Sudah Saatnya Perpustakaan Sekolah Tidak Sekadar Tempat Baca Buka
LINTAS PUBLIK, BUKU adalah jendela dunia begitulah istilah yang tidak asing lagi di telinga kita. Secara kasat mata mengandung makna bahwa dengan membaca kita bisa mengintip bahkan menjelajahi dunia, semakin banyak membaca maka semakin banyak pengetahuan baru yang bisa membuka alam fikiran dan wawasan manusia.
Pada dasarnya minat baca haruslah dipupuk sejak dini agar menjadi suatu kebiasaan. Dalam hal ini, orangtualah yang memiliki peran utama dalam memperkenalkan dan membiasakan membaca. Selain itu, pendidikan di sekolah juga merupakan faktor utama dalam pembiasaan membaca di kalangan masyarakat karena sekolah merupakan tempat menuntut ilmu yang tidak didapatkan di keluarga.
Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 ahun 2003 manyatakan bahwa “setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiawaan peserta didik.
Dalam PP 19 Tahun 2005, dijelaskan bahwa “standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan dan komunikasi. Yang perlu digaris bawahi dari peraturan-peraturan pemerintah tersebut adalah sekolah wajib menyediakan perpustakaan untuk menunjang proses belajar dan mengajar.
Perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan yang merupakan bagian integral dari sekolah yang memiliki unit kerja sendiri berperan sebagai sumber belajar, keberadaan perpustakaan harus mendapat dukungan dari setiap stakeholder sekolah dan aktifitas perpustakaan biasanya dilakukan pada waktu istirahat, sesudah jam belajar usai atau ketika kelas ada jam pelajaran yang kosong karena guru berhalangan hadir dan tidak sempat memberi tugas maka diperuntukkan menjadi tempat membaca buku-buku.
Program perpustakaan sekolah saat ini tidak hanya terfokus pada peningkatan minat baca saja, akan tetapi lebih dari itu, mengutamakan pada pembinaan, bimbingan untuk berkarya dan kreatif, beberapa bimbingan yang dapat dilakukan berupa bimbingan memilih buku yang sesuai dengan keperluan (misalnya untuk keperluan diskusi dan menjelaskan tugas-tugas). Bimbingan cara membaca yang baik dan benar, bimbingan cara meringkas buku dan menyimpulkan isi buku
Dalam menumbuhkan kreatifitas pihak perpus menggandeng tim mading mengadakan lomba terbaik karya tulis, bisa berupa cerpen, opini dan lain-lain dengan tujuan agar siswa kreatif menulis, dan yang terbaik dalam isi tulisannya diterbitkan buletin sekolah atau website sekolah.
Seperti dua siswi SMPN 1 Model Babat Toman, Nabila Hartina, siswa kelas VIII “Keinginan Yang Besar Dalam Keterbatasan” dan Prita Ladis Yumaida kelas XI yang juga ketua Rohis “Selamat Datang Mimpi”, sosok dua siswi ini termasuk binaan dari perpus menggandeng tim kreatif sekolah. Karyanya sudah masuk berbagai media, dan terima kasih kepada media yang telah mensuport mempublikasinya.
Dengan pemberian bimbingan dalam perpustakaan sekolah, diharapkan dapat memberikan alternatif kegiatan yang posistif terhadap siswa siswi agar terciptanya hubungan bathin dengan perpustakaan sekolah. Sudah saatnya perpustaaan sekolah tidak sekadar tempat membaca buku.
Mari jadikan setiap langkah kecilmu bermakna besar dalam kehidupanmu, ada sebuah ungkapan dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah dengan agama hidup menjadi terarah dan bermakna.. (poskot/t)
LIHAT JUGA VIDEO DI BAWAH INI
Drs. Mashud, M.Si
Kepala Perpustakaan SMPN 1 Model Babat Toman
Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
Pada dasarnya minat baca haruslah dipupuk sejak dini agar menjadi suatu kebiasaan. Dalam hal ini, orangtualah yang memiliki peran utama dalam memperkenalkan dan membiasakan membaca. Selain itu, pendidikan di sekolah juga merupakan faktor utama dalam pembiasaan membaca di kalangan masyarakat karena sekolah merupakan tempat menuntut ilmu yang tidak didapatkan di keluarga.
Perpustakaan SMPN 1 Model Babat Toman Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan |
Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 ahun 2003 manyatakan bahwa “setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiawaan peserta didik.
Dalam PP 19 Tahun 2005, dijelaskan bahwa “standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan dan komunikasi. Yang perlu digaris bawahi dari peraturan-peraturan pemerintah tersebut adalah sekolah wajib menyediakan perpustakaan untuk menunjang proses belajar dan mengajar.
Perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan yang merupakan bagian integral dari sekolah yang memiliki unit kerja sendiri berperan sebagai sumber belajar, keberadaan perpustakaan harus mendapat dukungan dari setiap stakeholder sekolah dan aktifitas perpustakaan biasanya dilakukan pada waktu istirahat, sesudah jam belajar usai atau ketika kelas ada jam pelajaran yang kosong karena guru berhalangan hadir dan tidak sempat memberi tugas maka diperuntukkan menjadi tempat membaca buku-buku.
Program perpustakaan sekolah saat ini tidak hanya terfokus pada peningkatan minat baca saja, akan tetapi lebih dari itu, mengutamakan pada pembinaan, bimbingan untuk berkarya dan kreatif, beberapa bimbingan yang dapat dilakukan berupa bimbingan memilih buku yang sesuai dengan keperluan (misalnya untuk keperluan diskusi dan menjelaskan tugas-tugas). Bimbingan cara membaca yang baik dan benar, bimbingan cara meringkas buku dan menyimpulkan isi buku
Dalam menumbuhkan kreatifitas pihak perpus menggandeng tim mading mengadakan lomba terbaik karya tulis, bisa berupa cerpen, opini dan lain-lain dengan tujuan agar siswa kreatif menulis, dan yang terbaik dalam isi tulisannya diterbitkan buletin sekolah atau website sekolah.
Seperti dua siswi SMPN 1 Model Babat Toman, Nabila Hartina, siswa kelas VIII “Keinginan Yang Besar Dalam Keterbatasan” dan Prita Ladis Yumaida kelas XI yang juga ketua Rohis “Selamat Datang Mimpi”, sosok dua siswi ini termasuk binaan dari perpus menggandeng tim kreatif sekolah. Karyanya sudah masuk berbagai media, dan terima kasih kepada media yang telah mensuport mempublikasinya.
Dengan pemberian bimbingan dalam perpustakaan sekolah, diharapkan dapat memberikan alternatif kegiatan yang posistif terhadap siswa siswi agar terciptanya hubungan bathin dengan perpustakaan sekolah. Sudah saatnya perpustaaan sekolah tidak sekadar tempat membaca buku.
Mari jadikan setiap langkah kecilmu bermakna besar dalam kehidupanmu, ada sebuah ungkapan dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah dengan agama hidup menjadi terarah dan bermakna.. (poskot/t)
LIHAT JUGA VIDEO DI BAWAH INI
Drs. Mashud, M.Si
Kepala Perpustakaan SMPN 1 Model Babat Toman
Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan
Tidak ada komentar