Beredar Isu Perekrutan Dari Luar, Puluhan Tenaga Magang Datangi RSUD
LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Puluhan tenaga magang Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah (BLUD RSUD) Djasamen Saragih berunjuk rasa di lingkungan rumah sakit pemerintah tersebut.
Mereka kembali meminta kepastian menjadi pegawai tetap. Apalagi, ada isu berkembang bahwa pengangkatan pegawai dikatakan justru dari luar, Jumat (12/1/2018) sekira jam 09.00 Wib.
“Sebanyak 55 orang yang terdaftar di SBSI meminta pengangkatan tenaga BLUD. Pengangkatan bukan justru dari luar karena masih banyak tenaga magang yang sudah lama bekerja dan itu yang harus diangkat,” ucap Henny pengurus SBSI melalui orasinya.
Dikatakan, bahwa sebanyak 75 orang yang ada saat ini harus diprioritaskan pengangkatannya. Para tenaga magang menilai bahwa pihak rumah sakit sengaja membuat ujian sebelum mengangkat dan menempatkan menjadi pegawai BLUD RSUD untuk menyingkirkan mereka.
Padahal, bicara soal kemampuan mereka menyatakan siap membuktikannya, karena rata-rata sudah bekerja antara empat sampai delapan tahun. Kehadiran para tenaga magang tersebut yang didampingi SBSI dengan Ketua Ramlan Sinaga diterima Wakil Direktur III, Ronny Sinaga, karena Dirut BLUD RSUD Djasamen Saragih tidak berada di tempat.
Selanjutnya, dilakukan pertemuan di salah satu ruangan. Namun, tak lama kemudian Dirut dr Susanti akhirnya hadir. Pada pertemuan tersebut, Ramlan Sinaga mengatakan bahwa kedatangan mereka untuk mempertanyakan isu yang beredar mengenai pengangkatan pegawai dengan sistem ujian dan adanya pegawai akan diterima di luar dari tenaga magang.
Mendengar hal itu, Dirut BLUD RSUD, dr Susanti mengakui jika sistem rekrutmen sedang dipersiapkan dan telah diterbitkan Surat Keputusan (SK) tim pelaksana seleksi. “Ini sedang bekerja. Tentunya akan diangkat yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan.
Asal itu sesuai dengan peraturan. Untung saat ini datang (para tenaga magang dan SBSI) sehingga issu yang beredar itu bisa dijawab,” katanya. Wakil Direktur III Rony Sinaga menjelaskan bahwa pengangkatan pegawai harus memiliki kriteria dan sedang dipikirkan apa solusi untuk melakukan rekrutmen.
Untuk itu Ronny meminta agar mereka diberi kepercayaan menentukan pegawai yang terbaik apalagi jumlah TM ada 75 orang sementara yang dibutuhkan hanya 50 orang. “Mungkin bulan Februari baru bisa kita lakukan dan kita tidak bisa mengangkat sesuka-suka karena ada peraturan yang mengikatnya. Kami mau memberikan harapan baru, bukan janji palsu. Untuk itu mari kita saling menghargai agar bisa berjalan dengan baik,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Bendahara SBSI, Lina Pakpahan, meminta agar pihak rumah sakit tidak memberhentikan seorang pun TM dan soal upah dikatakan bisa disesuaikan dengan keuangan RSUD tanpa harus berpatokan ke UMK.
Sementara, Ramlan Sinaga justru balik bertanya balik kepada jajaran direksi apakah selama sekitar 10 tahun ini para tenaga magang tidak teruji? Tidak digaji juga Ramlan mengatakan sudah siap. Selanjutnya, dr Susanti mengatakan bahwa kebijakan yang akan dilakukan sudah berdasarkan saran Walikota dan seleksi supaya tidak ada titip-titipan.
Dia juga mengaku sudah koordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan terkait dengan UMK. Berkaitan dengan seleksi, menurut dr Susanti hanya berupa psikotes apakah masih punya nalar atau naluri yang baik. “Jadi di sana tidak ada yang dipelajari. Itu alami dari diri kita.
Kalau kita memang hidup lempang yang baik hasilnya. Karena pertanyaan terkait kehidupan sehari-hari. Jadi yang dilihat itu hanya jiwanya. Bentuk ujiannya juga akan kita sesuaikan dengan kondisi tenaga magang di sini.
Kalau dari hati saya semua mau diangkat tetapi kami sudah dikunci Disnaker,” terangnya. Apa yang disampaikan jajaran direksi malah dinilai tidak berpihak kepada tenaga magang dan hanya salah satu upaya untuk menyinggirkan secara tidak langsung.
Untuk itu, Ramlan meminta agar Direksi BLUD RSUD Djasamen Saragih menangguhkan para tenaga magang hingga kemampuan rumah sakit untuk menggaji dapat berjalan sesuai ketentuan peraturan. Setelah pertemuan itu berjalan dengan argumentasi panjang, akhirnya tenaga magang bersama SBSI yang mendampingi dengan jajaran Direksi BLUD sepakat akan berkoordinasi kembali soal rencana penetapan upah.
