PGLII : Tempat Hiburan Sarang Narkoba Harus Ditutup
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Belakangan ini pengungkapan penyalah gunaan narkotika secara gencar dilakukan kepolisian terutama Polres Simalungun.
Hal ini menandakan bahwa peredaran narkotika siap menyasar siapa pun tanpa pandang buluh.
Prihatin atas kondisi ini, Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injil Indonesia (PGLII) bersuara dan siap membantu aparat penegak hukum baik dalam pencegahan tentang bahayanya narkoba.
Hal ini disampaikan Ketua PGLII Siantar-Simalungun, Pdt. Dion Panomban didampingi Sekretaris, Pdt. Horas Sianturi, Jumat (23/3/2018) sekira pukul 16.00 WIB.
BACA JUGA DPRD Siantar Rekomendasi Walikota Hefriansyah, Agar Patuhi Surat Penegasan KASN
PGLII dalam hal ini menyoroti dugaan tempat hiburan malam yang dijadikan sarang narkoba, untuk itu Polres Simalungun dan Polres Siantar harus gencar melaksanakan razia tanpa henti.
"Kita menduga bahwa tempat hiburan malam sarang empuk dijadikan peredaran narkoba. Makanya, PGLII meminta razia dilaksanakan secara kontiniu. Bila terbukti, Pemda setempat bisa segera menutup dengan mencabut izin operasional tempat hiburan tersebut," tegas Pdt. Horas Sianturi.
Menurutnya bila tidak cepat diberantas sampai ke tingkat bandar besar, narkoba akan banyak menelan korban baik itu hubungan kekeluargaan maupun diri sendiri.
"Harus bisa ditangkap bandar-bandarnya, jangan hanya pemakai saja. Kalau pemakai ini hanya korban. Saya yakin kepolisian menaruh perhatian serius tentang ini,"ujar Pdt.Horas.
Sementara itu, Pdt. Dion mengatakan berdasarkan amatan pendampingan spritual korban narkoba (pemakai narkoba) dirinya sangat miris melihat kondisi dari mereka.
"Ini dampaknya panjang, pertama narkoba, kemudian seks bebas, selanjutnya kriminal di rumah dan sudah habis dirumah, langsung keluar rumah, kondisinya pun sangat memprihatinkan seperti orang gila,"ucapnya.
Makanya Departemen Pemuda PGLII akan mengadakan penyuluhan soal narkoba dan solusinya.
"Nanti di tanggal 14 April kita akan melakukan pertemuan atau diskusi pembinaan rohani dalam membangun pembinaan pemuda memberantas narkoba dimulai dari diri sendiri,"katanya sembari menyarankan instansi terkait membuat siskamling narkoba didaerah-daerah atau kelurahan-kelurahan di Kota Siantar.
PGLII juga akan segera menemui Kapolres Simalungun dan Kapolres Siantar untuk memberikan dukungan penuh dalam pemberantasan narkoba.
Salah satu tokoh Pemuda Sumut Rajamin Sirait mengatakan sangat mendukung tindakan dari Gereja tersebut.
" Memang kondisi ini Gereja tidak bisa hanya meratapinya saja, Gereja juga harus mulai bergerak, karena untuk memberantas ini kita tidak bisa sendiri-sendiri, harus adanya kekuatan dari masyarakat,"ucapnya.
Bahkan kata Rajamin Sirait Narkoba lebih berbahaya dengan Korupsi, karena narkoba dapat meningkatkan tindakan korupsi.
"Narkoba itu bisa menghancurkan generasi kita selanjutnya, sedangkan korupsi hanya bisa memiskinkan kita, jadi mari kita sama-sama memberantas narkoba,"ucapnya.
Program yang ditawarkan oleh Gereja tersebut sangat didukung oleh Rajamin, untuk itu dia berharap Pemerintah juga dapat berperan aktif.
