Header Ads

Menggairahkan Lagi Perpustakaan Desa

LINTAS PUBLIK - PANGKALAN BUN,  Lulus kuliah tahun 2015 dengan jurusan Tata Boga, Selvia Pancarina tertantang untuk berbuat sesuatu sebagai wujud partisipasi membangun kampung halamannya yakni Desa Kubu, Kecamatan Kumai, Kabupaten Waringin Barat, Kalimantan Tengah. Hal pertama yang dilakukan anak muda kelahiran 24 tahun silam ini adalah menghidupkan kembali perpusatakaan desa bernama Bahtera Pustaka.

Selvia prihatin karena Rumah baca tersebut dua tahun tutup karena ketiadaan pengurus. Ruang perpustakaan yang luasnya kira 30 M2 ini merupakan pinjaman pihak desa. Dengan diaktifkan kembali, Bahtera Pustaka mendapat pembinaan dan penambahan koleksi buku. Di antaranya dibantu dari Perpusda Kalimantan Tengan dan CSR Perusahaan minuman Coca Cola Pusat.

Selvia Pancarina (kiri) tengah berdiskusi dengan Supadi sebagai pendamping kegiatan penguatan IPTEK Pemuda Kemenpora saat meninjau lokasi di Desa Kubu, Kecamatan Kumai, Kab. Waringin Barat, Kalimantan Tengah.
Untuk menutupi biaya operasional perpustakaan, Selvia membuka pelatihan komputer dasar dan kursus menjahit dengan biaya murah. "Kedepan, kami ingin menjadikan perpustakaan ini bisa dikembangkan menjadi pusat pemberdayaan masyarakat di desa ini" ujarnya dengan nada semangat.

Selvia sangat beruntung karena partisipasinya dalam pemberdayaan masyarakat desa selalu didukung oleh Kepala Desa Kubu. Proposalnya untuk meningkakan kapasitas perpustakaan telah diakomodasi dalam rencana anggaran desa tahun 2018. Diharapkan, dana desa tahun depan bisa membantu pengadaan meja dan kursi, serta penambahan jumlah komputer.

Menurut dia, para pengunjung pada umumnya, khususnya anak-anak sangat suka mengakses internet. Pada saat saat tertentu, juga diputarkan film-film edukasi khususnya tiap hari jum'at dimana jadwal murid-murid Taman Kanak-Kanak di desanya berkunjung ke perpustakaan itu.

Sebagai wujud upaya pemberdayaan masyarakat desanya, mulai awal Oktober 2017, Selvia juga mulai merintis produksi srundeng kemasan dan "bawang goreng" dari papay (udang kecil) . Namun masih belum kontinu karena kendala dalam pemasaran yang belum teratasi.

"Pemasaran merupakan tantangan yang paling sulit dalam bisnis apapun. Disana seorang calon sosio-entrepreneur harus mampu membuktikan kelayakan bisnisnya" kata Kabid Pemetaan dan Penelusuran IPTEK Kemenpora, Supadi saat kunjungan untuk melakukan pendampingan dan Monev, belum lama ini.

Kegiatan Monev ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas IPTEK Pemuda oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga di Bogor, Jawa Barat pada akhir Juli 2017 yang lalu. Selvia merupakan satu dari 78 pemuda berasal dari dari 34 provinsi yang mengikuti pelatihan tersebut.


Sumber   : kompas 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.