Pramuka dan Ceritaku Tentang Pemimpin Regu di Persami
Catatan : Diatama Leolin Sitohang - Siswi SMP Budi Mulia Pematangsiantar
Pada 14 dan 15 Oktober 2017 lalu, kami anggota pramuka gugus depan 137-138 pangkalan SMP Budi Mulia Pematangsintar mengadakan Perkemahan Sabtu- Minggu (PERSAMI) di Sekolah kami SMP Budi Mulia jalan Melanthon Siregar kota Pematangsiantar.
Sehari sebelum berangkat, saya sudah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Misalnya pakaian, perlengkapan mandi, dan perlengkapan lainnya, padaSabtu, 14 oktober 2017, sekira pukul 14.00 WIB.
Sesampainya di sekolah aku langsung membereskan barang agar tidak dengan barang orang lain. Perkenalkan, dianggota kepramukaan, aku sebagai wakil pemimpin regu {Wapin atau Wapinru }. Dan sahabatku sebagai pemimpin regu kami, yaitu Maria Turnip. Dan sebagai sekertaris sekaligus bendahara adalah Dwi Sinaga.
BACA JUGA Indahnya Samosir Kampung Ku, Mana Kampung mu ......
Pada saat aku sedang asik berkemas merapikan barang-barangku, tiba-tiba turun hujan. Lalu dengan cepat kami langsung memindahkan barang barang kami ketempat yang lebih aman. Kakak Pembina menyuruh kami pindah ke dalam ruangan kelas.
Laki laki di kelas 7a dan perempuannya di kelas 7b. Sambil menunggu hujan reda kami mengumpulkan beras, cabai dan bumbu-bumbu yang lain dari anggota, untuk persediaan kebutuhan makan kami saat berkemah.
Tak terasa hujannya pun sudah reda. Maria (Pinru) pun langsung membagi-bagi tugas kepada kami. Ada yang masak, yaitu Shelomita, Olivia, Yuli, dan Natasya, ada juga masang tenda, yaitu : aku (olin), Dwi, Maria, dan Diliana, dan pada saat itu ada yangmembersihkan diri (mandi) secara bergantian diantaranya teman ku :Agnes, Reni, Ceasy, dan Devi.\
Setelah kami selesai memasang tenda kami langsung melihat teman kami yang lagi sibuk memasak.Ternyata makanan kami belum juga matang. Terlihat yang sudah matang masih telur dan tahu saja.
Sayur dan nasinya belum masak. Aku dan maria membantu mereka agar makanannya cepat matang. Sewaktu lagi asik masak, aku dipanggil Ceincha, untuk melihat nasi mereka apakah sudah masak atau belum. Tapi ternyata nasi mereka belum tanak (malala/=batak). Melihat itu aku senyum-senyum sendiri.
BACA JUGA Ribuan Bung-bunga ini Untuk Guru Kami.........
Setelah melihat itu, aku kembali membantu Maria yang lagi memasak. Kompor yang kami gunakan memasak adalah kompor sumbu. Kompor kami ada dua. Yaitu kompor yang aku bawa dan Natasya.
Tapi pada saat itu kompor Natasya tidak bagus apinya. Jadi kami hanya mengandalkan satu kompor saja, kompor yang aku bawa. Tapi walaupun kurang maksimal apinya, kompor Natasya tetap kami pakai.
Akhirnya setelah hampir setengah jam semua masakan kami matang. Setelah itu kami membereskan semua barang-barang kami. Lalu kami pergi ke kelas untuk ganti pakaian. Seharusnya sih, pada saat itu kami harus mandi. Namun karena sudah jam 7 malam, Karena sudah jam 7 dan Kk asisten Pembina menyuruh kami untuk makan bersama satu regu di temda masing masing.Karena waktu yang mendesak kami langsung cepat cepat ganti baju.
Setelah ganti baju kami lupa kalau tikar kami belum dipasang di dalam tenda. Aku dan Dwi langsung bergegas memasangnya. Di jalan kami lupa untuk meminjam senter. Lalu aku melihat Maichel anak 7c sedang memegang senter. Akupun akhirnya meminta tolong agar dian mau meminjamkan senternya kepada kami. Setelah memasangnya, aku meliahat Teman teman yang lain sedang asik memindahkan barangnya ke tenda. Aku dan Dwi berlari untuk mengambil barang kami.
