Cawapres Pun Bermunculan Siapa Gerangan Paling Oke?
LINTAS PUBLIK, MESKI elektabilitas Jokowi paling tinggi ketimbang Capres lainnya, tapi karena angkanya masih di angka 48 %, belumlah aman! Kuncinya kini pada Cawapres. Jika salah pilih, justru makin jeblok. Kini Cawapres mulai bermunculan, dari Mahfud MD, Cak Imin, AHY hingga Puan Maharani. Dari mereka siapa gerangan yang paling oke?
Jaman Orba dulu, siapa Cawapres pilihan Pak Harto, publik tak pernah bisa mempermasalahkan. Sebab Wapres itu hanya ban serep. Ibarat kata, dipasangkan dengan sandal jepit pun, Pak Harto mesti terpilih kembali jadi presiden ke sekian kalinya.
Sekarang ketika presiden dipilih langsung oleh rakyat, Capres mimilih Cawapresnya harus cermat. Cakap saja tidak cukup, harus diterima mayoritas rakyat Indonesia. Maka seperti JK sekarang, meski sudah udzur elektabilitasnya sangat tinggi. Jika tak terkendala konstitusi, sangat boleh jadi dia bakal jadi Wapres ketiga kalinya, ulasan ini dilansir dari poskota. jumat (16/3/2018).
Siapa Cawapres Jokowi maupun Prabowo, sama belum jelasnya. Tapi untuk Jokowi, mulai bermunculan dan “mengerucut” pada 4 nama, yakni: Muhaimin Iskandar, Mahfud MD, Agus Harimurti (AHY) dan Puan Maharani. Nah, dari 4 nama itu kira-kira siapa yang paling berpeluang mendampingi Jokowi?
Jokowi masih membentuk tim. Sementara tim masih milang-miling (mencari-cari), di luar terlihat Cak Imin sangat getol berkampanye diri. Dia tanpa sungkan dan malu menawar-nawarkan diri agar dipilih Jokowi sebagai Cawapresnya. Para kiyai, bahkan Ketum PBNU diajak-ajak pula untuk mendukungnya.
Ibarat seorang gadis, mestinya pantang ngejar-ngejar cowok, salah-salah dituduh perempuan gatel. Ingat, Menko Polkam Sudomo dulu pernah bilang, jabatan itu amanat. Yang ngejar-ngejar tiada dapat, yang tak ambisi malah jadi.
Bagaimana dengan Cawapres AHY dan Puan Maharani? Mereka jas bukak iket blangkon (sama saja) elektabilitasnya karena sekedar mengandalkan nama besar orangtua. Puan jadi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, boleh dikata jalan di tempat. AHY ibarat jago belum ada tajinya. Bagaimana mungkin, Cawapres hanya bermodal pensiunan mayor.
Paling bisa diandalkan hanyalah Mahfud MD. Dia sosok intelektual muslim yang sudah banyak makan asam-garam dan bisa diterima segala lapisan. Meski telah bersedia, untuk posisi ini pun dia tak bernafsu, mengalir saja terserah kehendak rakyat. Lagi-lagi ingat kata Pak Domo dulu, yang ngejar-ngejar tak dapat, yang tak ambisi malah jadi.
LIHAT JUGA VIDEO DI BAWAH INI
Kasihan Penenun Ulos ini, Tak Sanggup Beli Alat Tenun Baru Karena Masalah Ekonomi
Sumber : poskota
Jaman Orba dulu, siapa Cawapres pilihan Pak Harto, publik tak pernah bisa mempermasalahkan. Sebab Wapres itu hanya ban serep. Ibarat kata, dipasangkan dengan sandal jepit pun, Pak Harto mesti terpilih kembali jadi presiden ke sekian kalinya.
Sekarang ketika presiden dipilih langsung oleh rakyat, Capres mimilih Cawapresnya harus cermat. Cakap saja tidak cukup, harus diterima mayoritas rakyat Indonesia. Maka seperti JK sekarang, meski sudah udzur elektabilitasnya sangat tinggi. Jika tak terkendala konstitusi, sangat boleh jadi dia bakal jadi Wapres ketiga kalinya, ulasan ini dilansir dari poskota. jumat (16/3/2018).
Siapa Cawapres Jokowi maupun Prabowo, sama belum jelasnya. Tapi untuk Jokowi, mulai bermunculan dan “mengerucut” pada 4 nama, yakni: Muhaimin Iskandar, Mahfud MD, Agus Harimurti (AHY) dan Puan Maharani. Nah, dari 4 nama itu kira-kira siapa yang paling berpeluang mendampingi Jokowi?
Jokowi masih membentuk tim. Sementara tim masih milang-miling (mencari-cari), di luar terlihat Cak Imin sangat getol berkampanye diri. Dia tanpa sungkan dan malu menawar-nawarkan diri agar dipilih Jokowi sebagai Cawapresnya. Para kiyai, bahkan Ketum PBNU diajak-ajak pula untuk mendukungnya.
Ibarat seorang gadis, mestinya pantang ngejar-ngejar cowok, salah-salah dituduh perempuan gatel. Ingat, Menko Polkam Sudomo dulu pernah bilang, jabatan itu amanat. Yang ngejar-ngejar tiada dapat, yang tak ambisi malah jadi.
Bagaimana dengan Cawapres AHY dan Puan Maharani? Mereka jas bukak iket blangkon (sama saja) elektabilitasnya karena sekedar mengandalkan nama besar orangtua. Puan jadi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, boleh dikata jalan di tempat. AHY ibarat jago belum ada tajinya. Bagaimana mungkin, Cawapres hanya bermodal pensiunan mayor.
Paling bisa diandalkan hanyalah Mahfud MD. Dia sosok intelektual muslim yang sudah banyak makan asam-garam dan bisa diterima segala lapisan. Meski telah bersedia, untuk posisi ini pun dia tak bernafsu, mengalir saja terserah kehendak rakyat. Lagi-lagi ingat kata Pak Domo dulu, yang ngejar-ngejar tak dapat, yang tak ambisi malah jadi.
LIHAT JUGA VIDEO DI BAWAH INI
Kasihan Penenun Ulos ini, Tak Sanggup Beli Alat Tenun Baru Karena Masalah Ekonomi
Sumber : poskota
Tidak ada komentar