Insiden Mako Brimob Harus Dapat Perhatian Khusus Pemerintah
LINTAS PUBLIK - DEPOK, Kerusuhan yang terjadi di Rutan Teroris Mako Brimob Kelapa Dua Depok, sejak Selasa (8/5/2018) malam hingga timbul korban tewas dari lima personel polisi, dianggap perlu perhatian khusus pemerintah. Hal tersebut diutarakan Pakar Kriminologi Universitas Indonesia (UI), Bhakti Eko Nugroho.
Bhakti mengatakan, perlu ada investigasi mendalam mengenai pemicu persoalan hingga sampai terjadi keributan.
BACA JUGA Penuh Luka, Bripka Iwan Dibebaskan Napi Teroris
“Dalam kasus ini kita perlu memberikan kepercayaan dan waktu kepada Kepolisian dalam melakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut terhadap kasus ini,”ujar Bhakti, saat dikonfirmasi, Kamis (10/5/2018) pagi.
“Kita ikut bersimpati kepada para korban dalam insiden tersebut. Jika memang ada penghuni Rutan terindikasi melanggar hukum, maka kepolisian perlu memproses secara hukum,” lanjutnya.
Selain itu Bhakti melihat dalam penanganan konflik ini tidak bisa hanya sebatas menggunakan pendekatan law enforcement (berdasar hukum). Namun, pendekatan-pendekatan dialogis (soft-approach) terhadap warga rutan juga diperlukan dalam rangka pengendalian situasi.
“Dari beberapa sumber dijelaskan bahwa penyebabnya adalah hal sepele: cekcok antara tahanan dengan petugas soal pemeriksaan makanan yang dibawa oleh keluarga penghuni rutan. Perlu dicatat, cekcok tersebut hanyalah faktor pencetus. Ada api dalam sekam yang perlu diantisipasi. Terdapat tahanan atas kajahatan tertentu yang memposisikan aparat penegak hukum sebagai musuh. Untuk merespon ini, tentunya perlu pendekatan penanganan yang komprehensif,”terangnya.
Dosen Kriminologi di UI ini pun berharap, agar masyarakat tidak menerima mentah-mentah informasi dari media sosial mengenai insiden yang terjadi di Mako Brimob.
Sumber : poskota
Bhakti mengatakan, perlu ada investigasi mendalam mengenai pemicu persoalan hingga sampai terjadi keributan.
BACA JUGA Penuh Luka, Bripka Iwan Dibebaskan Napi Teroris
Pasukan menuju Mako Brimob Kelapa Dua. |
“Kita ikut bersimpati kepada para korban dalam insiden tersebut. Jika memang ada penghuni Rutan terindikasi melanggar hukum, maka kepolisian perlu memproses secara hukum,” lanjutnya.
Selain itu Bhakti melihat dalam penanganan konflik ini tidak bisa hanya sebatas menggunakan pendekatan law enforcement (berdasar hukum). Namun, pendekatan-pendekatan dialogis (soft-approach) terhadap warga rutan juga diperlukan dalam rangka pengendalian situasi.
“Dari beberapa sumber dijelaskan bahwa penyebabnya adalah hal sepele: cekcok antara tahanan dengan petugas soal pemeriksaan makanan yang dibawa oleh keluarga penghuni rutan. Perlu dicatat, cekcok tersebut hanyalah faktor pencetus. Ada api dalam sekam yang perlu diantisipasi. Terdapat tahanan atas kajahatan tertentu yang memposisikan aparat penegak hukum sebagai musuh. Untuk merespon ini, tentunya perlu pendekatan penanganan yang komprehensif,”terangnya.
Dosen Kriminologi di UI ini pun berharap, agar masyarakat tidak menerima mentah-mentah informasi dari media sosial mengenai insiden yang terjadi di Mako Brimob.
Sumber : poskota
Tidak ada komentar