Setelah selesai memindahkan barang barang, kami langsung mengambil makanan dari tempat memasak ke dalam tenda. Di waktu akan makan, si Maria tidak ada bersama kami karena Pinru di panggil untuk menghadap Pembina.
Setelah selesai makank ami mengangkati piring kotor kami ke tempat masak dan mengumpulkannya di sana. Waktu itu aku melihat Ceasy mukanya pucat, dan kelihatan lemas. Aku pun langsung memberitahukannya kepada guru yang ada di kantor guru. Lalu aku diminta untuk memanggilnya agar dia diantar pulang karena badanya kurang sehat.
Setelah itu kami ganti baju, kami akan melakksanakan apel malam. Kami mengenakan pakaian pramuka. Lalu kami berbaris berbentuk lingkaran mengelilingi api unggun yang belum menyala dan tidak membelakangi bendera pramuka yang sudah dipasang. Lalu kami JR sebentar. Setelah itu apel malam pun di mulai.
Pertama dimulai dengan masuknya pemimpin ke dalam barisan. Lalu dia membariskan. Setelah itu acara penyalaan obor dan api unggun. Setelah api unggunnya menyala, Pembina memberikan pembinaan kepada kami. Setelah itu kami disuruh ke Aula untuk nonton bareng. Pada waktu itu, kami menonton film seram (horror).
Saat nonton aku sangat ketakutan dan kawan-kawan ku banyak yang teriak teriak, walau ketakutan tapi filmnya sangat seru. Setelah kami nobar kami ibadah. Karena pada bulan Oktober adalah bulan Rosario jadi kami berdoa bersama.
Kami ibadah sampai jam 00:01 Wib. Setelah ibadah kami ke tenda untuk ganti baju. Dan setelah itu, kami gosok gigi, cuci tangan dan kaki agar lebih nyenyak tidur. Setelah itu kami istrahat tidur. Pada waktu menjelang pagi itu, aku masih belum dapat tidur, karena masih mengawasi teman teman satu reguku. Setelah mereka mulai tertidur, aku pun beransur tidur.
Keesokan paginya, kira-kira pukul 04:00 Wib, pagi kami dibangunkan. Karna ada sesuatu yang ingin diberitahu. Katanya ada yang ketawa-ketawa saat lagi ibadah malam. Lalu ditanyain siapa yang ketawa.
Tapi tidak ada yang mau mengaku. Terus Kakak-kakak asisten Pembina "marah", karna tidak ada yang ngaku. Jadi kami disuruh push up. Setelah itu kami disuruh maju. Siapa yang tidak mengaku hukumannya akan lebih berat. Terus banyak deh yang maju. Lalu yang tidak ketawa tetap di tempat.
Saat itu juga Pinru di panggil karena tidak bisa mengatur anggotanya. Lalu ditanyain deh, yang ketawa itu kalau ada tidak yang dilihat dia ketawa tapi tidak mau maju kedepan. Ada 3 orang yang tidak mau jujur.
BACA JUGA Jeruk Manis Terbawa Mimpi
Dan salah satu nya anggota ku. Namanya Shelomita. Dia dihukum sama kak Jacob. Tidak berapa lama kemudian aku dipanggil sama Kakak itu. Setelah menghadap kakak itu aku melihat temanku Christine dan Alex, ternyata mereka juga dipanggil. Aku yang pertama ditanyain Kakak itu. Aku ditanya gini sama Kakak itu.
“Kau Pinrunya ?” Kata kakak itu dengan nada agak tinggi.
“Iya Kak,” jawabku dengan pelan
“Bisanya kau atur anggotamu ini ?” Tanya dia lagi. “bisa Kak” jawabku.
“Trus kenapa bisa kayak gini dia?”. Aku terdiam. Trus kakak itu bilang lagi “Tau nya kau kesalahanmu kan?”. “Tau Kak” jawabku dengan nada menyesal. “Apa lah ?” Kata Kakak itu. “Gak negur dia lagi ketawa Kak”
“Kenapa gak kau tegur?” kata kakak itu. “Gak tau aku kak kalau dia ketawa-ketawa,” kata ku.
“Gak tau kau, berarti kau gak pantas jadi Pinru”.
Setelah bertanya kepadaku Kakak itu bertanya kepada Chirtine. Lalu Alex. Setelah kami ditanyain kami dimarai. Lalu Kakak itu bilang gini, “Kau, kau sama kau, Kalian bertiga gak usah dilantik besokya. Kayak mana kalian mau dilantik, anggota kalian ini aja ni gak bisa kalian atur. Gak usalah ya?, Gak usah lah kalian dilantik,”.
