Header Ads

VIRAL Penyakit Difteri, Serumnya Kosong, Harga ADS Rp.80 Juta, Anak Ini Malah Dapat 100.000 Unit

LINTAS PUBLIK - MEDAN, Difteri adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Difteri ialah penyakit yang mengerikan di mana masa lalu telah menyebabkan ribuan kematian, dan masih mewabah di daerah-daerah dunia yang belum berkembang.

Orang yang selamat dari penyakit ini menderita kelumpuhan otot-otot tertentu dan kerusakan permanen pada jantung dan ginjal. Anak-anak yang berumur satu sampai sepuluh tahun sangat peka terhadap penyakit ini dilaporkan tahun 2015 demikian tulis diwikipedia.

ilustrasi

Kasus luar Biasa Difteri mulai didapati di Propinsi Sumatera Utara, kisah ini diceritakan Togu Simorangkir dalam akun facebooknya, bahkan Togu berupaya mencari apa itu yang namanya  ADS (Anti Difteri Serum).

Menurut Togu Simorangkir dalam statusnya bahwa informasi ADS di Sumatera Utara kosong, Togu pun berupaya mencari ADS melalui informasi di akun facebook, tapi hebatnya bukan saja mendapatkan ADS untuk anaknya yang bernama Bumi Eleazer Simorangkir umur 4,5 tahun, Togu malah mendapatkan stok 100.000 unit ADS. 

BACA JUGA  Gubernur Sumut di Skak Mat: "Tak Ada Kampanye, Semua Duduk Diatas Tikar dan Makan Dipiring Kaleng"

Tuhan Memilih Bumi

Apapun yang dialami Bumi Eleazer Simorangkir kami sangat bersyukur. Setidaknya kasus ini bisa...
Dikirim oleh Togu Simorangkir pada 2 Februari 2018

Togu menjelaskan, seharusnya penanganai pasien suspect difteri secepatnya ditanggulangi, dan jangan remehkan penyakit ini.

"Penanganan dari pihak Rumah Sakit Adam Malik sangat lamban. Seharusnya, begitu seseorang suspect difteri, ADS itu segera diupayakan dan diberikan. Belum lagi orang Dinas Kesehatan propinsi Sumatera Utara yang mengatakan stok kosong padahal ada itu perlu dievaluasi oleh Menteri Kesehatan."jelas Togu diakunnya, Sabtu (2/2/2018) sekira pukul 10:00 Wib.

Bukan itu saja, Togu meminta agar Dokter, Perawat, RS Adam Malik dan Dinas Kesehatan Sumatera Utara bekerja sungguh-sungguh. Bgaimana kalau hal ini menimpa anak atau keluarga.

"Bekerjalah dengan sungguh-sungguh para Dokter, Perawat, RS Adam Malik dan Dinas Kesehatan Sumatera Utara. Bagaimana bila ini menimpa anak kalian atau bahkan juga anak dari orang kampung di pelosok sana yang tidak memiliki jaringan yang luas bahkan tak memiliki media sosial. Berubahlah kalian ya."tulis Togu.

Inilah Tulisan Togu Selengkapnya tetantang penanganan Difteri di Sumatera Utara, yang informasinya satu ADS harganya mencapai Rp. 80 Juta :

"Tuhan Memilih Bumi

Apapun yang dialami  kami sangat bersyukur. Setidaknya kasus ini bisa menjadi sarana belajar bagi para dokter koas yang silih berganti datang memantau virus difteri ini. Dan ini menjadi jaoan untuk Dinas Kesehatan di Sumatera Utara ini memperbaiki diri.

Kemarin, jam 9.30, Mak Nous Chrissanty Tama Simanungkalit menangis sambil menelepon bahwa Bumi perlu diberikan ADS (Anti Difteri Serum) segera dan tidak ada ADS di Sumatera Utara kemarin, kosong. Informasi ini diterima dari dokter dan perawat serta orang Dinas Kesehatan yang menangani Bumi. Seketika akupun meminta tolong melalui media sosial ini kepada siapapun yang membacanya. Hingga saat ini, sudah 200 share dan puluhan telepon, SMS, WA memberikan informasi dimana ADS bisa diperoleh. Bahkan ada private jet standby di Jakarta untuk membawa serum yang sangat dibutuhkan anak berusia 4,5 tahun ini.

