Denny JA Launching Perpustakaan Puisi Esai di Facebook
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Jangan sepelekan efek politik dari air mata para ibu. Apalagi ibu yang mencari anaknya yang hilang paksa karena kasus politik. Daya tahan dan pengorbanan yang ikhlas dilakukan para ibu itu luar biasa. Bahkan air mata para ibu itu dapat menumbangkan rezim politik.
Demikianlah Denny JA mengkisahkan buku puisi esai yang baru ia revisi: Kutunggu di Setiap Kamisan: Kisah Cinta yang Terselip di 400 Kamis seberang Istana.
Ujar Denny, ini buku soal dramatisasi kisah cinta dalam aksi kamisan yang masih berlangsung. Mereka mencari anak dan keluarga yang hilang dalam kasus 98 dan tahun 60an. Aksi ini banyak mendapat inspirasi dari aksi para ibu di Plaza de Mayo, Argentina, yang legendaris.
Buku Puisi Esai terbaru Denny JA ini dipublikasi sebagai tanda dilaunchingnya perpustakaan puisi esai di Facebook. Cukup masuk ke Facebook dan ketik saja Perpustakaan Puisi Esai di bagian searching (fasilitas mencari), pembaca langsung tiba di perpustakaan itu.
Menurut Denny, dalam perpustakaan Puisi Esai itu ada enam katalog berisi puluhan buku puisi esai, yang ditulis oleh puluhan penyair dari Aceh hingga Papua.
Dalam perpustakaan ini, juga dapat dilihat puisi esai dalam bentuk animasi video, teater dan film. Ujar Denny, dalam perpustakaan facebook itu, pembaca bahkan dapat menonton film Hanung Bramantyo yang menerjemahkan puisi esai Denny JA dalam serial film durasi 40 menit.
Dalam katalog teater, pembaca juga dapat menonton Poetry Reading puisi esai oleh Sutardji Calzoum Bachry, Putu Wijaya dan Ninik L Karim. Bahkan dari Facebook itu pembaca dapat menonton teater selama dua jam, ketika puisi esai dipentaskan di Yogyakarta.
Ke depan, ujar Denny, perpustakaan puisi esai akan dilengkapi oleh buku panduan puisi esai untuk sekolah, kumpulan puisi esai yang ditulis anak SMP, SMA, Universitas tentang lingkungan mereka.
Juga akan dipublikasi di sana program yang kini sedang kontroversi: 170 penyair/penulis mengekspresikan batin Indonesia di 34 provinsi melalui 34 buku puisi esai.
Mengapa memilih Facebook sebagai perpustakaan puisi esai? Sambil berseloroh Denny berkata bahwa Negara Facebook sekarang penduduknya lebih banyak dibanding penduduk negara Cina. Perpustakaan di Facebook akan mudah diakses oleh siapapun, kapanpun, dimanapun sejauh ada internet.
Sumber : suarapembaruan
Demikianlah Denny JA mengkisahkan buku puisi esai yang baru ia revisi: Kutunggu di Setiap Kamisan: Kisah Cinta yang Terselip di 400 Kamis seberang Istana.
Ujar Denny, ini buku soal dramatisasi kisah cinta dalam aksi kamisan yang masih berlangsung. Mereka mencari anak dan keluarga yang hilang dalam kasus 98 dan tahun 60an. Aksi ini banyak mendapat inspirasi dari aksi para ibu di Plaza de Mayo, Argentina, yang legendaris.
Denny JA |
Menurut Denny, dalam perpustakaan Puisi Esai itu ada enam katalog berisi puluhan buku puisi esai, yang ditulis oleh puluhan penyair dari Aceh hingga Papua.
Dalam perpustakaan ini, juga dapat dilihat puisi esai dalam bentuk animasi video, teater dan film. Ujar Denny, dalam perpustakaan facebook itu, pembaca bahkan dapat menonton film Hanung Bramantyo yang menerjemahkan puisi esai Denny JA dalam serial film durasi 40 menit.
Dalam katalog teater, pembaca juga dapat menonton Poetry Reading puisi esai oleh Sutardji Calzoum Bachry, Putu Wijaya dan Ninik L Karim. Bahkan dari Facebook itu pembaca dapat menonton teater selama dua jam, ketika puisi esai dipentaskan di Yogyakarta.
Ke depan, ujar Denny, perpustakaan puisi esai akan dilengkapi oleh buku panduan puisi esai untuk sekolah, kumpulan puisi esai yang ditulis anak SMP, SMA, Universitas tentang lingkungan mereka.
Juga akan dipublikasi di sana program yang kini sedang kontroversi: 170 penyair/penulis mengekspresikan batin Indonesia di 34 provinsi melalui 34 buku puisi esai.
Mengapa memilih Facebook sebagai perpustakaan puisi esai? Sambil berseloroh Denny berkata bahwa Negara Facebook sekarang penduduknya lebih banyak dibanding penduduk negara Cina. Perpustakaan di Facebook akan mudah diakses oleh siapapun, kapanpun, dimanapun sejauh ada internet.
Sumber : suarapembaruan
Tidak ada komentar