Trus di bilang samaku “ Ya? Gak usah di lantik besok ya? Siapa namamu ?”. Kakak itu bertanya nama kami satu-satu.
Lalu, kakak itu memberi hukuman kepada kami para pemimpin. Yaitu sikap merayap, lalu berguling. Dan untuk anggota yang dihukum merayap ke kami, dan meminta maaf. Setelah mereka meminta maaf kami disuruh meminta maaf ke semua Kakak asisten Pembina.
Bukannya dimaafkan malah dimarahin. Setelah semuanya mendapat nasehat kami pun melanjutkan kegiatan perkemahan kami. Yaitu masak makanan untuk pagi hari. Petugas masak yaitu aku, Shelomita, dan Dwi, yang lain Membereskan tenda.
Untuk sarapan pagi kami memasak tempe krispi dan sayurnya buncis dan wortel yang ditumis. Kami bagi-bagi tugas siapa yang memotong sayur, yang memasak, yang buat tepung ke tempenya. Tugasku masak, si Shelomita membuat tepung kering, dan si Dwi membuat tepung basah.
Di waktu itu tidak ada yang mengupas dan memotong sayur dan kebetulan disitu ada Natasya yang sedang bengong-bengong, saat itu aku menyusruh dia untuk memotong sayurnya.
Setelah aku memberi tugas ke dia, aku balik lagi memasak. Ternyata tempenya lama masaknya karna apinya cuman nyala sebelah. Pas lagi asik masak ada yang bilang, bahwa ada yang mengatakan, yang lainnya sudah bisa mandi. Langsung saja aku nyuruh anggota lainnya untuk mandi. Trus aku lanjut masak.
Waktu aku lagi melihat si Natasya memotong sayurnya, aku perhatikan wortelnya tidak dikupas sama dia. Langsung dipotong gitu aja. Terus aku nanya kenapa wortelnya gak di potong?, trus katanya dia lupa.
Aduh banyak banget masalah. Udah gitu nasinya belum masak juga. Karna sumbu kompornya Natasya habis. Jadi yang dipake cuman satu deh. Dan untung ada Olivia dia mengambil inisiativ untuk membuat kayu api dan memasak nasi pakai periuk.
Kurang lebih setengah jam kemudian makanan sudah masak semua. Setelah itu kami langsung mengambil baju ganti, agar kami bisa langsung mandi. Karna semalamnya kami belum mandi. Yah, badan sudah bau keringat.
Setelah mandi kami membereskan barang-barang untuk penjelajahan dan membersihkan tenda. Setelah semuanya beres kami baris sesuai regu di dekat lokasi perparkiran. Sewaktu lagi berbaris, Si Maria dipanggil agar dia dia tidak usah ikut penjelajahan karena dia masih kurang sehat.
Jadi, aku yang menggantikan posisinya sebagai pinru dan Dwi menggantikan posisiku sebagai Wapinru. Setelah itu, Kak Bastian memberikan pertanyaan kepada kami. Regu siapa yang dapat menjawab merekalah yang pergi duluan. Kami mendapat giliran ke-5.
Rute perjalanan kami yaitu dari sekolah menuju ke jalan Bahkora bawah, setelah dapat belokan pertama belok kiri, lalu ikuti terus jalan besar, maka akan ketemu dengan kakak asisten Pembina di post.
Setelah kami sampai di pos yang pertama, kami di suruh untuk membuka sepatu dan istirahat. Tidak lama kemudian kami di panggil. Lalu kami masuk ke sawah dan berbaris.
Lalu kami memberi hormat yang dipimpin oleh aku sendiri. Setelah itu aku memberikan laporan kepada asisten pembina itu. Kakak asisten Pembina yang menerima laporan kami adalah Kak Yemima. Setelah laporan diterima kami di suruh mengambil lumpur dari sawah.
Lalu kami disuruh mengoleskan lumpur tersebut ke muka dan tangan setebal mungkin. Setelah itu kami dikasi kata kunci yang harus di jawab di pos ke-2. Lalu sepatu kami ikat lalu dikalungkan di leher dan kaus kaki kami buat jadi sarung tangan. Di jalan kami di foto pak M.Turnip. Kami jalan menuju pos ke-2 tidak memakai sepatu. Aduh, kebayang panasnya aspal di siang hari.