Nah, sekitar jam 1 siang saat aku masih dalam perjalanan dari Siantar ke Medan, aku ditelepon oleh bang Syukur Alfajar bahwa ada ADS tersebut di Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara. Bang Sugeng, panggilan dari Bang Syukur Alfajar ini menyuruhku meminta surat dari Rumah Sakit Adam Malik. Akupun menelepon Ibu mertua dan ibu mertua menyambungkan aku ke dokter dsn perawat yang ada di nurse station ruang rawat infeksius. Dan suara diseberang telepon mengatakan kosong ADS di Medan. Katanya berita itu tak benar. Karena Dokter Bangun dari Dinas Kesehatan mengatakan demikian, kosong.

Akupun memberitahukan Bang Sugeng bahwa info yg mengatakan di Dinas Kesehatan itu tersedia ADS tidak benar. Dan Bang Sugeng mulai naik suaranya, minta aku nomor telepon dokter yang mengatakan itu katanya. ADS itu sudah disiapkan seorang teman disana. Kita hanya butuh surat dr Adam Malik. Dan akhirnya Bang Sugeng bersama seorang temannya, seorang Biksu meluncur ke Adam Malik. Dan setelah melalui perdebatan yang panjang, ADS itupun didapatkan di Medan. Diusahakan oleh 2 orang yang aku belum pernah bertemu secara fisik sebelumnya. Dan sekitar jam 5 sore, skin test ADS ke Bumi pun dilakukan dan selanjutnya ADS diberikan melalui infus.

BACA JUGA   Peduli Anak Danau Toba, Togu Simorangkir Sabet Penghargaan Nugra Jasadarma Pustaloka

URGENT

DIBUTUHKAN ADS (ANTI DIFTERI SERUM) SEGERA. DI MEDAN KOSONG. KERONGKONGAN BUMI MENYEMPIT. AKU NGGA MAU KERONGKONGAN BUMI DILUBANGI AGAR DIA BISA BERNAFAS.

SIAPAPUN KALIAN, TOLONG AKU, PLEASE.

Dikirim oleh Togu Simorangkir pada 1 Februari 2018

Ditempat lain, di Jakarta, Tulang nya Bumi, Lae David Simanungkalit sudah bersiap terbang ke Medan membawa 100.000 unit ADS. Di bandara Soekarno Hatta petugas Avsec langsung membawa Lae David dan serum itu ke pesawat tanpa melalui pemeriksaan karena memang tidak boleh terkena xtray. Serum itu didapatkan oleh inang Dokter Berlian N Situmeang dan Adik kami Dokter Yosephine Simanungkalit dari Kemenkes. Sementara di tempat lain, Opung Nous (Serapuh dan SIpoholon), Kak Dohar Tobing, Kak Cyccu Tobing, Kak Yudhi Sari S, Kak Mience Sitompul, Kak Dokter Rebekka Napitupulu, Astrid Natasha, Ceroppy, Lae Danny Oscar Pangaribuan, Tulang Jamartin Sihite ito Lusi Simamora, lae Joshua Banjarnahor, lae Johannes King Sianturi, Yoan Dinata, Ronna Saab, Inang Nelly Situmeang, Theodora Simanungkalit, Irma Ardianty Simanungkalit, Dokter Apsari Diana Kusumastuti, Eka Dalanta, lae Andi Parlindungan Gultom, Basar Daniel Jevri Tampubolon, Dokter Florent Siahaan dan ratusan orang lainnya yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu terus mencari ADS ini. Semua orang bergerak membantu. Tuhan bekerja dengan cara yang luar biasa.

Dan tadi malam, Lae David yang membawa 100.000 unit ADS. Karena Bumi sudah diberi ADS yang diperoleh di Medan, makq ADS yang dari Jakarta itu diberikan ke pihak Rumah Sakit Adam Malik. Jadi, jika ada orang yang dikenal yg terduga difteri, ADS yg tadinya untuk Bumi ini bisa dipakai siapapun yang membutuhkan. Jika tidak dikasih pihak rumah sakit, kasih tahu ke aku.