Sumber : metro24jam
Mereka kembali meminta kepastian menjadi pegawai tetap. Apalagi, ada isu berkembang bahwa pengangkatan pegawai dikatakan justru dari luar, Jumat (12/1/2018) sekira jam 09.00 Wib.
“Sebanyak 55 orang yang terdaftar di SBSI meminta pengangkatan tenaga BLUD. Pengangkatan bukan justru dari luar karena masih banyak tenaga magang yang sudah lama bekerja dan itu yang harus diangkat,” ucap Henny pengurus SBSI melalui orasinya.
Puluhan tenaga magang saat bertemu dengan manajemen RSUD. |
Padahal, bicara soal kemampuan mereka menyatakan siap membuktikannya, karena rata-rata sudah bekerja antara empat sampai delapan tahun. Kehadiran para tenaga magang tersebut yang didampingi SBSI dengan Ketua Ramlan Sinaga diterima Wakil Direktur III, Ronny Sinaga, karena Dirut BLUD RSUD Djasamen Saragih tidak berada di tempat.
Selanjutnya, dilakukan pertemuan di salah satu ruangan. Namun, tak lama kemudian Dirut dr Susanti akhirnya hadir. Pada pertemuan tersebut, Ramlan Sinaga mengatakan bahwa kedatangan mereka untuk mempertanyakan isu yang beredar mengenai pengangkatan pegawai dengan sistem ujian dan adanya pegawai akan diterima di luar dari tenaga magang.
Mendengar hal itu, Dirut BLUD RSUD, dr Susanti mengakui jika sistem rekrutmen sedang dipersiapkan dan telah diterbitkan Surat Keputusan (SK) tim pelaksana seleksi. “Ini sedang bekerja. Tentunya akan diangkat yang disesuaikan dengan kemampuan keuangan.
Asal itu sesuai dengan peraturan. Untung saat ini datang (para tenaga magang dan SBSI) sehingga issu yang beredar itu bisa dijawab,” katanya. Wakil Direktur III Rony Sinaga menjelaskan bahwa pengangkatan pegawai harus memiliki kriteria dan sedang dipikirkan apa solusi untuk melakukan rekrutmen.
Untuk itu Ronny meminta agar mereka diberi kepercayaan menentukan pegawai yang terbaik apalagi jumlah TM ada 75 orang sementara yang dibutuhkan hanya 50 orang. “Mungkin bulan Februari baru bisa kita lakukan dan kita tidak bisa mengangkat sesuka-suka karena ada peraturan yang mengikatnya. Kami mau memberikan harapan baru, bukan janji palsu. Untuk itu mari kita saling menghargai agar bisa berjalan dengan baik,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Bendahara SBSI, Lina Pakpahan, meminta agar pihak rumah sakit tidak memberhentikan seorang pun TM dan soal upah dikatakan bisa disesuaikan dengan keuangan RSUD tanpa harus berpatokan ke UMK.
Sementara, Ramlan Sinaga justru balik bertanya balik kepada jajaran direksi apakah selama sekitar 10 tahun ini para tenaga magang tidak teruji? Tidak digaji juga Ramlan mengatakan sudah siap. Selanjutnya, dr Susanti mengatakan bahwa kebijakan yang akan dilakukan sudah berdasarkan saran Walikota dan seleksi supaya tidak ada titip-titipan.
Dia juga mengaku sudah koordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan terkait dengan UMK. Berkaitan dengan seleksi, menurut dr Susanti hanya berupa psikotes apakah masih punya nalar atau naluri yang baik. “Jadi di sana tidak ada yang dipelajari. Itu alami dari diri kita.
Kalau kita memang hidup lempang yang baik hasilnya. Karena pertanyaan terkait kehidupan sehari-hari. Jadi yang dilihat itu hanya jiwanya. Bentuk ujiannya juga akan kita sesuaikan dengan kondisi tenaga magang di sini.
Kalau dari hati saya semua mau diangkat tetapi kami sudah dikunci Disnaker,” terangnya. Apa yang disampaikan jajaran direksi malah dinilai tidak berpihak kepada tenaga magang dan hanya salah satu upaya untuk menyinggirkan secara tidak langsung.
Untuk itu, Ramlan meminta agar Direksi BLUD RSUD Djasamen Saragih menangguhkan para tenaga magang hingga kemampuan rumah sakit untuk menggaji dapat berjalan sesuai ketentuan peraturan. Setelah pertemuan itu berjalan dengan argumentasi panjang, akhirnya tenaga magang bersama SBSI yang mendampingi dengan jajaran Direksi BLUD sepakat akan berkoordinasi kembali soal rencana penetapan upah.
Sumber : metro24jam
Tidak ada komentar