Kami pun sampai di post ke-2. Di pos ke-2 kami masuk ke sungai yang arusnya tidak terlalu deras. Di situ kami menenggelamkan badan sampai semuanya basah. Setelah itu kami di kasi kata kunci lagi untuk di pos ke-3.
BACA JUGA Di Samosir, Perantau Sitohang Bernatal dan Tanam Pohon di Tugu
Saat ini, perjalanan kami menuju pos ke-3 kami berlari karena kaki kami kepanasan. Kami sampai di pos ke-3 dan istirahat. Di pos ke-3, kami diajari PBB (Peraturan Baris-Berbaris) oleh Kak Jacob. Setelah selesai, kami dikasih lagi kata kunci untuk pos ke-4.
Sebelum kami di pos ke-4 kami berhenti di satu rumah. Yang kalau lurus terus melewati rumah itu akan ada sungai. Kami berhenti di halaman kosong di samping rumah itu untuk menyanyi . Setelah itu kami pergi ke pos ke-4 yaitu di sungai. Di sungai itu, kami di suruh tidur tergeletak. Lalu kami disuruh menangkap ikan kecil. Kalau sudah dapat baru boleh pergi kembali ke sekolah, berat bukan perjalanan kami?.
Sesampainya di sekolah kami langsung menjemur pakaian kami, karena bajunya akan dipakai untuk pelantikan siangnya. Setelah semuanya sampai kira-kira pukul :12.30 Wib, kami baris untuk latihan pelantikan. Setelah selesai latihan, kami makan bersama. Siap makan kami berbaris untuk acara pelantikan.
Acara pelantikan berjalan dengan lancar. Setelah acara pelantikan kami membereskan barang kami. Lalu kami membagi tugas untuk membersihkan dapur, tempat masak, dan tenda. Aku, Dwi, Diliana, dan Maria membereskan tenda sekaligus membongkarnya.
Setelah selesai membereskan semuanya kami baris lagi untuk mendengar pegumuman. Lalu kami berdoa bersama dan bersalaman dengan kakak asisten Pembina, guru pembimbing, dan Kakak Pembina. Setelah itu kami pulang kerumah masing-masing
Demikian perjalanan kegiatan dan latihan kepramukaan yang saya ikuti, mempunyai kesan dan pengalaman tersendiri yang nantinya menjadi bekal dan kemampuan untuk mendisiplinkan diri dalam kehidupan, dan menjadi kebanggan karena ada pengalaman bersama teman-teman di sekolah.
Teriring salam terimakasih kepada kakak-kakak Pembina, guru Pembimbing SMP Budi Mulia Pematangsiantar, Pembina, bapak guru H. Tumanggor, SPd, dan terkhusus terimakasih kepada kepala sekolah Suster Yasinta Siregar, yang memberikan pelajaran dan pendidikan kepramukaan di sekolah SMP Budi Mulia, Salam Pramuka!.***
Pada 14 dan 15 Oktober 2017 lalu, kami anggota pramuka gugus depan 137-138 pangkalan SMP Budi Mulia Pematangsintar mengadakan Perkemahan Sabtu- Minggu (PERSAMI) di Sekolah kami SMP Budi Mulia jalan Melanthon Siregar kota Pematangsiantar.
Sehari sebelum berangkat, saya sudah mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Misalnya pakaian, perlengkapan mandi, dan perlengkapan lainnya, padaSabtu, 14 oktober 2017, sekira pukul 14.00 WIB.
Sesampainya di sekolah aku langsung membereskan barang agar tidak dengan barang orang lain. Perkenalkan, dianggota kepramukaan, aku sebagai wakil pemimpin regu {Wapin atau Wapinru }. Dan sahabatku sebagai pemimpin regu kami, yaitu Maria Turnip. Dan sebagai sekertaris sekaligus bendahara adalah Dwi Sinaga.
BACA JUGA Indahnya Samosir Kampung Ku, Mana Kampung mu ......
Saat memasang Tiang bendera. |
Laki laki di kelas 7a dan perempuannya di kelas 7b. Sambil menunggu hujan reda kami mengumpulkan beras, cabai dan bumbu-bumbu yang lain dari anggota, untuk persediaan kebutuhan makan kami saat berkemah.