Penanganan dari pihak Rumah Sakit Adam Malik sangat lamban. Seharusnya, begitu seseorang suspect difteri, ADS itu segera diupayakan dan diberikan. Belum lagi orang Dinas Kesehatan propinsi Sumatera Utara yang mengatakan stok kosong padahal ada itu perlu dievaluasi oleh Menteri Kesehatan. Jangan mau kalian olah barang itu. Salah orang kalian kawan. Difteri itu sudah KLB. Terlepas Bumi positif atau tidak terkena difteri, setiap Dinas Kesehatan harus memiliki stok ADS. Jangan anggap remeh dengan hal ini. Mamakku pun pensiunan tenaga medis, tidak pernah asal kerja. Ini menyangkut nyawa seseorang. Bahkan ada telepon dari seorang muslimah yang mengatakan di Puskesmas Depok ada ADS apakah perlu dikirim. Dia mendapatkan informasi dari Bayu Gawtama.




Dan Lae Roni P Hutasoit, Amangborunya Bumi meneleponku dan mengatakan harga ADS yang akan diberikan ke Bumi itu katanya 80 juta. Aku bilang ke lae Roni tenang aja lae biar kusikat.

Biar tahu kalian, ADS itu gratis dari pemerintah karena dia wabah yang sudah masuk kategori KLB. Jangan kau olah keong, berdosa kau, keoong.

Saat ini, sejak ADS masuk ke tubuhnya, Bumi terlihat sega dan meminta bermacam jenis makanan. Robot Power Ranger dari Bang Panusunan Pasaribu dipeluknya sepanjang malam.

Dan sepanjang malam ini, aku mengipasi Bumi karena AC diruang isolasi RS Adam Malik ini tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Dan Mak Nous bisa terlelap dikasur tipisnya dilantai rumah sakit milik pemerintah ini.

Bekerjalah dengan sungguh-sungguh para Dokter, Perawat, RS Adam Malik dan Dinas Kesehatan Sumatera Utara. Bagaimana bila ini menimpa anak kalian atau bahkan juga anak dari orang kampung di pelosok sana yang tidak memiliki jaringan yang luas bahkan tak memiliki media sosial. Berubahlah kalian ya.

Terima kasih untuk Bang Sugeng dan Suhu dan semua orang yang telah bergerak membantu untuk mendapatkan ADS ini. Tuhan memberkati kalian semua. Terus doakan Bumi agar terus membaik dan bisa lasak kembali.

Tuhan memilih Bumi agar kita semua belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan mengantisipasi wabah difteri ini.

Tuhan memilih Bumi untuk tetap di bumi.

Salam,
Togu, Santy, Nous, Bumi, Langit."

BACA JUGA  Tinggalkan Pekerjaan Lama Demi Alusi Tao Toba, Togu Dianggap Bodoh

Tulisan Togu Simorangkir langsung ramai-ramai dishare (dibagikan) agar ada pelajaran bagi para medis di Sumatera Utara :

"Kisah Togu Simorangkir yang dengan susah payah mendapatkan ADS untuk anaknya Bumi yg didiagnosa terkena difteri ini menjadi pelajaran semua pihak, Semoga hal ini tidak terjadi pada pasien2 lainnya. Kasus difteri telah ditetapkan pemerintah sbg Kejadian Luar Biasa (KLB) tapi penanganannya tidak luar biasa. Semoga Bumi cepat pulih."ujar Yoan Dinata membagikan tulisan itu.

"Puji Tuhan lae Togu Simorangkir, semoga si bere cepat sembuh dan pulih kembali. Dan hal ini menjadi pelajaran berharga buat kita semua dan membawa perubahan bagi pelayanan kesehatan di Kota Medan."tulis Pino Kalit yang juga membagikan tulisan Togu Simorangkir.

Hingga berita ini diturunkan tulisan Togu Simorangkir 402 Kali Dibagikan, 850 kali di sukai, dan 196 Komentar.


LIHAT JUGA VIDEO DI BAWAH INI
Bocor Jantung, Vania Siahaan (2,5 Bulan) Butuh Biaya Operasi ke Jakarta




Penulis   : tagor
Editor     : tagor

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.