Header Ads

Mahasiswa USU Demo, Tuntut Tanggung Jawab Rektorat Atas Pemukulan Mahasiswa

LINTAS PUBLIK - MEDAN, Ratusan Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Pemerintahan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (Pema USU) unjuk rasa di depan kantor Biro Rektor USU, Selasa (24/10) menuntut pertanggungjawaban pihak rektorat atas penganiayaan Imanuel Silaban yang dilakukan Satpam di dalam kampus.

Mahasiswa USU Demo, Tuntut Tanggung Jawab Rektorat Atas Pemukulan Mahasiswa
Mahasiswa yang demo di USU, Selasa (24/10). (Foto: Hariansib.co)

"Jika tidak diusut tuntas, maka kampus akan kami hijaukan," teriak Gubernur FIB USU Yosua Yordan Pangihutan Manalu dalam orasinya, seperti yang dilansir oleh HarianSIB.co, Rabu (25/10/2017).

Dikatakannya, mahasiswa dituduh yang tidak-tidak, dituding kaum perusak, sementara rumah dinas dosen banyak yang dijadikan kos-kosan, malah terkesan pembiaran. "Karena itu, kami di sini menolak luka atas kasus ini, terlebih kasus terbaru, teman kami dianiaya hingga kritis sampai sekarang oleh puluhan Satpam di kampus. Bahkan kita tidak tahu siapa saja yang memukul teman kami ini. Rektorat harus bertanggung jawab atas tindakan represif Satpam terhadap Imanuel Silaban. Kami menuntut agar mengevaluasi tugas pokok Satpam yang seharusnya menjaga dan melindungi, bukan malah melakukan tindakan tidak manusiawi di tengah-tengah tempat intelektual. Kami menuntut pihak rektorat memecat Satpam yang terlibat dalam tempo sesingkat-singkatnya. Kami juga menuntut pihak kepolisian dan semua pihak yang bertanggung jawab atas nama negara, mengusut tuntas kasus ini," tegasnya.

Mahasiswa juga menuntut SK jam malam dicabut. "Kami terkesan dicederai, telah menyamaratakan kita, bahwasanya kita orang-orang tidak terpelajar, padahal kami adalah orang-orang yang membicarakan hak. Kami juga menolak intervensi kepolisian dan militer di dalam dunia kampus, karena kampus adalah ladangnya kaum intelektual, kita bebas berkarya dan berkreatifitas. Ini adalah laboratorium dunia, yang harus bebas dari kepentingan politik manapun. Dengan atas nama ketertiban, sementara kebusukan merajalela. Kami kecewa banyak permasalahan yang ditimpakan kepada mahasiswa. Di mana orang tua kami, jeritan anak-anak yang membayar uang kuliah di sini, korupsi dan kolusi malah merajalela," ujarnya.

Ditegaskan, jika tuntutan para mahasiswa tidak direspon cepat, maka kampus akan diboikot, dilibur paksa dan dihijaukan.

BACA JUGA: Pendemo Tuntut Dirut PDAM Tirtauli Dicopot, Hefriansyah Diduga Punya Hutang Politik ke Badri Kalimantan

Dalam aksi tersebut, para mahasiswa diterima Wakil Rektor (WR) 1 USU Prof Dr Ir Rosmayati MS, WR 2 Dr Muhammad Fidel Ganis, WR 5 Ir Luhut Sihombing serta para staf rektorat USU.

Prof Rosmayati mengatakan, seyogianya rektor akan hadir, namun rektor sedang ada tugas ke Jakarta dalam rangka rapat anggaran 2018.

"Dari Batam, beliau langsung bertolak ke Jakarta. Karena itu, kami diberi wewenang. Tidak semua tuntutan yang bisa kami jawab, karena banyak hal yang harus disertai dukungan data. Aspirasi yang lain, kita bisa duduk bersama sebagai tindak lanjut tuntutan ini," katanya.

WR 5 USU Luhut Sihombing menambahkan, terkait kejadian yang menimpa Imanuel Silaban, pihaknya sudah melakukan tanggung jawab terbaik. Sudah ditempatkan di rumah sakit terbaik di kota Medan ini. Biaya juga sudah ditanggulangi.

"Semoga Imanuel kembali sehat. Kita doakan bersama. Kami mengutuk keras terhadap tindakan penganiayaan tersebut. Kasus itu sudah kita serahkan kepada polisi, sudah kita surati agar dilakukan investigasi. Mudah-mudahan secepatnya diketahui pelakunya, agar dapat diambil keputusan terbaik. Jika Satpam salah, akan dihukum dan dipecat. Jangan main hakim sendiri. Jika kita menolak kekerasan, jangan melakukan kekerasan. Kita usut sampai tuntas, tidak pandang bulu. USU ini diselenggarakan atas dasar demokratis, berkeadilan. Kita menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama, budaya, kemajemukan, persatuan dan kesatuan. Semuanya sama rata dalam hal ini. Beri waktu bagi kami untuk mengusut tuntas kasus ini dan menyembuhkan Imanuel Silaban," katanya.

Terkait jam malam, Luhut menyatakan, tidak ada jam malam, jangan diputarbalikan. Tetapi, harus dicatat karena ada kegiatan akademik. Mahasiswa Fakultas Kedokteran juga diperbolehkan hingga 24 jam di kampus, tetapi memang untuk kegiatan akademik di laboratorium.

"Tapi ingat jangan digunakan untuk tidur. Ini kampus kalian, tapi tertib, ada keteraturan. Jika ada kegiatan akademik, laporkan ke program studinya. Begitu juga dengan bangunan lainnya. Tidak kami biarkan satu pun bangunan di sini dibiarkan jorok. Jadi harus dijaga bersama. Bukan dimaksudkan mengusir mahasiswa. Tidak ada itu. Tak ada jam malam. Harus ingat itu, jangan dijadikan yang tidak-tidak dan harus bebas narkoba," katanya.

Ia berharap, para mahasiswa dapat datang ke kantor biro rektorat untuk mendapatkan solusi, diskusi dan masukan. Jika ada masukan Satpam harus diubah seperti PTN-BH, berdiri sendiri menjadi pusat keamanan dan keselamatan kampus, akan ditampung. Kita akan terus berbenah, kita juga sudah siapkan draf nya. Semua kita perbaiki. Saya tak pernah melihat mahasiswa datang ke kantor saya membicarakan ini. Tak pernah ada yang datang, padahal selalu saya tunggu, saya berharap kalian datang, saya buka forum ini untuk membicarakan solusinya.

Aksi mahasiswa berlangsung tertib. Meski sempat hujan deras, mahasiswa sempat bertahan dengan terus meneriakkan yel-yel serta menyanyikan lagu perjuangan mahasiswa. (SIB/HR)


LIHAT JUGA VIDEO DI BAWAH INI

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.