Tak terasa hujannya pun sudah reda. Maria (Pinru) pun langsung membagi-bagi tugas kepada kami. Ada yang masak, yaitu Shelomita, Olivia, Yuli, dan Natasya, ada juga masang tenda, yaitu : aku (olin), Dwi, Maria, dan Diliana, dan pada saat itu ada yangmembersihkan diri (mandi) secara bergantian diantaranya teman ku :Agnes, Reni, Ceasy, dan Devi.\
Setelah kami selesai memasang tenda kami langsung melihat teman kami yang lagi sibuk memasak.Ternyata makanan kami belum juga matang. Terlihat yang sudah matang masih telur dan tahu saja.
Sayur dan nasinya belum masak. Aku dan maria membantu mereka agar makanannya cepat matang. Sewaktu lagi asik masak, aku dipanggil Ceincha, untuk melihat nasi mereka apakah sudah masak atau belum. Tapi ternyata nasi mereka belum tanak (malala/=batak). Melihat itu aku senyum-senyum sendiri.
BACA JUGA Ribuan Bung-bunga ini Untuk Guru Kami.........
Lokasi SMP Budi Mulia saat kegiatan Pramuka di Mulai di SMP Budi Mulia Pematangsiantar. |
Tapi pada saat itu kompor Natasya tidak bagus apinya. Jadi kami hanya mengandalkan satu kompor saja, kompor yang aku bawa. Tapi walaupun kurang maksimal apinya, kompor Natasya tetap kami pakai.
Akhirnya setelah hampir setengah jam semua masakan kami matang. Setelah itu kami membereskan semua barang-barang kami. Lalu kami pergi ke kelas untuk ganti pakaian. Seharusnya sih, pada saat itu kami harus mandi. Namun karena sudah jam 7 malam, Karena sudah jam 7 dan Kk asisten Pembina menyuruh kami untuk makan bersama satu regu di temda masing masing.Karena waktu yang mendesak kami langsung cepat cepat ganti baju.
Setelah ganti baju kami lupa kalau tikar kami belum dipasang di dalam tenda. Aku dan Dwi langsung bergegas memasangnya. Di jalan kami lupa untuk meminjam senter. Lalu aku melihat Maichel anak 7c sedang memegang senter. Akupun akhirnya meminta tolong agar dian mau meminjamkan senternya kepada kami. Setelah memasangnya, aku meliahat Teman teman yang lain sedang asik memindahkan barangnya ke tenda. Aku dan Dwi berlari untuk mengambil barang kami.
Setelah selesai memindahkan barang barang, kami langsung mengambil makanan dari tempat memasak ke dalam tenda. Di waktu akan makan, si Maria tidak ada bersama kami karena Pinru di panggil untuk menghadap Pembina.
Kerjasama tim /regu |
Setelah itu kami ganti baju, kami akan melakksanakan apel malam. Kami mengenakan pakaian pramuka. Lalu kami berbaris berbentuk lingkaran mengelilingi api unggun yang belum menyala dan tidak membelakangi bendera pramuka yang sudah dipasang. Lalu kami JR sebentar. Setelah itu apel malam pun di mulai.
Pertama dimulai dengan masuknya pemimpin ke dalam barisan. Lalu dia membariskan. Setelah itu acara penyalaan obor dan api unggun. Setelah api unggunnya menyala, Pembina memberikan pembinaan kepada kami. Setelah itu kami disuruh ke Aula untuk nonton bareng. Pada waktu itu, kami menonton film seram (horror).
Saat nonton aku sangat ketakutan dan kawan-kawan ku banyak yang teriak teriak, walau ketakutan tapi filmnya sangat seru. Setelah kami nobar kami ibadah. Karena pada bulan Oktober adalah bulan Rosario jadi kami berdoa bersama.
Kami ibadah sampai jam 00:01 Wib. Setelah ibadah kami ke tenda untuk ganti baju. Dan setelah itu, kami gosok gigi, cuci tangan dan kaki agar lebih nyenyak tidur. Setelah itu kami istrahat tidur. Pada waktu menjelang pagi itu, aku masih belum dapat tidur, karena masih mengawasi teman teman satu reguku. Setelah mereka mulai tertidur, aku pun beransur tidur.
Keesokan paginya, kira-kira pukul 04:00 Wib, pagi kami dibangunkan. Karna ada sesuatu yang ingin diberitahu. Katanya ada yang ketawa-ketawa saat lagi ibadah malam. Lalu ditanyain siapa yang ketawa.
