Header Ads

Kapolri: Bom Surabaya Dilakukan Satu Keluarga

LINTAS PUBLIK - SURABAYA, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut bom yang meledak di tiga gereja di Surabaya dilakukan oleh kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT). Kedua kelompok itu merupakan afiliasi dari ISIS.

Hal itu disampaikan Kapolri kepada wartawan di RS Bhayangkara, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). “Ini tak lepas dari JAD dan JAT yang merupakan afiliasi dari ISIS. Di Indonesia pemimpinnya adalah Aman Abdurahman yang sekarang ditahan di Mako Brimob,” katanya.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
“Diduga ini yang pertama tingkat internasional. ISIS sudah ditekan kekuatan baik dari barat, Amerika dan lain-lain sehingga terpojok,” jelasnya. “Kemudian memerintahkan jaringannya, termasuk yang sudah kembali ke Indonesia untuk melakukan serangan.”

Ia kemudian menunjuk aksi teror seperti yang terjadi di London yang menggunakan pisau. Ia juga menyebut di Indonesia aksi dipicu oleh pimpinannya yang sudah dibekuk tim Densus 88.

Aman Abdurahman, sambungnya, berada di tahanan di Mako Brimob.”Ia selain terlibat kasus pelatihan militer di Aceh juga peristiwa Bom Thamrin. Salah satu dalang aksi teror di 2016 itu,” katanya.

Selain Aman yang ditangkap, sosok yang dianggap pemimpin adalah Zainal Anshori, pemimpin JAD di Jawa Timur. “Tapi dia juga ditangkap terkait penyelundupan senjata ke Filipina,” lanjutnya.

Penangkapan kedua orang yang dianggap pimpinanj itu, menurutnya, membuat kelompok ini melakukan pembalasan.

Termasuk dengan membuat kerusuhan di Mako Brimob yang berujung dengan tewasnya enam orang, termasuk lima polisi. “Jadi pemicunya bukan sekadar makanan. Apa yang terjadi di Mako Brimob membuat kelompoknya, sel-sel lain, yang memang sudah panas bertambah panas. Apalagi ada instruksi ISIS di Suria untuk mengambil momentum pembalasan,” kata Kapolri.

Tito menyebut aksi teror di Surabaya dilakukan oleh satu keluarga. Ayah yang berinisial D menjadi sopir Toyota Avanza yang membawa bom. Kendarana itu ditumpangi istrinya, inisial K, dengan dua anak perempuan mereka, yakni FS yang masih 12 tahun dan VR.

D kemudian menurunkan istri dan dua anaknya di Gereja GKI Jalan Diponegoro. D melanjutkan perjalanannya menujub Gereja Pantekosta. Ia kemudian meledakkan mobil di gereja itu.

Sementara itu, dua anak lelaki pasangan ini beraksi dengan berboncengan motor. Keduanya adalah Y dan Ir yang datang ke Gereja Santa Maria lalu meledakkan diri di gereja tersebut.

Sumber   : poskota 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.