Kapolres Rote Ndao Usung Peti Jenazah Petani Korban Penembakan
LINTAS PUBLIK - KUPANG, Kapolres Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), AKBP Murry Miranda, ikut mengusung peti yang berisi jenazah Yulius Ledoh (31), petani asal Dusun Lidamanu, Desa Lentera, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), diduga menjadi korban penembakan.
Murry Miranda bersama sejumlah perwira lainnya membantu mengusung jenazah korban ke liang lahat untuk dimakamkan.
Murry melayat dan mengikuti pemakaman jenazah Yulius di Desa Lentera, Kecamatan Rote Barat Daya, Selasa (6/2/2018).
Selain melayat dan memikul peti jenazah Yulius, Murry juga memberikan sumbangan kepada istri Yulius.
Saat memberikan sambutannya, Murry mengimbau kepada seluruh keluarga Yulius bekerja sama dengan Polres Rote Ndao mengungkap dan menemukan pelaku penembakan ini.
"Percayakan kepada pihak Polres Rote Ndao untuk menangani secara tuntas dan jangan main hakim sendiri, dan jangan berpersepsi tentang kasus yang terjadi saat ini," ucapnya.
Murry juga mengimbau kepada masyarakat yang memiliki senjata api untuk menyerahkannya ke polisi.
"Kepada masyarakat yang memiliki senjata api rakitan untuk segera menyerahkan kepada pihak polres. Jika tidak menyerahkan, maka akan diproses saat operasi dilakukan polisi," imbaunya.
Sebelumnya diberitakan, Yulius Ledoh (31), petani asal Dusun Lidamanu, Desa Lentera, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), diduga menjadi korban penembakan.
Kapolres Rote Ndao AKBP Murry Miranda mengatakan, Yulius Ledo diduga ditembak dengan senjata api rakitan.
"Yulius diduga kuat merupakan korban pembunuhan, karena ada luka lubang di kepala bagian kanan. Dugaan sementara korban dibunuh dengan menggunakan senjata rakitan," kata Murry, Senin (5/2/2018).
Menurut Murry, hingga saat ini belum bisa diketahui siapa pelaku dan motif pembunuhan itu. Kasus ini masih dalam penyelidikan intensif Satuan Reskrim Polres Rote Ndao.
Korban Yulius, kata Murry, setiap hari pergi menggembala hewan ternak (domba) di Padang Aihubibihiak bersama dua orang rekannya.
"Semua domba dikumpulkan jadi satu di padang, kemudian digembala oleh korban bersama dua orang rekannya berinisial YF dan YL, yang saat ini kita mintai keterangan mereka sebagai saksi," ucapnya.
Sumber : kompas
Murry Miranda bersama sejumlah perwira lainnya membantu mengusung jenazah korban ke liang lahat untuk dimakamkan.
Murry melayat dan mengikuti pemakaman jenazah Yulius di Desa Lentera, Kecamatan Rote Barat Daya, Selasa (6/2/2018).
Kapolres Rote Ndao AKBP Murry Miranda bersama sejumlah perwira Polres Rote Ndao, saat mengusung peti jenazah Yulius Ledoh (31), yang menjadi korban penembakan |
Saat memberikan sambutannya, Murry mengimbau kepada seluruh keluarga Yulius bekerja sama dengan Polres Rote Ndao mengungkap dan menemukan pelaku penembakan ini.
"Percayakan kepada pihak Polres Rote Ndao untuk menangani secara tuntas dan jangan main hakim sendiri, dan jangan berpersepsi tentang kasus yang terjadi saat ini," ucapnya.
Murry juga mengimbau kepada masyarakat yang memiliki senjata api untuk menyerahkannya ke polisi.
"Kepada masyarakat yang memiliki senjata api rakitan untuk segera menyerahkan kepada pihak polres. Jika tidak menyerahkan, maka akan diproses saat operasi dilakukan polisi," imbaunya.
Sebelumnya diberitakan, Yulius Ledoh (31), petani asal Dusun Lidamanu, Desa Lentera, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), diduga menjadi korban penembakan.
Kapolres Rote Ndao AKBP Murry Miranda mengatakan, Yulius Ledo diduga ditembak dengan senjata api rakitan.
"Yulius diduga kuat merupakan korban pembunuhan, karena ada luka lubang di kepala bagian kanan. Dugaan sementara korban dibunuh dengan menggunakan senjata rakitan," kata Murry, Senin (5/2/2018).
Menurut Murry, hingga saat ini belum bisa diketahui siapa pelaku dan motif pembunuhan itu. Kasus ini masih dalam penyelidikan intensif Satuan Reskrim Polres Rote Ndao.
Korban Yulius, kata Murry, setiap hari pergi menggembala hewan ternak (domba) di Padang Aihubibihiak bersama dua orang rekannya.
"Semua domba dikumpulkan jadi satu di padang, kemudian digembala oleh korban bersama dua orang rekannya berinisial YF dan YL, yang saat ini kita mintai keterangan mereka sebagai saksi," ucapnya.
Sumber : kompas
Tidak ada komentar