Tapi tidak ada yang mau mengaku. Terus Kakak-kakak asisten Pembina "marah", karna tidak ada yang ngaku. Jadi kami disuruh push up. Setelah itu kami disuruh maju. Siapa yang tidak mengaku hukumannya akan lebih berat. Terus banyak deh yang maju. Lalu yang tidak ketawa tetap di tempat.
Saat itu juga Pinru di panggil karena tidak bisa mengatur anggotanya. Lalu ditanyain deh, yang ketawa itu kalau ada tidak yang dilihat dia ketawa tapi tidak mau maju kedepan. Ada 3 orang yang tidak mau jujur.
BACA JUGA Jeruk Manis Terbawa Mimpi
Saat berbaris di lapangan SMP Budi Mulia Pematangsiantar jalan Melanthon Siregar Pematangsiantar. |
“Kau Pinrunya ?” Kata kakak itu dengan nada agak tinggi.
“Iya Kak,” jawabku dengan pelan
“Bisanya kau atur anggotamu ini ?” Tanya dia lagi. “bisa Kak” jawabku.
“Trus kenapa bisa kayak gini dia?”. Aku terdiam. Trus kakak itu bilang lagi “Tau nya kau kesalahanmu kan?”. “Tau Kak” jawabku dengan nada menyesal. “Apa lah ?” Kata Kakak itu. “Gak negur dia lagi ketawa Kak”
“Kenapa gak kau tegur?” kata kakak itu. “Gak tau aku kak kalau dia ketawa-ketawa,” kata ku.
“Gak tau kau, berarti kau gak pantas jadi Pinru”.
Setelah bertanya kepadaku Kakak itu bertanya kepada Chirtine. Lalu Alex. Setelah kami ditanyain kami dimarai. Lalu Kakak itu bilang gini, “Kau, kau sama kau, Kalian bertiga gak usah dilantik besokya. Kayak mana kalian mau dilantik, anggota kalian ini aja ni gak bisa kalian atur. Gak usalah ya?, Gak usah lah kalian dilantik,”.
Trus di bilang samaku “ Ya? Gak usah di lantik besok ya? Siapa namamu ?”. Kakak itu bertanya nama kami satu-satu.
Lalu, kakak itu memberi hukuman kepada kami para pemimpin. Yaitu sikap merayap, lalu berguling. Dan untuk anggota yang dihukum merayap ke kami, dan meminta maaf. Setelah mereka meminta maaf kami disuruh meminta maaf ke semua Kakak asisten Pembina.
Bukannya dimaafkan malah dimarahin. Setelah semuanya mendapat nasehat kami pun melanjutkan kegiatan perkemahan kami. Yaitu masak makanan untuk pagi hari. Petugas masak yaitu aku, Shelomita, dan Dwi, yang lain Membereskan tenda.
Untuk sarapan pagi kami memasak tempe krispi dan sayurnya buncis dan wortel yang ditumis. Kami bagi-bagi tugas siapa yang memotong sayur, yang memasak, yang buat tepung ke tempenya. Tugasku masak, si Shelomita membuat tepung kering, dan si Dwi membuat tepung basah.
Di waktu itu tidak ada yang mengupas dan memotong sayur dan kebetulan disitu ada Natasya yang sedang bengong-bengong, saat itu aku menyusruh dia untuk memotong sayurnya.
Setelah aku memberi tugas ke dia, aku balik lagi memasak. Ternyata tempenya lama masaknya karna apinya cuman nyala sebelah. Pas lagi asik masak ada yang bilang, bahwa ada yang mengatakan, yang lainnya sudah bisa mandi. Langsung saja aku nyuruh anggota lainnya untuk mandi. Trus aku lanjut masak.
Waktu aku lagi melihat si Natasya memotong sayurnya, aku perhatikan wortelnya tidak dikupas sama dia. Langsung dipotong gitu aja. Terus aku nanya kenapa wortelnya gak di potong?, trus katanya dia lupa.
Aduh banyak banget masalah. Udah gitu nasinya belum masak juga. Karna sumbu kompornya Natasya habis. Jadi yang dipake cuman satu deh. Dan untung ada Olivia dia mengambil inisiativ untuk membuat kayu api dan memasak nasi pakai periuk.
Kurang lebih setengah jam kemudian makanan sudah masak semua. Setelah itu kami langsung mengambil baju ganti, agar kami bisa langsung mandi. Karna semalamnya kami belum mandi. Yah, badan sudah bau keringat.
