Siswi SMA Teladan ini Menangis, Kisahkan 10 Tahun Jauh dari Orang Tua, Lulus SNMPTN
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Deskristina Siregar satu dari ratusan ribu siswa yang beruntung dalam SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) Tahun 2018.
Siswa dari SMA Teladan Kota Pematangsiantar ini, dinyatakan lulus dan diterima di Universitas Negeri Medan Program Studi Pendidikan Teknologi Informatika dan Komputer melalui jalur undangan.
Siapa sangka dibalik keberhasilannya itu, menyimpan rasa sedih sekaligus haru mendalam.
Anak seorang petani ini, ternyata sudah 10 tahun jauh dari kedua orang tuanya demi mengenyam pendidikan di Kota Pematangsiantar.
BACA JUGA Bawakan Lagu Sigulempong, Siswa SMA Teladan Raih Juara I Tingkat Sumatera Utara
Dimulai dari Sekolah Dasar, ia mengisahkan harus jauh dari orang tuanya karena keterbatasan biaya.
Dimana orang tuanya, harus hijrah ke Provinsi Riau Peranap, Kecamatan Indra Giring Hulu untuk mengelola ladang milik saudara perempuan dari bapaknya.
" Kami dulunya tinggal di Tanah Jawa Hatonduhan. Ekonomi orang tua saya kekurangan, kemudian bou saya ( saudara perempuan dari bapak) menawarkan mengelola sawitnya. Saat itu saya masih SD, selepas itu saya menumpang di rumah keluarga," kata Deskristina, Sabtu (21/4/2018) di sekolahnya jalan Singosari Pematangsiantar.
BACA JUGA Hebat, Pengenalan Sekolah di YP. Teladan Dibimbing Letkol dari Rindam I/BB
BACA JUGA SMA Teladan Siantar Tinggalkan Aksi Coret-coret Seragam di Zaman Now, Pilih Aksi Sosial
Air mata anak ke empat dari enam bersaudara ini, tak henti-hentinya mengucur ketika dirinya membandingkan teman-temannya yang mendapat kasih sayang dari orang tua sejak kecil.
"Sebenarnya saya sedih melihat teman-temannya berkumpul bersama orang tuanya. Seketika itu juga ia langsung menangis dan rindu. Namun karena sadar diri, dia harus memendam rasa itu demi sesuatu cita-cita yang akan diraih," ucapnya.
Hal itu juga berlanjut ketika dirinya menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, ia harus mandiri untuk merancang masa depannya.
" Selama ini saya ngekost bersama adek saya yang duduk di bangku SMP. Saya juga yakinkan adek saya untuk tidak cengeng dan terpenting harus belajar,"ujarnya.
Buah kemandirian itu membawa hasil, selama menempuh pendidikan di SMA Teladan Kota Pematangsiantar, ia selalu masuk 10 besar.
" Kerinduan saya kepada orang tua semakin menuntun saya untuk berprestasi,"kata buah hati dari pasangan suami Lisbon Siregar (49) dan Hotmaida br Sinaga (48) ini.
Sementara Kepala sekolah SMA Teladan Kota Pematangsiantar, Sangkot Sitohang, S.Si M.Pd mengetahui betul kondisi anak didiknya tersebut.
Tak jarang, ia selalu memberi motivasi untuk memacu prestasi Deskristina, meski jauh dari belaian kasih sayang orang tua.
" Saya sebenarnya sedih, cuman kita harus bisa mengganti peran orang tua bila di sekolah. Makanya, tenaga pendidik lainya ia tekankan untuk bisa dekat dengan anak didik. Kita bisa tegas tapi jangan lupa kasih sayang itu. Anak didik harus bisa kita anggap sebagai anak kita sendiri. Sehingga terjalin komunikasi dua arah," ujar Sangkot.
Terbukti, anak didiknya itu masuk sepuluh besar dalam prestasi akademik. Selain itu, Deskristina di matanya adalah sosok yang cepat bergaul dan ramah.
" Anaknya cepat bergaul dan ramah. Makanya saya pesankan, untuk selalu menjaga sikap di tempat barunya. Saya yakin kemandirian dia selama ini membawa keberhasilan di masa datang,"doa Sangkot.