"Program-program itu sangat dibutuhkan, bisa menggiatkan olahraga dan kreatifitas sehingga pemuda-pemudi kita memiliki waktu yang sibuk karena aktifitasnya, jadi peluang masuknya narkoba itu semakin sempit,"katanya.
Penulis : franki
Editor : tagor
Hal ini menandakan bahwa peredaran narkotika siap menyasar siapa pun tanpa pandang buluh.
Prihatin atas kondisi ini, Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injil Indonesia (PGLII) bersuara dan siap membantu aparat penegak hukum baik dalam pencegahan tentang bahayanya narkoba.
Hal ini disampaikan Ketua PGLII Siantar-Simalungun, Pdt. Dion Panomban didampingi Sekretaris, Pdt. Horas Sianturi, Jumat (23/3/2018) sekira pukul 16.00 WIB.
BACA JUGA DPRD Siantar Rekomendasi Walikota Hefriansyah, Agar Patuhi Surat Penegasan KASN
Pdt. Dion Panomban (kiri) dan Pdt.Horas Sianturi (kanan). |
"Kita menduga bahwa tempat hiburan malam sarang empuk dijadikan peredaran narkoba. Makanya, PGLII meminta razia dilaksanakan secara kontiniu. Bila terbukti, Pemda setempat bisa segera menutup dengan mencabut izin operasional tempat hiburan tersebut," tegas Pdt. Horas Sianturi.
Menurutnya bila tidak cepat diberantas sampai ke tingkat bandar besar, narkoba akan banyak menelan korban baik itu hubungan kekeluargaan maupun diri sendiri.
"Harus bisa ditangkap bandar-bandarnya, jangan hanya pemakai saja. Kalau pemakai ini hanya korban. Saya yakin kepolisian menaruh perhatian serius tentang ini,"ujar Pdt.Horas.
Sementara itu, Pdt. Dion mengatakan berdasarkan amatan pendampingan spritual korban narkoba (pemakai narkoba) dirinya sangat miris melihat kondisi dari mereka.
"Ini dampaknya panjang, pertama narkoba, kemudian seks bebas, selanjutnya kriminal di rumah dan sudah habis dirumah, langsung keluar rumah, kondisinya pun sangat memprihatinkan seperti orang gila,"ucapnya.
Makanya Departemen Pemuda PGLII akan mengadakan penyuluhan soal narkoba dan solusinya.
"Nanti di tanggal 14 April kita akan melakukan pertemuan atau diskusi pembinaan rohani dalam membangun pembinaan pemuda memberantas narkoba dimulai dari diri sendiri,"katanya sembari menyarankan instansi terkait membuat siskamling narkoba didaerah-daerah atau kelurahan-kelurahan di Kota Siantar.
PGLII juga akan segera menemui Kapolres Simalungun dan Kapolres Siantar untuk memberikan dukungan penuh dalam pemberantasan narkoba.
Salah satu tokoh Pemuda Sumut Rajamin Sirait mengatakan sangat mendukung tindakan dari Gereja tersebut.
" Memang kondisi ini Gereja tidak bisa hanya meratapinya saja, Gereja juga harus mulai bergerak, karena untuk memberantas ini kita tidak bisa sendiri-sendiri, harus adanya kekuatan dari masyarakat,"ucapnya.
Bahkan kata Rajamin Sirait Narkoba lebih berbahaya dengan Korupsi, karena narkoba dapat meningkatkan tindakan korupsi.
"Narkoba itu bisa menghancurkan generasi kita selanjutnya, sedangkan korupsi hanya bisa memiskinkan kita, jadi mari kita sama-sama memberantas narkoba,"ucapnya.
Program yang ditawarkan oleh Gereja tersebut sangat didukung oleh Rajamin, untuk itu dia berharap Pemerintah juga dapat berperan aktif.
"Program-program itu sangat dibutuhkan, bisa menggiatkan olahraga dan kreatifitas sehingga pemuda-pemudi kita memiliki waktu yang sibuk karena aktifitasnya, jadi peluang masuknya narkoba itu semakin sempit,"katanya.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar