PDAM Pematangsiantar Suplay Air Bersih Warga
LINTAS PUBLIK - SIANTAR, Dua unit mobil tangki air PDAM Tirta Uli Pematangsiantar, Sumatera Utara, suplai kebutuhan air bersih puluhan kepala keluarga di Kelurahan Bantan, Senin (21/5/2015) sore .
Warga yang didominasi kaum ibu antre mengisi ember untuk diisi ke bak penampungan di rumah masing-masing dalam beberapa kali angkatan dari tempat mangkal kendaraan ke tempat tinggal.
Humas PDAM Tirta Uli, Muhammad Iwan Lubis mengatakan, pendistribusian melalui mobil tangki dilakukan, karena terganggunya jalur pipa suplai ke Jalan Madura dan Jalan Seram.
Pihaknya masih melakukan upaya perbaikan jalur pipa yang pecah di kawasan Naga Huta, sehingga distribusi air bersih ke pelanggan normal kembali.
Pelanggan terdampak jalur mendesak pihak pengelola perusahaan air bersih untuk secepatnya melakukan penanganan secara benar supaya gangguan distribusi tidak berulang terus.
"Sejak awal Ramadhan, distribusi air tidak normal. Malam mengalir kecil, pagi sampai magrib, mati," sebut Dadi (51), warga Jalan Madura Bawah.
Bak penampungan yang berukuran sedang di rumah warga tidak mencukupi memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga harus berhemat menggunakan air.
Kaum ibu semakin kewalahan saat menjelang waktu berbuka puasa yang membutuhkan air untuk memasak, mencuci, mandi dan berwudhuk.
"Jadinya numpang-numpang ke keluarga di tempat lain untuk mandi, kalau memasak beli air galopn kemasan," sebut Sari (30), ibu satu anak.
Sumber : antara
Warga yang didominasi kaum ibu antre mengisi ember untuk diisi ke bak penampungan di rumah masing-masing dalam beberapa kali angkatan dari tempat mangkal kendaraan ke tempat tinggal.
Humas PDAM Tirta Uli, Muhammad Iwan Lubis mengatakan, pendistribusian melalui mobil tangki dilakukan, karena terganggunya jalur pipa suplai ke Jalan Madura dan Jalan Seram.
Kaum ibu antre mengisi air bersih dari mobil tangki milik PDAM Tirta Uli Pematangsiantar menyusul terganggunya jalur distribusi ke pelanggan di sebagian Kelurahan Bantan. |
Pelanggan terdampak jalur mendesak pihak pengelola perusahaan air bersih untuk secepatnya melakukan penanganan secara benar supaya gangguan distribusi tidak berulang terus.
"Sejak awal Ramadhan, distribusi air tidak normal. Malam mengalir kecil, pagi sampai magrib, mati," sebut Dadi (51), warga Jalan Madura Bawah.
Bak penampungan yang berukuran sedang di rumah warga tidak mencukupi memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga harus berhemat menggunakan air.
Kaum ibu semakin kewalahan saat menjelang waktu berbuka puasa yang membutuhkan air untuk memasak, mencuci, mandi dan berwudhuk.
"Jadinya numpang-numpang ke keluarga di tempat lain untuk mandi, kalau memasak beli air galopn kemasan," sebut Sari (30), ibu satu anak.
Sumber : antara
Tidak ada komentar