Terkait Penolakan Revitalisasi Balerong, Pedagang Pasar Horas Ogah Ikuti Rapat
LINTAS PUBLIK-SIANTAR, Pedagang Pasar Horas bersama elemen mahasiswa ogah mengikuti mediasi yang difasilitasi Pemko Pematangsiantar.
Alasannya, ruang rapat Bappeda yang digunakan terlalu kecil dan tidak dapat menampung seluruh pedagang.
Demikian disampaikan David Marpaung selaku koordinator pedagang pasar horas, Rabu (11/4/2018) saat berada di luar ruang rapat Bappeda Kota Pematangsiantar.
Sambung David, perjuangan yang dilakukan pedagang adalah bersama-sama bukan perwakilan. Jadi rapat tersebut harus diikuti seluruh pedagang.
"Tak ada gunanya rapat dihadiri perwakilan. Ini merupakan perjuangan pedagang yang menolak revitalisasi balerong Pasar Horas," ujarnya.
Sementara Kabag Tapem, Junaedi Sitanggang, S.STP yang mengaku utusan Sekda Budi Utari berulang kali membujuk pedagang dan elemen mahasiswa agar masuk dan mengikuti rapat.
Menurutnya, ruang rapat tersebut dapat menampung 20 orang baik itu dari pedagang dan elemen mahasiswa.
Di dalam ruang rapat itu, kata Junaedi, sudah hadir Sekda Budi Utari, jajaran direksi PD.PHJ, Asisen I, Leonardo Simanjuntak, SH MH beserta jajaran Pemko Siantar lainnya.
" Ayolah bapak-ibu, saya rasa 20 orang sudah cukup sebagai perwakilan. Ini rapat terbuka, dan semua bisa mengikuti. Bapak-ibu yang lain bisa menunggu di luar. Pintu ruangan kita biarkan terbuka," ucap Junaedi.
Ajakan penuh kekeluargaan ini tidak disambut oleh pedagang. Pedagang bersikeras agar ruang rapat dipindahkan ke tempat yang luas misalnya ruang rapat serba guna Bappeda.
"Kami tetap tidak mau. Ruang rapat kan masih ada yang kosong, ini buktinya (ruang serba guna) tidak digunakan, kesini aja pindah. Jangan banyak alasan,"tegas pedagang.
Namun, Junaedi menimpali bahwa loud speaker di ruangan itu tidak cukup baik.
"Ruangan serba guna itu tidak cuku baik mic dan loud speakernya," ucap Juned.
Sejam lebih membujuk pedagang, Junaedi mantan Camat Siantar Utara ini tak berhasil meluluhkan hati pedagang.
Kemudian, Junaedi masuk dan memberitahukan kepada Sekda Budi Utari.
Tak berapa lama, Budi Utari keluar dan menjumpai pedagang yang duduk-duduk di bawah pohon chery.
Awalnya, Budi Utari mempersilahkan Dirut PD.PHJ Benny Sihotang berbicara dan mengambil opsi agar pertemuan dilangsungkan Kamis ( 12/4/2018) di lantai IV Gedung II.
Lagi-lagi opsi ini ditolak pedagang yang mengaku sudah bosan mengikuti rapat dari PD.PHJ, karena pedagang merasa keluhannya tidak ditanggapi.
"Kami sudah bosan ikuti rapat PD.PHJ, sepertinya rapat itu hanya sepihak. Bukan memberi manfaat kepada pedagang," kata salah satu pedagang sembari meminta Pemko Siantar yang mengadakan rapat.
Melihat hal itu, Budi Utari mengambil kesimpulan agar pedagang bersabar menunggu jadwal rapat selanjutnya.
" Maunya di ruang rapat yang luas dan Pemko Siantar yang mengundangnya kan, mohon sabar ya bapak-ibu, kami akan jadwalkan kembali. Yang pasti secepatnya,"kata Budi Utari mantan pejabat Pemkab Padang Lawas.
Penulis : franki
Editor : tagor
Alasannya, ruang rapat Bappeda yang digunakan terlalu kecil dan tidak dapat menampung seluruh pedagang.
Demikian disampaikan David Marpaung selaku koordinator pedagang pasar horas, Rabu (11/4/2018) saat berada di luar ruang rapat Bappeda Kota Pematangsiantar.
Sambung David, perjuangan yang dilakukan pedagang adalah bersama-sama bukan perwakilan. Jadi rapat tersebut harus diikuti seluruh pedagang.
"Tak ada gunanya rapat dihadiri perwakilan. Ini merupakan perjuangan pedagang yang menolak revitalisasi balerong Pasar Horas," ujarnya.
Sementara Kabag Tapem, Junaedi Sitanggang, S.STP yang mengaku utusan Sekda Budi Utari berulang kali membujuk pedagang dan elemen mahasiswa agar masuk dan mengikuti rapat.
Menurutnya, ruang rapat tersebut dapat menampung 20 orang baik itu dari pedagang dan elemen mahasiswa.
Di dalam ruang rapat itu, kata Junaedi, sudah hadir Sekda Budi Utari, jajaran direksi PD.PHJ, Asisen I, Leonardo Simanjuntak, SH MH beserta jajaran Pemko Siantar lainnya.
" Ayolah bapak-ibu, saya rasa 20 orang sudah cukup sebagai perwakilan. Ini rapat terbuka, dan semua bisa mengikuti. Bapak-ibu yang lain bisa menunggu di luar. Pintu ruangan kita biarkan terbuka," ucap Junaedi.
Ajakan penuh kekeluargaan ini tidak disambut oleh pedagang. Pedagang bersikeras agar ruang rapat dipindahkan ke tempat yang luas misalnya ruang rapat serba guna Bappeda.
"Kami tetap tidak mau. Ruang rapat kan masih ada yang kosong, ini buktinya (ruang serba guna) tidak digunakan, kesini aja pindah. Jangan banyak alasan,"tegas pedagang.
Namun, Junaedi menimpali bahwa loud speaker di ruangan itu tidak cukup baik.
"Ruangan serba guna itu tidak cuku baik mic dan loud speakernya," ucap Juned.
Sejam lebih membujuk pedagang, Junaedi mantan Camat Siantar Utara ini tak berhasil meluluhkan hati pedagang.
Kemudian, Junaedi masuk dan memberitahukan kepada Sekda Budi Utari.
Tak berapa lama, Budi Utari keluar dan menjumpai pedagang yang duduk-duduk di bawah pohon chery.
Awalnya, Budi Utari mempersilahkan Dirut PD.PHJ Benny Sihotang berbicara dan mengambil opsi agar pertemuan dilangsungkan Kamis ( 12/4/2018) di lantai IV Gedung II.
Lagi-lagi opsi ini ditolak pedagang yang mengaku sudah bosan mengikuti rapat dari PD.PHJ, karena pedagang merasa keluhannya tidak ditanggapi.
"Kami sudah bosan ikuti rapat PD.PHJ, sepertinya rapat itu hanya sepihak. Bukan memberi manfaat kepada pedagang," kata salah satu pedagang sembari meminta Pemko Siantar yang mengadakan rapat.
Melihat hal itu, Budi Utari mengambil kesimpulan agar pedagang bersabar menunggu jadwal rapat selanjutnya.
" Maunya di ruang rapat yang luas dan Pemko Siantar yang mengundangnya kan, mohon sabar ya bapak-ibu, kami akan jadwalkan kembali. Yang pasti secepatnya,"kata Budi Utari mantan pejabat Pemkab Padang Lawas.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar