Header Ads

Pengakuan Helen Turnip : Menjanda, Ditampar Sigomgom, Sampai "Pasu-pasu Raja"

LINTAS PUBLIK, Kisah pilu Helen Turnip yang diusir bersama bayinya dari gereja  pada Sabtu (24/3/2018) di HKBP Tambunan - Balige, karena memprotes perkawinan "suaminya' Gomgom dan D boru Hutahaean terus menuai simpatik maupun protes dari nitizen.

Kisah Helen Turnip dan Gomgom ini pun seperti kisah "Habis manis sepah dibuang".  Helen Turnip mengungkapkan dalam rekaman video , bahwa awal perkenalan Helen dan gongom pada awal 2014 dimedia sosial facebook.

Helen Turnip Janda Satu Anak

Intens perkenalan kedua sejoli ini, ketika pertama sekali kopi darat di Pantai pasir Balige. Pada saat itu Helen Turnip bersama 3 orang teman-temannya berkunjung ke Balige pada tahun 2016 untuk berwisata, saat itu pula Helen sudah menjanda selama 4 tahun lamanya.

BACA JUGA  Pernyataan Helen Turnip Tentang Suami dan Kelahiran Anaknya, Ini Videonya


Beberapa kali Helen berkunjung ke Balige dan saat berkunjung tetap bertemu Sigomgom. Pernah juga ketika ke Balige mereka bertemu di satu cafe, dan Sigomgom marah.

"Dia tahu kami di Balige dan dia datang ke cafe, dia marah sama aku, karena kami dilihatnya ramai-ramai nyanyi - nyanyi. Sempat juga aku ditampar, langsung dia kupeluk, dan kami pergi dari cafe itu,"ungkapnya.

Pertemuan keduanya selalu di Balige, dan Helen sering ditelepon Sigomgom untuk datang ke Balige, dan keduanya selalu menginap di Hotel seputar pantai Balige.

Pertemuan demi pertemuan mereka bersama di Hotel, dan akhirnya bibit cinta merekapun berbuah dan lahirlah putra bernama Michae* Martu* Mor* Tambuna*.

Pengakuan Helen Turnip, yang buat nama anaknya itu adalah Sigomgom sendiri, dan untuk melaksanakan acara pentabisan (Tardidi) anaknya, Sigomgom pun memberikan sejumlah uang ke pada helen melalui rekening.

BACA JUGA  "Suami Kawin Lagi"  VIRAL, Ini Kata Biro Hukum HKBP 

"Inilah buat namanya, dan inilah biaya yang dibutuhkan, saya tidak bisa datang untuk tardidi anak kita itu, dia sangat sayang sama anak ini,"cerita Helen.

Bulan Maret 2017 Helen sempat dihubungi Sigomgom disuruh datang ke Balige untuk liburan, dan mereka menginap di wisma.

Bahkan Gomgom memberikan belanja susu kepada anaknya, dan diberangkatkan pulang ke Pekan baru, sebelum kembali Sigomgom juga terkena berak anaknya, dan meninggalkan satu baju kesayangannya berwarna Hitam.

Sempat juga Sigomgom beberapa kali mengirim uang jutaan rupiah melalui rekening Helen, dan semua bukti masih tersimpan rapi.

Dalam surat baptis anaknya tertulis bahwa, nama bapak dari putranya dalah Sigomgom, demikian juga surat dari bidan saat kelahiran.


Kenal Boru Hutahaean Saat Berfoto Gandeng

Lanjut cerita Helen Turnip, awalnya tidak mengenal boru Hutahaean yang menjadi istri baru Sigomgom.

Tapi setelah ada foto gandengan antara Sigomgom dan boru Hutahaean, Helen sempat memperingatinya boru Hutahaean, bahwa yang digandenganya adalah suaminya.

"Saya sudah bilang, jangan menganggu suami ku, bapak anak-anak ku. Jangan sampai kau menyesal,"terang Helen, sambil mengirim foto anaknya kepada boru Hutahaean.

Sebenarnya Helen bukan tidak menuntut hak kepada Sigomgom, tapi Sigomgom terus menjanjikan, bahwa Helen mau dinikahi.

"Sebenarnya saya sabar apa kata Sigomgom, bahwa saya diminta sabar dan akan dinikahi resmi, tapi ngak tahunya dia kawin lagi sama boru Hutahaean,"tutur Helen yang telah menghubungi beberapa keluarga Sigomgom, termasuk kakak-kakaknya (itonya).


"Pasu-pasu Raja" dan Status Janda

Ramadin Turnip. SH pengacara Helen Turnip menerangkan, bahwa Helen Turnip sebelum berkenalan dengan Sigomgom adalah seorang janda memiliki 1 orang anak.

Dan status Janda Helen Turnip adalah Janda cerai, suaminya bermarga Sipayung, dan Sipayung telah menikah lagi dengan orang lain.

"Kenal sama Sigomgom Helen itu janda satu anak, dan suaminya telah menikah lagi, mereka sudah cerai. Dan pada saat itu mereka pacaran, dan beberapa kali berhubungan badan, dan lahirlah sianak ini. Lahirnya anak ini awalnya di tangungjawabi Sigomgom, dan mengirim beberapa kali uang untuk merawat janin anaknya kepada Helen,"jelas Ramadin dihubungi lintaspublik.com, Senin (26/3/2018) sore

Pernah juga Helen dibawa Sigomgom ke Samosir, dan menjumpai keluarga Sigomgom disana, Ada natua-tua kampung (keluarga).

"Itulah mungkin dikatakan "pasu-pasu raja", tapi kita masih kumpulkan bukti dan saksi-saksi untuk menguatkan hubungan Helen dan sigomgom yang pada saat itu bersama keluarga di Samosir, dan mereka direstui, agar secepatnya meresmikan hubungan perbikahan secara adat dan agama,"katanya.





Helen Turnip Wanita Mandiri

Sebagai pengacara Helen Turnip, Ramadin Turnip terus mendalami kasus kliennya, dan ternyata Helen adalah wanita mandiri yang punya usaha sendiri.

"Dia itu wanita mandiri dan memiliki usaha penjahit pakaian wanita, dia tamat desainer dari Jakarta, jadi dia bukan orang pengangguran,usahanya maju di Bagan Sinembah, kabupaten Rokan, Propinsi Riau, dan memiliki beberapa anggota ditempat usahanya,"jelasnya.

Ramadin Turnip juga membeberkan, ada beberapa fakta yang dapat menjerat Sigomgom ke pidana, baik itu penipuan dan penyamaran identitas di gereja.

"Ini kita masih dalami pidanya, kita tim penasehat hukum Helen Turnip juga akan mengadukan Sigomgom secara pidana, dan Rabu 28 Maret 2018 kita akan mengugat pendeta yang memberkati dan Ephorus HKBP secara lembaga karena telah mengabaikan somasi yang telah kita ajukan,"tutupnya.

LIHAT VIDEONYA : Klarifikasi Pdt. Lintong Sitorus Kasus Suami Kawin Lagi di Balige





Penulis   : tim

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.