Penulis : franki
Editor : tagor
Siswa dari SMA Teladan Kota Pematangsiantar ini, dinyatakan lulus dan diterima di Universitas Negeri Medan Program Studi Pendidikan Teknologi Informatika dan Komputer melalui jalur undangan.
Siapa sangka dibalik keberhasilannya itu, menyimpan rasa sedih sekaligus haru mendalam.
Anak seorang petani ini, ternyata sudah 10 tahun jauh dari kedua orang tuanya demi mengenyam pendidikan di Kota Pematangsiantar.
BACA JUGA Bawakan Lagu Sigulempong, Siswa SMA Teladan Raih Juara I Tingkat Sumatera Utara
Deskristina Siregar saat menceritakan kisahnya jauh dari orang tua (kiri). Sangkot Sitohang menjelaskan prestasi Deskristina Siregar di SMA Teladan Pematangsiantar. |
Dimana orang tuanya, harus hijrah ke Provinsi Riau Peranap, Kecamatan Indra Giring Hulu untuk mengelola ladang milik saudara perempuan dari bapaknya.
" Kami dulunya tinggal di Tanah Jawa Hatonduhan. Ekonomi orang tua saya kekurangan, kemudian bou saya ( saudara perempuan dari bapak) menawarkan mengelola sawitnya. Saat itu saya masih SD, selepas itu saya menumpang di rumah keluarga," kata Deskristina, Sabtu (21/4/2018) di sekolahnya jalan Singosari Pematangsiantar.
BACA JUGA Hebat, Pengenalan Sekolah di YP. Teladan Dibimbing Letkol dari Rindam I/BB
BACA JUGA SMA Teladan Siantar Tinggalkan Aksi Coret-coret Seragam di Zaman Now, Pilih Aksi Sosial
Air mata anak ke empat dari enam bersaudara ini, tak henti-hentinya mengucur ketika dirinya membandingkan teman-temannya yang mendapat kasih sayang dari orang tua sejak kecil.
"Sebenarnya saya sedih melihat teman-temannya berkumpul bersama orang tuanya. Seketika itu juga ia langsung menangis dan rindu. Namun karena sadar diri, dia harus memendam rasa itu demi sesuatu cita-cita yang akan diraih," ucapnya.
Hal itu juga berlanjut ketika dirinya menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, ia harus mandiri untuk merancang masa depannya.
" Selama ini saya ngekost bersama adek saya yang duduk di bangku SMP. Saya juga yakinkan adek saya untuk tidak cengeng dan terpenting harus belajar,"ujarnya.
Buah kemandirian itu membawa hasil, selama menempuh pendidikan di SMA Teladan Kota Pematangsiantar, ia selalu masuk 10 besar.
" Kerinduan saya kepada orang tua semakin menuntun saya untuk berprestasi,"kata buah hati dari pasangan suami Lisbon Siregar (49) dan Hotmaida br Sinaga (48) ini.
Sementara Kepala sekolah SMA Teladan Kota Pematangsiantar, Sangkot Sitohang, S.Si M.Pd mengetahui betul kondisi anak didiknya tersebut.
Tak jarang, ia selalu memberi motivasi untuk memacu prestasi Deskristina, meski jauh dari belaian kasih sayang orang tua.
" Saya sebenarnya sedih, cuman kita harus bisa mengganti peran orang tua bila di sekolah. Makanya, tenaga pendidik lainya ia tekankan untuk bisa dekat dengan anak didik. Kita bisa tegas tapi jangan lupa kasih sayang itu. Anak didik harus bisa kita anggap sebagai anak kita sendiri. Sehingga terjalin komunikasi dua arah," ujar Sangkot.
Terbukti, anak didiknya itu masuk sepuluh besar dalam prestasi akademik. Selain itu, Deskristina di matanya adalah sosok yang cepat bergaul dan ramah.
" Anaknya cepat bergaul dan ramah. Makanya saya pesankan, untuk selalu menjaga sikap di tempat barunya. Saya yakin kemandirian dia selama ini membawa keberhasilan di masa datang,"doa Sangkot.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar