Sudah Lama Dikawin Siri Masih Kontak Eks Suami
SEBAGAI suami, kemarahan Tapkirun, 32, sudah sampai ke ubun-ubun. Berulangkali mendapatkan fakta, Salmiyah, 28, istri yang dikawin siri itu masih kontak-kontakan dengan bekas suami. Saking emosinya, Salmiyah dihajar pakai sapu, slang dan cagak sepeda motor. Otomatis wajahnya jadi simpang siur.
Dalam Islam, kawin siri dibolehkan. Padahal resikonya, karena tak tercatat oleh negara (KUA), istri dan anaknya tak mendapat hak waris. Yang enak tentu saja pihak lelaki. Kebutuhan syahwat terpenuhi, kewajiban suami pada istri tak secara mutlak harus dipenuhi. Karenanya ada yang memplesetkan, siri itu kepanjangan dari: sidikit risikonya!
Tapkirun warga , Kecamatan Burnih, Kabupaten Bangkalan, termasuk lelaki beruntung. Meski penghasilan pas-pasan, berhasil mempersunting mojang Priangan, Salmiah yang berasal dari kota Bandung. Cantik, kulit bersih, betis mbunting padi pula. Pokoknya, punya bini Salmiah jadi selalu kaya akan fantasi dan sarungan melulu di rumah.
Sayangnya, meski bini cantiknya selangit, dia tak bisa memanjakan seperti lazimnya seorang lelaki pada istrinya. Soalnya dia sebagai pegawai swasta, gajinya sangat kecil. Saking miskinnya Tapkirun, nikah resmi di KUA saja tidak mampu. Padahal sekarang nikah di KUA itu gratis. Akhirnya Salmiah hanya dinikah siri. Ibarat SIM, itu SIM sementara tapi dijamil halalan tayiban wa asyikan.
Meski hanya kawin siri, itu sudah hak mutlak Tapkirun. Ibarat sertipikat tanah, atasnamanya sudah dibaliknama pada Tapkirun. Yang terjadi, Salmiah masih suka kontak-kontakan dan jalan dengan bekas suaminya, Arif Uyuhono, 30. Maka rasa cemburu pun mulai bergelayut di hati Tapkirun. “Jangan-jangan sudah sampai “nguyuh penak” (kencing enak),” kata batin Tapkirun.
Tapkirun pernah mengingatkan istrinya, jangan lagi kontak-kontakan dengan bekas suaminya tersebut. Tapi Salmiah tak peduli. Rasa cemburu Tapkiran semakin berkembang. Jangan-jangan istrinya suka minta bantuan keuangan pada Arif Uyuhono tersebut, karena dirinya selaku suami tak bisa membahagiakan secara lahir. Kalau batin sih, hampir setiap hari!
Lagi-lagi Tapkirun mendapatkan fakta lewat HP bahwa istrinya SMS-an dengan Artif Uyuhono. Sebagai suami, kembali dia mengingatkan. Apa jawabnya? “Baru nikah siri saja sudah ngatur-ngatur nggak keruan.” Kata Salmiah.
Sedikit kata-kata itu, tapi sengak didengar. Kali ini Tapkirun tak bisa lagi memaafkan. Maka istrinya yang cantik dan menggairahkan itu langsung dihajar. Awalnya dipukul pakai sapu lidi, tapi bagian gagangnya. Tak puas, Salmiah disampluk pakai slang air. Terakhir bekas cagak sepeda motor pun dihantamkan ke muka istrinya. Tentu saja wajah Salmiah jadi simpang siur nggak keruan.
Dengan langkah termehek-mehek Samiah mengadu ke Polres Bangkalan. Sesuai laporan korban, Tapkirun pun ditangkap dan disel. Pasal yang dikenakan soal penganiayaan, bukan KDRT. Sebab meski mereka suami istri, tapi tak ada bukti hitam di atas putih berupa surat nikah dari Kementrian Agama.
Namanya juga perkawinan sidikit risikonya.
Sumber : poskota
Dalam Islam, kawin siri dibolehkan. Padahal resikonya, karena tak tercatat oleh negara (KUA), istri dan anaknya tak mendapat hak waris. Yang enak tentu saja pihak lelaki. Kebutuhan syahwat terpenuhi, kewajiban suami pada istri tak secara mutlak harus dipenuhi. Karenanya ada yang memplesetkan, siri itu kepanjangan dari: sidikit risikonya!
Tapkirun warga , Kecamatan Burnih, Kabupaten Bangkalan, termasuk lelaki beruntung. Meski penghasilan pas-pasan, berhasil mempersunting mojang Priangan, Salmiah yang berasal dari kota Bandung. Cantik, kulit bersih, betis mbunting padi pula. Pokoknya, punya bini Salmiah jadi selalu kaya akan fantasi dan sarungan melulu di rumah.
Sayangnya, meski bini cantiknya selangit, dia tak bisa memanjakan seperti lazimnya seorang lelaki pada istrinya. Soalnya dia sebagai pegawai swasta, gajinya sangat kecil. Saking miskinnya Tapkirun, nikah resmi di KUA saja tidak mampu. Padahal sekarang nikah di KUA itu gratis. Akhirnya Salmiah hanya dinikah siri. Ibarat SIM, itu SIM sementara tapi dijamil halalan tayiban wa asyikan.
Meski hanya kawin siri, itu sudah hak mutlak Tapkirun. Ibarat sertipikat tanah, atasnamanya sudah dibaliknama pada Tapkirun. Yang terjadi, Salmiah masih suka kontak-kontakan dan jalan dengan bekas suaminya, Arif Uyuhono, 30. Maka rasa cemburu pun mulai bergelayut di hati Tapkirun. “Jangan-jangan sudah sampai “nguyuh penak” (kencing enak),” kata batin Tapkirun.
Tapkirun pernah mengingatkan istrinya, jangan lagi kontak-kontakan dengan bekas suaminya tersebut. Tapi Salmiah tak peduli. Rasa cemburu Tapkiran semakin berkembang. Jangan-jangan istrinya suka minta bantuan keuangan pada Arif Uyuhono tersebut, karena dirinya selaku suami tak bisa membahagiakan secara lahir. Kalau batin sih, hampir setiap hari!
Lagi-lagi Tapkirun mendapatkan fakta lewat HP bahwa istrinya SMS-an dengan Artif Uyuhono. Sebagai suami, kembali dia mengingatkan. Apa jawabnya? “Baru nikah siri saja sudah ngatur-ngatur nggak keruan.” Kata Salmiah.
Sedikit kata-kata itu, tapi sengak didengar. Kali ini Tapkirun tak bisa lagi memaafkan. Maka istrinya yang cantik dan menggairahkan itu langsung dihajar. Awalnya dipukul pakai sapu lidi, tapi bagian gagangnya. Tak puas, Salmiah disampluk pakai slang air. Terakhir bekas cagak sepeda motor pun dihantamkan ke muka istrinya. Tentu saja wajah Salmiah jadi simpang siur nggak keruan.
Dengan langkah termehek-mehek Samiah mengadu ke Polres Bangkalan. Sesuai laporan korban, Tapkirun pun ditangkap dan disel. Pasal yang dikenakan soal penganiayaan, bukan KDRT. Sebab meski mereka suami istri, tapi tak ada bukti hitam di atas putih berupa surat nikah dari Kementrian Agama.
Namanya juga perkawinan sidikit risikonya.
Sumber : poskota
Tidak ada komentar