10 Generasi Batak yang Hilang, Thompson Hs: Benda Sejarah Belum Tentu Paralel dengan Genealogis
LINTAS PUBLIK. Pernyataan tentang dugaan hilangnya 10 generasi Batak sebagai respons atas penemuan arkeologis Balai Arkeologi Sumatera Utara, ditanggapi banyak pihak. Salah satunya budayawan Batak Toba, Thompson Hs. Menurutnya temuan arkeologis yang dilakukan Balai Arkeologi Sumatera Utara (BASU) beberapa hari lalu, harus dilihat dari banyak aspek.
Dikatakan Thompson penggalian arkeologis itu untuk membantu pelurusan sejarah, meskipun tidak semua hasil temuan arkeologi dapat menyimpulkan perjalanan sejarah.
"Jadi hanya alat bantu saja. Tapi kemungkinannya bisa terkait dengan tema-tema lain, seperti ingatan tentang sistem pewarisan dan legitimasinya pada zaman pramarga di Batak Toba," katanya.
Ditambahkan Thompson, kaitan benda-benda temuan itu dengan genealogi belum bisa paralel kesimpulannya. 10 generasi dikatakan hilang itu hanya asumsi. Malahan dugaan yang ditemukan di Sianjur Mula-mula dianggap lebih muda dengan temuan di Ulu Darat.
"Saya belum mengerti maksudnya 10 generasi yang hilang berdasarkan benda-benda temuan baru-baru ini. Pihak balai arkeologi juga masih menganalisis," tambah Thompson Hs.
Seperti diberitakan sebelumnya, BASU menemukan sejumlah peninggalan sejarah salah satunya 26 lubang yang diindikasikan sebagai bekas tiang rumah orang Batak yang diduga telah berumur 1000 tahun.
Usia 1000 tahun orang Batak itu dipertanyakan salah seorang pemerhati sejarah dan budaya dari Komunitas Pengkaji Sejarah dan Budaya, Saut Gultom. Dalam hitungan Saut yang mengacu perhitungan dalam tarombo (silsilah marga) usia Batak justru 750 tahun dari generasi si Raja Batak. Saut menyimpulkan ada 250 tahun (10 generasi) yang hilang dalam sejarah Batak itu.
Sumber : medanbisnis
Dikatakan Thompson penggalian arkeologis itu untuk membantu pelurusan sejarah, meskipun tidak semua hasil temuan arkeologi dapat menyimpulkan perjalanan sejarah.
"Jadi hanya alat bantu saja. Tapi kemungkinannya bisa terkait dengan tema-tema lain, seperti ingatan tentang sistem pewarisan dan legitimasinya pada zaman pramarga di Batak Toba," katanya.
Ditambahkan Thompson, kaitan benda-benda temuan itu dengan genealogi belum bisa paralel kesimpulannya. 10 generasi dikatakan hilang itu hanya asumsi. Malahan dugaan yang ditemukan di Sianjur Mula-mula dianggap lebih muda dengan temuan di Ulu Darat.
"Saya belum mengerti maksudnya 10 generasi yang hilang berdasarkan benda-benda temuan baru-baru ini. Pihak balai arkeologi juga masih menganalisis," tambah Thompson Hs.
Seperti diberitakan sebelumnya, BASU menemukan sejumlah peninggalan sejarah salah satunya 26 lubang yang diindikasikan sebagai bekas tiang rumah orang Batak yang diduga telah berumur 1000 tahun.
Usia 1000 tahun orang Batak itu dipertanyakan salah seorang pemerhati sejarah dan budaya dari Komunitas Pengkaji Sejarah dan Budaya, Saut Gultom. Dalam hitungan Saut yang mengacu perhitungan dalam tarombo (silsilah marga) usia Batak justru 750 tahun dari generasi si Raja Batak. Saut menyimpulkan ada 250 tahun (10 generasi) yang hilang dalam sejarah Batak itu.
Sumber : medanbisnis
Tidak ada komentar