Akhirnya, Paus Fransiskus Ucapkan "Rohingya"
LINTAS PUBLIK - DHAKA, Untuk pertama kalinya, Paus Fransiskus mengucapkan kata " Rohingya" ketika berada di Dhaka, Bangladesh.
Itu terjadi setelah paus 80 tahun tersebut menerima beberapa perwakilan pengungsi Rohingya dalam pertemuan antar-agama Jumat (1/12/2017).
"Hari ini, kehadiran Tuhan berada dalam diri rakyat Rohingya," kata Fransiskus seperti dilansir kantor berita AFP.
Sejak menginjakkan kakinya di Myanmar Senin (27/11/2017), Fransiskus sama sekali tidak menyebut "Rohingya".
Di hadapan panglima militer Jenderal Senior Min Aung Hlaing, dan pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi, Fransiskus mengganti Rohingya dengan "krisis kemanusiaan yang tengah terjadi di Myanmar".
Memang, sebelum bertolak ke Myanmar, Fransiskus telah mendapat pesan untuk tidak menyebut Rohingya karena dikhawatirkan bakal memicu sentimen negatif.
Bagi masyarakat Myanmar, Rohingya dipandang sebagai "Bengalis", alias imigran gelap dari Bangladesh.
Hal itu membuat sebagian rakyat Rohingya mengaku kecewa karena pemimpin Gereja Katolik Roma itu sama sekali tidak mengakui mereka.
Jumat, di depan perwakilan pengungsi, Fransiskus meminta maaf atas "tindakannya" selama di Myanmar.
Fransiskus juga menyerukan agar komunitas internasional bisa terus membantu Rohingya.
"Marilah kita untuk tidak menutup hati, dan hanya memandang dari satu sisi saja," pesan paus ke-266 dalam sejarah Katolik Roma tersebut.
Sejak operasi militer yang dilakukan Myanmar pada 25 Agustus, 620.000 rakyat Rohingya mengungsi ke Bangladesh.
Di sana, mereka berada di kamp pengungsian Kutupalong yang berada di Distrik Cox's Bazaar.
Sumber : kompas
Itu terjadi setelah paus 80 tahun tersebut menerima beberapa perwakilan pengungsi Rohingya dalam pertemuan antar-agama Jumat (1/12/2017).
"Hari ini, kehadiran Tuhan berada dalam diri rakyat Rohingya," kata Fransiskus seperti dilansir kantor berita AFP.
Sejak menginjakkan kakinya di Myanmar Senin (27/11/2017), Fransiskus sama sekali tidak menyebut "Rohingya".
Di hadapan panglima militer Jenderal Senior Min Aung Hlaing, dan pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi, Fransiskus mengganti Rohingya dengan "krisis kemanusiaan yang tengah terjadi di Myanmar".
Memang, sebelum bertolak ke Myanmar, Fransiskus telah mendapat pesan untuk tidak menyebut Rohingya karena dikhawatirkan bakal memicu sentimen negatif.
Bagi masyarakat Myanmar, Rohingya dipandang sebagai "Bengalis", alias imigran gelap dari Bangladesh.
Hal itu membuat sebagian rakyat Rohingya mengaku kecewa karena pemimpin Gereja Katolik Roma itu sama sekali tidak mengakui mereka.
Jumat, di depan perwakilan pengungsi, Fransiskus meminta maaf atas "tindakannya" selama di Myanmar.
Fransiskus juga menyerukan agar komunitas internasional bisa terus membantu Rohingya.
"Marilah kita untuk tidak menutup hati, dan hanya memandang dari satu sisi saja," pesan paus ke-266 dalam sejarah Katolik Roma tersebut.
Sejak operasi militer yang dilakukan Myanmar pada 25 Agustus, 620.000 rakyat Rohingya mengungsi ke Bangladesh.
Di sana, mereka berada di kamp pengungsian Kutupalong yang berada di Distrik Cox's Bazaar.
Sumber : kompas
Tidak ada komentar