Ini Sosok Yesaya, Satpam yang Cegah Bomber di GKI Surabaya
LINTAS PUBLIK - SURABAYA, Peristiwa pemboman di Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro Surabaya membawa korban jiwa dan luka. Peristiwa itu bisa jadi memakan lebih banyak korban jiwa jika tak dicegah oleh seorang Yesaya Bayang. Siapa Yesaya?
Pria asal Alor, Nusa Tenggar Timur itu merupakan satpam GKI. Yesaya menjadi sosok pahlawan karena berkat kesigapan dan keberaniannya, maka korban jiwa lebih banyak bisa dicegah. Yesaya saat itu mencoba menghentikan pelaku bom melangkah lebih jauh. Yesaya sendiri terluka dan kini tengah terbaring dalam perawatannya di RSAL dr Ramelan Surabaya.
BACA JUGA Warga Siantar Doa Bersama untuk Korban Bom di Surabaya, Ini Videonya
Di balik aksi heroiknya, Yesaya diakui sebagai orang yang sangat tegas. Ketika bertugas, ia mengutamakan keamanan gereja, baik saat beribadah bahkan hingga waktu senggangnya di malam hari. Johannes Jon Bosko, kerabatnya yang menjadi sopir GKI mengatakan sosok Yesaya adalah orang yang taat aturan. Ia tak segan-segan mengusir mobil ataupun motor yang dengan tidak jelas berhenti di depan gereja.
"Itu kalau ada motor datang singgah, pasti langsung ditanya. 'Pak, mau kemana?' kalau nggak jelas, disuruh geser ke depan. kalau jawabnya nunggu orang, disuruh tunggu di depan sana," cerita John sambil menunjuk bank yang berada di samping GKI, Rabu (16/5/2018).
Meskipun tidak melihat kejadian secara langsung, namun John tahu seorang Yesaya tidak akan begitu mudah melepaskan perhatiannya terhadap hal seperti ancaman pada hari Minggu kemarin. Ia tahu bahwa Yesaya adalah orang yang cekatan dan cepat tanggap.
"orangnya cekatan, ada yang aneh-aneh, langsung dihadang sama dia."
Walaupun Yesaya memiliki perawakan yang galak dan tegas, namun bagi jemaat, Yesaya termasuk orang yang baik hati dan juga bisa bercanda tawa. Salah satunya, Fernandez Andreas yang mengatakan bahwa ia tidak melihat Yesaya sebagai orang yang kaku.
"Pak Yesaya bagi saya orangnya tegas, humoris, dan baik hati. Memang kelihatannya galak, tapi di balik itu, orangnya baik suka bercanda juga." kata Fernandez.
Salah seorang Majelis GKI, Joshua Poli mengatakan Yesaya adalah orang yang ringan tangan. Yesaya dalam menjalankan tugasnya juga tidak lupa membantu bila ada kesempatan. Selain itu, sebagai sekuriti gereja, ia juga aktif mengikuti rangkaian kegiatan gereja.
"Orangnya suka membantu, aktif dia kalau kami butuh bantuan, langsung dibantu. Kalau gereja buat kegiatan, dia juga sering ikut." jelas Joshua.
Sebagai majelis gereja, ia sangat berterima kasih dengan Yesaya yang tanpa berpikir dua kali menghadang bomber wanita minggu kemarin. Melalui aksinya, bom hanya meledak di lahan parkir yang kebetulan sudah sepi dari jemaat karena hampir seluruh jemaat sudah berada di dalam gereja.
"Kami sangat berterima kasih sekali, atas keberaniannya, tidak ada korban jiwa dari jemaat karena aksi teror kemarin. Kalau tidak ada Pak Yesaya, bisa jadi ada korban jiwa," kata Joshua.
Kabar terakhir yang didapat, keadaan Yesaya sudah mulai membaik. Sesuai dengan pengakuan Joshua, Yesaya kini dapat berkomunikasi dengan pihak gereja, walaupun hanya sebatas via Whatsapp.
"Sudah membaik, kami sudah bisa hubungi. Dan Pak Yesaya juga sudah bisa berkomunikasi melalui chat WA." tandas Joshua.
Dari pantauan rekaman CCTV, Yesaya berhasil meraih bahkan menarik anak kecil yang berada di belakang bomber wanita. Sesaat ia berhasil meraih anak kecil tersebut, ledakan pertama terjadi bersumber dari wanita tersebut, dan disusul oleh anak kecil yang diraih Yesaya.
Walaupun tampaknya dua daya ledak lemah, tapi cukup membuat orang sekitar panik. Untungnya, Yesaya hanya jatuh terlantang dan malah masih sempat merangkak ke arah jalan raya untuk menjauh dari sumber ledakan. Setelah merangkak tiga hingga empat meter dari sumber ledakan, Yesaya berbaring dan kemudian ditolong oleh dua orang.
Rekaman hanya memperlihatkan dua ledakan dari tiga ledakan yang diketahui. Kris Diana, salah satu petugas gereja yang menjadi saksi peristiwa tersebut mengakui sempat mengira ledakan tersebut adalah ban yang meletus. sontak ia dari dalam gereja langsung mendatangi bomber wanita yang sudah tengkurap menghadap lantai. Hal itu juga sempat tertangkap cctv dimana pria berbaju putih mendatangi sumber ledakan.
"saya langsung lari, langsung saya pegang ibunya itu, saya kira ban meletus, terus ibu itu korban. Pas saya balik sedikit, perutnya udah keluar. Habis itu langsung ada yang teriak, 'minggir minggir, awas dari sana.' saya juga kaget langsung menjauh," Kris juga menambahkan begitu ia menjauh, ledakan ketiga pun terjadi.
Aksi Yesaya cukup membuat ketiga wanita tersebut terhenti. Padahal, posisi ketiga wanita tersebut sudah dekat dengan pintu ibadah GKI.
Sumber : detik
Pria asal Alor, Nusa Tenggar Timur itu merupakan satpam GKI. Yesaya menjadi sosok pahlawan karena berkat kesigapan dan keberaniannya, maka korban jiwa lebih banyak bisa dicegah. Yesaya saat itu mencoba menghentikan pelaku bom melangkah lebih jauh. Yesaya sendiri terluka dan kini tengah terbaring dalam perawatannya di RSAL dr Ramelan Surabaya.
BACA JUGA Warga Siantar Doa Bersama untuk Korban Bom di Surabaya, Ini Videonya
Yesaya Bayang |
"Itu kalau ada motor datang singgah, pasti langsung ditanya. 'Pak, mau kemana?' kalau nggak jelas, disuruh geser ke depan. kalau jawabnya nunggu orang, disuruh tunggu di depan sana," cerita John sambil menunjuk bank yang berada di samping GKI, Rabu (16/5/2018).
Meskipun tidak melihat kejadian secara langsung, namun John tahu seorang Yesaya tidak akan begitu mudah melepaskan perhatiannya terhadap hal seperti ancaman pada hari Minggu kemarin. Ia tahu bahwa Yesaya adalah orang yang cekatan dan cepat tanggap.
"orangnya cekatan, ada yang aneh-aneh, langsung dihadang sama dia."
Walaupun Yesaya memiliki perawakan yang galak dan tegas, namun bagi jemaat, Yesaya termasuk orang yang baik hati dan juga bisa bercanda tawa. Salah satunya, Fernandez Andreas yang mengatakan bahwa ia tidak melihat Yesaya sebagai orang yang kaku.
"Pak Yesaya bagi saya orangnya tegas, humoris, dan baik hati. Memang kelihatannya galak, tapi di balik itu, orangnya baik suka bercanda juga." kata Fernandez.
Salah seorang Majelis GKI, Joshua Poli mengatakan Yesaya adalah orang yang ringan tangan. Yesaya dalam menjalankan tugasnya juga tidak lupa membantu bila ada kesempatan. Selain itu, sebagai sekuriti gereja, ia juga aktif mengikuti rangkaian kegiatan gereja.
"Orangnya suka membantu, aktif dia kalau kami butuh bantuan, langsung dibantu. Kalau gereja buat kegiatan, dia juga sering ikut." jelas Joshua.
Sebagai majelis gereja, ia sangat berterima kasih dengan Yesaya yang tanpa berpikir dua kali menghadang bomber wanita minggu kemarin. Melalui aksinya, bom hanya meledak di lahan parkir yang kebetulan sudah sepi dari jemaat karena hampir seluruh jemaat sudah berada di dalam gereja.
"Kami sangat berterima kasih sekali, atas keberaniannya, tidak ada korban jiwa dari jemaat karena aksi teror kemarin. Kalau tidak ada Pak Yesaya, bisa jadi ada korban jiwa," kata Joshua.
Kabar terakhir yang didapat, keadaan Yesaya sudah mulai membaik. Sesuai dengan pengakuan Joshua, Yesaya kini dapat berkomunikasi dengan pihak gereja, walaupun hanya sebatas via Whatsapp.
"Sudah membaik, kami sudah bisa hubungi. Dan Pak Yesaya juga sudah bisa berkomunikasi melalui chat WA." tandas Joshua.
Dari pantauan rekaman CCTV, Yesaya berhasil meraih bahkan menarik anak kecil yang berada di belakang bomber wanita. Sesaat ia berhasil meraih anak kecil tersebut, ledakan pertama terjadi bersumber dari wanita tersebut, dan disusul oleh anak kecil yang diraih Yesaya.
Walaupun tampaknya dua daya ledak lemah, tapi cukup membuat orang sekitar panik. Untungnya, Yesaya hanya jatuh terlantang dan malah masih sempat merangkak ke arah jalan raya untuk menjauh dari sumber ledakan. Setelah merangkak tiga hingga empat meter dari sumber ledakan, Yesaya berbaring dan kemudian ditolong oleh dua orang.
Rekaman hanya memperlihatkan dua ledakan dari tiga ledakan yang diketahui. Kris Diana, salah satu petugas gereja yang menjadi saksi peristiwa tersebut mengakui sempat mengira ledakan tersebut adalah ban yang meletus. sontak ia dari dalam gereja langsung mendatangi bomber wanita yang sudah tengkurap menghadap lantai. Hal itu juga sempat tertangkap cctv dimana pria berbaju putih mendatangi sumber ledakan.
"saya langsung lari, langsung saya pegang ibunya itu, saya kira ban meletus, terus ibu itu korban. Pas saya balik sedikit, perutnya udah keluar. Habis itu langsung ada yang teriak, 'minggir minggir, awas dari sana.' saya juga kaget langsung menjauh," Kris juga menambahkan begitu ia menjauh, ledakan ketiga pun terjadi.
Aksi Yesaya cukup membuat ketiga wanita tersebut terhenti. Padahal, posisi ketiga wanita tersebut sudah dekat dengan pintu ibadah GKI.
Sumber : detik
Tidak ada komentar