Setelah mandi kami membereskan barang-barang untuk penjelajahan dan membersihkan tenda. Setelah semuanya beres kami baris sesuai regu di dekat lokasi perparkiran. Sewaktu lagi berbaris, Si Maria dipanggil agar dia dia tidak usah ikut penjelajahan karena dia masih kurang sehat.
Jadi, aku yang menggantikan posisinya sebagai pinru dan Dwi menggantikan posisiku sebagai Wapinru. Setelah itu, Kak Bastian memberikan pertanyaan kepada kami. Regu siapa yang dapat menjawab merekalah yang pergi duluan. Kami mendapat giliran ke-5.
Rute perjalanan kami yaitu dari sekolah menuju ke jalan Bahkora bawah, setelah dapat belokan pertama belok kiri, lalu ikuti terus jalan besar, maka akan ketemu dengan kakak asisten Pembina di post.
Setelah kami sampai di pos yang pertama, kami di suruh untuk membuka sepatu dan istirahat. Tidak lama kemudian kami di panggil. Lalu kami masuk ke sawah dan berbaris.
Lalu kami memberi hormat yang dipimpin oleh aku sendiri. Setelah itu aku memberikan laporan kepada asisten pembina itu. Kakak asisten Pembina yang menerima laporan kami adalah Kak Yemima. Setelah laporan diterima kami di suruh mengambil lumpur dari sawah.
Lalu kami disuruh mengoleskan lumpur tersebut ke muka dan tangan setebal mungkin. Setelah itu kami dikasi kata kunci yang harus di jawab di pos ke-2. Lalu sepatu kami ikat lalu dikalungkan di leher dan kaus kaki kami buat jadi sarung tangan. Di jalan kami di foto pak M.Turnip. Kami jalan menuju pos ke-2 tidak memakai sepatu. Aduh, kebayang panasnya aspal di siang hari.
Kami pun sampai di post ke-2. Di pos ke-2 kami masuk ke sungai yang arusnya tidak terlalu deras. Di situ kami menenggelamkan badan sampai semuanya basah. Setelah itu kami di kasi kata kunci lagi untuk di pos ke-3.
BACA JUGA Di Samosir, Perantau Sitohang Bernatal dan Tanam Pohon di Tugu
Penulis. |
Sebelum kami di pos ke-4 kami berhenti di satu rumah. Yang kalau lurus terus melewati rumah itu akan ada sungai. Kami berhenti di halaman kosong di samping rumah itu untuk menyanyi . Setelah itu kami pergi ke pos ke-4 yaitu di sungai. Di sungai itu, kami di suruh tidur tergeletak. Lalu kami disuruh menangkap ikan kecil. Kalau sudah dapat baru boleh pergi kembali ke sekolah, berat bukan perjalanan kami?.
Sesampainya di sekolah kami langsung menjemur pakaian kami, karena bajunya akan dipakai untuk pelantikan siangnya. Setelah semuanya sampai kira-kira pukul :12.30 Wib, kami baris untuk latihan pelantikan. Setelah selesai latihan, kami makan bersama. Siap makan kami berbaris untuk acara pelantikan.
Acara pelantikan berjalan dengan lancar. Setelah acara pelantikan kami membereskan barang kami. Lalu kami membagi tugas untuk membersihkan dapur, tempat masak, dan tenda. Aku, Dwi, Diliana, dan Maria membereskan tenda sekaligus membongkarnya.
Setelah selesai membereskan semuanya kami baris lagi untuk mendengar pegumuman. Lalu kami berdoa bersama dan bersalaman dengan kakak asisten Pembina, guru pembimbing, dan Kakak Pembina. Setelah itu kami pulang kerumah masing-masing
Demikian perjalanan kegiatan dan latihan kepramukaan yang saya ikuti, mempunyai kesan dan pengalaman tersendiri yang nantinya menjadi bekal dan kemampuan untuk mendisiplinkan diri dalam kehidupan, dan menjadi kebanggan karena ada pengalaman bersama teman-teman di sekolah.
Teriring salam terimakasih kepada kakak-kakak Pembina, guru Pembimbing SMP Budi Mulia Pematangsiantar, Pembina, bapak guru H. Tumanggor, SPd, dan terkhusus terimakasih kepada kepala sekolah Suster Yasinta Siregar, yang memberikan pelajaran dan pendidikan kepramukaan di sekolah SMP Budi Mulia, Salam Pramuka!.***
Tidak ada komentar