini, korban tersebut dimintai keterangannya di Mapolres Siantar.
LIHAT JUGA VIDEO DI BAWAH INI
Penulis : franki
Editor : tagor
Terakhir, korban pelecehan seksual bertambah sehubungan adanya laporan dari T (15), seorang pelajar di salah satu SMA Negeri di Kota Pematangsiantar.
T, pelajar kelas 1 SMA tersebut mendatangi Polres Siantar,Jumat (21/7/2017) sekira pukul 14.20 WIB.
Ia langsung bertemu dengan Aiptu Malon dan mengaku korban pelecehan seksual ASL,seorang oknum pembantu pembina pramuka.
BACA JUGA Pelaku Cabul ASL Tak Miliki Rekomendasi Kwarcab, Kepala Sekolah Harus Bertanggung Jawab
Korban adalah adik didik pramuka yang dibina oleh ASL, di SMP Negeri 4 Kota Siantar. Dalam artian, korban ini adalah alumni SMP Negeri tersebut yang menjadi korban saat ia sedang duduk di kelas 3.
"Pertama di kamar mandi di dekat Toko Tunas Muda itu pak, itu tahun 2016. Kurang ingat bulan berapa, kalau gak salah bulan 7. Yang kedua, di kamar (rumah ASL) di lantai 2. Itu tahun 2017, bulannya lupa pak," kata korban.
Adapun modusnya, ASL pura-pura mengerti tentang penyakit parises. ASL meminta korban untuk telanjang. Kemudian seakan memeriksa, apakah korban memiliki penyakit untuk bisa masuk sebagai anggota kepolisian.
Nah, saat korban telanjang, ASL melakukan kebejatannya dengan 'menggoyang-goyang' korban dari belakang. Tetapi, korban tidak tahu, apakah ia disodomi atau tindak pencabulan lainnya.
Timbul Panjaitan, salah seorang pengurus dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Siantar-Simalungun, siap mendampingi korban tersebut. Kini, korban tersebut dimintai keterangannya di Mapolres Siantar.
LIHAT JUGA VIDEO DI BAWAH INI
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar