Walikota dan DLH Ajak Masyarakat Tidak Buang Sampah Sembarangan
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Walikota Pematangsiantar,Hefriansyah,SE MM bersama Kepala dinas lingkungan, Jekson Gultom,S.Pd melaksanakan bersih-bersih di Pasar Horas dan Pasar Dwikora.
Dalam kegiatan itu, Hefriansyah membagikan keranjang sampah kepada pedagang di dua pasar tradisional tersebut.
Kegiatan yang dihelat, Jumat (2/3/2018) ini merupakan kegiatan puncak pelaksanaan penanganan sampah di Kota Pematangsiantar dan tindaklanjut dari surat edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor SE.1/MenLHK/PSLB3/PLB.0/1/2018 tentang kerja bersama untuk peningkatan penanganan sampah dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional 2018.
BACA JUGA Bapak Ini Nangis di Rumah Dinas Wakil Walikota Siantar, Kenapa?
"Ada himbauan dari Kementerian LHK ke semua daerah untuk melakukan gerakan kebersihan selama 3 bulan. Memang bukan hanya 3 bulan ini target kita. Namun selama 3 bulan ini kita fokus di seluruh daerah di Pematangsiantar. Tujuannya untuk mengkalkulasi jumlah sampah dari masing-masing daerah," ucap Kepala dinas lingkungan hidup (DLH),Jekson Gultom.
Dia menerangkan gerakan membersihkan sampah ini melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi vertikal antara lain TNI, Polri, Kejaksaan, Pengadilan Negeri,BUMN,BUMD seperti BPJS Kesehatan, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri.
"Instansi vertikal ikut juga membantu kebersihan dan membantu menyediakan keranjang sampah yang kita bagikan kepada para pedagang. BPJS Kesehatan memberikan keranjang sampah 100 buah, Bank Mandiri 20 dan Bank Syariah Mandiri 5 keranjang sampah dan 5 sapu lidi. Kita juga tetap berharap ada partisipasi lembaga-lembaga lain membantu sarana menekan angka sampah untuk serahkan kepada pedagang atau warga,"ucapnya.
Semetara hasil sampah yang dikumpulkan dari seluruh instansi atau OPD, akan dimintai laporannya oleh DLH yang nantinya jumlah sampah itu akan disampaikan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Semua kantor SKPD harus melakukan kebersihan serentak. Nanti mereka akan melaporkan kepada kita. Setelah mendapatkan laporan dari semua instansi, maka penghitungan volume sampah akan dilakukan dan hasilnya akan kami laporkan ke Kementerian. Estimasi kita, jumlah sampah di Pasar Dwikora sekitar 20 m2,"ujarnya.
Kata Jekson, tugas pemerintah saat ini mencoba mengubah pola berpikir dan kerja masyarakat tentang sampah. Di mana tidak semua sampah di buang khususnya ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) tetapi dapat diberdayagunakan. Pada akhirnya sampah yang masuk ke TPA adalah sampah yang benar-benar tidak berguna lagi. Sampah itu sendiri akan menjadi bencana jika tidak dikelolah dengan baik seperti banjir dan longsor. Sementara itu tidak sedikit sampah tersebut dapat dijadikan pendapatan tambahan.
"Kita berpikir selama ini orientasi sampah itu adalah TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Sementara kemampuan TPA itu terbatas dan beban membangun TPA juga berat, makanya pemerintah mencoba melakukan upaya membuat pendekatan kepada masyarakat, dilibatkan untuk berperilaku baik terhadap sampah. Sampah yang yang ingin dibuang ke TPA ada diharapkan adalah sampah yang benar-benar tidak berguna lagi,"ujarnya.
DLH juga menegaskan, seluruh pemilik yang ada di Jalan Sutomo dan Jalan Merdeka diwajibkan menyediakan keranjang sampah. Tujuannya sebagai cara kita memotivasi mereka agar sampah mereka tidak dibuang sembarangan. Pemerintah Kota juga berusaha membuat kebijakan kepada seluruh pemilik rumah tokoh di sepanjang Jalan Sutomo-Merdeka.
"Kita mengharuskan seluruh toko di inti kota menyediakan tong sampah,"tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Walikota Pematangsiantar Hefriansyah menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi menjadikan lingkungan bersih di kota ini dan diharapkan ini menjadi kebiasaan terus menerus dilakukan.
Walikota menjelaskan, pemerintah pusat melalui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menargetkan pengurangan sampah plastik lebih dari 1,9 juta ton hingga 2019. Sedangkan saat ini total sampah Indonesia di 2019 diperkirakan mencapai 68 juta ton, 14% atau 9,52 ton di antaranya merupakan sampah plastik.
Menurut dia, target pengurangan timbulan sampah secara keseluruhan sampai dengan 2019 adalah 25%, sedangkan 75% penanganan sampahnya dengan cara composting dan daur ulang bawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Amatan kru media ini, Walikota menyempatkan berbelanja ikan dan buah-buahan sembari berdialog dengan beberapa pedagang untuk mendengar langsung keluhan serta masukan.
Hefriansyah kemudian mengajak seluruh pedagang dan masyarakat untuk terus menjaga kebersihan khususnya di pusat pasar.
"Pasar yang bersih akan membuat nyaman bagi pedagang dan juga pembeli yang akan berkunjung,"katanya.
Ia menceritakan bahwasanya kondisi pasar Dwikora dari dulu hingga sekarang memang seperti ini, hanya sedikit yang direnovasi, saya ingat waktu saya masih kecil menemani orang tua berbelanja,
“Pasar ini sedikit bersih, tapi memang harus lebih ditingkatkan lagi kebersihannya, masih ada sampah yang menutup drainase, yang berdagang diluar juga kami himbau untuk masuk ke dalam agar lebih rapi dan tertib,”ujarnya.
Penulis : franki
Editor : tagor
Dalam kegiatan itu, Hefriansyah membagikan keranjang sampah kepada pedagang di dua pasar tradisional tersebut.
Kegiatan yang dihelat, Jumat (2/3/2018) ini merupakan kegiatan puncak pelaksanaan penanganan sampah di Kota Pematangsiantar dan tindaklanjut dari surat edaran Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor SE.1/MenLHK/PSLB3/PLB.0/1/2018 tentang kerja bersama untuk peningkatan penanganan sampah dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional 2018.
BACA JUGA Bapak Ini Nangis di Rumah Dinas Wakil Walikota Siantar, Kenapa?
"Ada himbauan dari Kementerian LHK ke semua daerah untuk melakukan gerakan kebersihan selama 3 bulan. Memang bukan hanya 3 bulan ini target kita. Namun selama 3 bulan ini kita fokus di seluruh daerah di Pematangsiantar. Tujuannya untuk mengkalkulasi jumlah sampah dari masing-masing daerah," ucap Kepala dinas lingkungan hidup (DLH),Jekson Gultom.
Dia menerangkan gerakan membersihkan sampah ini melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan instansi vertikal antara lain TNI, Polri, Kejaksaan, Pengadilan Negeri,BUMN,BUMD seperti BPJS Kesehatan, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri.
"Instansi vertikal ikut juga membantu kebersihan dan membantu menyediakan keranjang sampah yang kita bagikan kepada para pedagang. BPJS Kesehatan memberikan keranjang sampah 100 buah, Bank Mandiri 20 dan Bank Syariah Mandiri 5 keranjang sampah dan 5 sapu lidi. Kita juga tetap berharap ada partisipasi lembaga-lembaga lain membantu sarana menekan angka sampah untuk serahkan kepada pedagang atau warga,"ucapnya.
Semetara hasil sampah yang dikumpulkan dari seluruh instansi atau OPD, akan dimintai laporannya oleh DLH yang nantinya jumlah sampah itu akan disampaikan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
"Semua kantor SKPD harus melakukan kebersihan serentak. Nanti mereka akan melaporkan kepada kita. Setelah mendapatkan laporan dari semua instansi, maka penghitungan volume sampah akan dilakukan dan hasilnya akan kami laporkan ke Kementerian. Estimasi kita, jumlah sampah di Pasar Dwikora sekitar 20 m2,"ujarnya.
Kata Jekson, tugas pemerintah saat ini mencoba mengubah pola berpikir dan kerja masyarakat tentang sampah. Di mana tidak semua sampah di buang khususnya ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) tetapi dapat diberdayagunakan. Pada akhirnya sampah yang masuk ke TPA adalah sampah yang benar-benar tidak berguna lagi. Sampah itu sendiri akan menjadi bencana jika tidak dikelolah dengan baik seperti banjir dan longsor. Sementara itu tidak sedikit sampah tersebut dapat dijadikan pendapatan tambahan.
"Kita berpikir selama ini orientasi sampah itu adalah TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Sementara kemampuan TPA itu terbatas dan beban membangun TPA juga berat, makanya pemerintah mencoba melakukan upaya membuat pendekatan kepada masyarakat, dilibatkan untuk berperilaku baik terhadap sampah. Sampah yang yang ingin dibuang ke TPA ada diharapkan adalah sampah yang benar-benar tidak berguna lagi,"ujarnya.
DLH juga menegaskan, seluruh pemilik yang ada di Jalan Sutomo dan Jalan Merdeka diwajibkan menyediakan keranjang sampah. Tujuannya sebagai cara kita memotivasi mereka agar sampah mereka tidak dibuang sembarangan. Pemerintah Kota juga berusaha membuat kebijakan kepada seluruh pemilik rumah tokoh di sepanjang Jalan Sutomo-Merdeka.
"Kita mengharuskan seluruh toko di inti kota menyediakan tong sampah,"tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Walikota Pematangsiantar Hefriansyah menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi menjadikan lingkungan bersih di kota ini dan diharapkan ini menjadi kebiasaan terus menerus dilakukan.
Walikota menjelaskan, pemerintah pusat melalui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menargetkan pengurangan sampah plastik lebih dari 1,9 juta ton hingga 2019. Sedangkan saat ini total sampah Indonesia di 2019 diperkirakan mencapai 68 juta ton, 14% atau 9,52 ton di antaranya merupakan sampah plastik.
Menurut dia, target pengurangan timbulan sampah secara keseluruhan sampai dengan 2019 adalah 25%, sedangkan 75% penanganan sampahnya dengan cara composting dan daur ulang bawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Amatan kru media ini, Walikota menyempatkan berbelanja ikan dan buah-buahan sembari berdialog dengan beberapa pedagang untuk mendengar langsung keluhan serta masukan.
Hefriansyah kemudian mengajak seluruh pedagang dan masyarakat untuk terus menjaga kebersihan khususnya di pusat pasar.
"Pasar yang bersih akan membuat nyaman bagi pedagang dan juga pembeli yang akan berkunjung,"katanya.
Ia menceritakan bahwasanya kondisi pasar Dwikora dari dulu hingga sekarang memang seperti ini, hanya sedikit yang direnovasi, saya ingat waktu saya masih kecil menemani orang tua berbelanja,
“Pasar ini sedikit bersih, tapi memang harus lebih ditingkatkan lagi kebersihannya, masih ada sampah yang menutup drainase, yang berdagang diluar juga kami himbau untuk masuk ke dalam agar lebih rapi dan tertib,”ujarnya.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar