Yuk Apresiasi Prestasi Anak Sekecil Apapun
LINTAS PUBLIK, Kadang, saking sibuknya, kita lupa atau cenderung nggak ngeh tuh kalau si kecil udah melakukan hal positif yang mungkin harusnya bisa kita apresiasi. Untuk hal sederhananya misalkan anak bisa makan atau mandi sendiri. Atau anak mau lho bantu bundanya saat ke pasar. Memang apa yang dilakukan anak kelihatan remeh. Tapi mereka tetap butuh diapresiasi lho, Bun.
Seperti yang dilakukan Carissa Putri. Dia berusaha sebia mungkin memperhatikan hal-hal positif yang dilakukan oleh anaknya, Quenzino Acana Naif atau yang akrab disapa Q. Meskipun, apa yang dilakukan Q bisa aja di mata orang dewasa kelihatan biasa aja.
"Aku nggak selalu kasih hadiah kok, kalau emang Q achieve sesuai sama usia dia aja. Misal, waktu itu dia ikut syuting, terus dia bisa nih meranin atau akting jadi seseorang kemudian aku bilang, nanti Mama beliin Q mainan ya," papar Carissa di tengah acara konferensi pers kampanye Lotte Choco Pie #PremiumMomentstogether, di Tugu Kunstring, Menteng, Jakarta beberapa waktu lalu.
Nggak berpatok sama hadiah, diceritakan Carissa, Q ini memang senang membantu bundanya, Bun. Seperti saat belanja di supermarket, Q biasanya mulai membanyu Carissa mengambil barang apa saja yang dibutuhkan. Pas belanjaan sudah dibayar, Q juga berinisiatif membantu sang bunda bawa belanjaan. Apalagi sekarang Carissa sedang hamil, Q makin menjaga bundanya, deh. Wah, pintar banget sih kamu, Q.
"Aku emang biasain sih dari dulu habis main gitu, aku minta dia rapiin sendiri, sama kayak anak lainnya sering diingetin," kata Carissa Putri.
Carissa paling senang kalau udah lihat ekspresi bangga dari anaknya ketika ia habis melakukan sesuatu yang positif kemudian diapresiasi.
"Kalau wajahnya udah terlihat bahwa, 'Oh saya bisa lho kerjain ini', ya udah aku suka kasih ciuman, pelukan, pujian, itu juga salah satu cara apresiasi aku ke Q," ungkap Carissa.
Kadang ibu memang bisa lupa untuk punya waktu premium sama anak, padahal itu penting lho. Kalau orang tua punya momen batin dengan anak, maka bisa memengaruhi fisik, psikologi bahkan kesuksesan si kecil kelak. Bangga ke anak secara utuh tapi nggak memanjakan itu penting dilakukan lho, Bun..
Menurut psikolog anak dari Tiga Generasi Anna Surti Ariani atau Nina, memberi apresiasi ketika anak berprestasi itu penting, yang perlu diingat prestasi itu nggak melulu soal berpiala atau secara akademik aja.
"Misal, makan sendiri, itu juga prestasi lho. Terus meningkat jadi anak makannya dihabiskan, nanti bisa meningkat lagi anak habis makan, piringnya ditaro di dapur sendiri. Sederhana, tapi itu prestasi," tutur Nina.
Dari beberapa prestasi tersebut, tidak harus kok anak diberi hadiah materi atau yang mahal. Seperti kata Nina, bisa banget kita katakan, 'Bunda senang deh dibantu kamu' atau 'Wah, yang kamu lakukan bagus banget lho, Nak'. Selain verbal, ada juga apresiasi secara non verbal yang bisa kita lakukan, seperti perlihatkan aja wajah senang kita ke anak.
"Tunjukan wajah yang cukup excited itu juga penting, jangan cuma 'wah bagus nak' tapi wajah kita datar. Lalu dari suara, kalau kita excited kedengaran banget sama anak, dan gerak tubuh, kalau kita buka tangan kita seakan ikut merayakan keberhasilan mereka, itu lebih bagus," papar Nina.
Dari perilaku kita, anak bisa banget lho nangkep ketulusan kita ketika kita beri mereka apresiasi. Bukan masalah hadiahnya, tapi ketulusan dari perilaku kita itu yang penting.
Sumber : hai
Seperti yang dilakukan Carissa Putri. Dia berusaha sebia mungkin memperhatikan hal-hal positif yang dilakukan oleh anaknya, Quenzino Acana Naif atau yang akrab disapa Q. Meskipun, apa yang dilakukan Q bisa aja di mata orang dewasa kelihatan biasa aja.
![]() |
ilustrasi |
Nggak berpatok sama hadiah, diceritakan Carissa, Q ini memang senang membantu bundanya, Bun. Seperti saat belanja di supermarket, Q biasanya mulai membanyu Carissa mengambil barang apa saja yang dibutuhkan. Pas belanjaan sudah dibayar, Q juga berinisiatif membantu sang bunda bawa belanjaan. Apalagi sekarang Carissa sedang hamil, Q makin menjaga bundanya, deh. Wah, pintar banget sih kamu, Q.
"Aku emang biasain sih dari dulu habis main gitu, aku minta dia rapiin sendiri, sama kayak anak lainnya sering diingetin," kata Carissa Putri.
Carissa paling senang kalau udah lihat ekspresi bangga dari anaknya ketika ia habis melakukan sesuatu yang positif kemudian diapresiasi.
"Kalau wajahnya udah terlihat bahwa, 'Oh saya bisa lho kerjain ini', ya udah aku suka kasih ciuman, pelukan, pujian, itu juga salah satu cara apresiasi aku ke Q," ungkap Carissa.
Kadang ibu memang bisa lupa untuk punya waktu premium sama anak, padahal itu penting lho. Kalau orang tua punya momen batin dengan anak, maka bisa memengaruhi fisik, psikologi bahkan kesuksesan si kecil kelak. Bangga ke anak secara utuh tapi nggak memanjakan itu penting dilakukan lho, Bun..
Menurut psikolog anak dari Tiga Generasi Anna Surti Ariani atau Nina, memberi apresiasi ketika anak berprestasi itu penting, yang perlu diingat prestasi itu nggak melulu soal berpiala atau secara akademik aja.
"Misal, makan sendiri, itu juga prestasi lho. Terus meningkat jadi anak makannya dihabiskan, nanti bisa meningkat lagi anak habis makan, piringnya ditaro di dapur sendiri. Sederhana, tapi itu prestasi," tutur Nina.
Dari beberapa prestasi tersebut, tidak harus kok anak diberi hadiah materi atau yang mahal. Seperti kata Nina, bisa banget kita katakan, 'Bunda senang deh dibantu kamu' atau 'Wah, yang kamu lakukan bagus banget lho, Nak'. Selain verbal, ada juga apresiasi secara non verbal yang bisa kita lakukan, seperti perlihatkan aja wajah senang kita ke anak.
"Tunjukan wajah yang cukup excited itu juga penting, jangan cuma 'wah bagus nak' tapi wajah kita datar. Lalu dari suara, kalau kita excited kedengaran banget sama anak, dan gerak tubuh, kalau kita buka tangan kita seakan ikut merayakan keberhasilan mereka, itu lebih bagus," papar Nina.
Dari perilaku kita, anak bisa banget lho nangkep ketulusan kita ketika kita beri mereka apresiasi. Bukan masalah hadiahnya, tapi ketulusan dari perilaku kita itu yang penting.
Sumber : hai
Tidak ada komentar