Danau Toba, Antara Legenda Ikan Mas dan Tenggelamnya KM Sinar Bangun
LINTAS PUBLIK - JAKARTA, Danau Toba yang berada di Sumatra Utara (Sumut) memang memiliki cerita tersendiri. Karena itu, tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun kerap dikaitkan dengan sebuah mitos atau legenda yang kental di daerah tersebut, yakni yang terkait dengan ikan emas.
Menurut penduduk setempat, ada legenda istimewa yang mengisahkan terbentuknya danau ini. Dulu kala ada seorang pemuda miskin bernama Toba yang hidupnya bertani dan menangkap ikan.
Suatu hari ia menangkap seekor ikan mas ajaib yang dapat berbicara layaknya manusia. Bingung dengan bentuknya yang tidak biasa, kemudian dia membawanya pulang dan ternyata ikan tersebut berubah bentuk menjadi seorang gadis cantik.
Ikan ini dikutuk karena melanggar aturan yang dibuat oleh para dewa sehingga mengubahnya menjadi seekor ikan. Si gadis yang berubah bentuk dari ikan itu meminta Toba agar tidak akan membocorkan rahasianya.
Toba bersedia memegang janji menyimpan rahasia itu asalkan si gadis mau menikah dengannya. Setelah disetujui maka Toba menikahinya dan gadis itu diberi nama Mina. Keduanya hidup rukun bahagia meski miskin dan memiliki seorang putra yang diberi nama Samosir.
Suatu hari, Toba diperintahkan ibunya mengantarkan nasi ke ladang untuk ayahnya. Mulanya, dia menolak. Akan tetapi, karena terus dipaksa maka dengan kesal ia mengantarkannya. Di tengah jalan, sebagian besar nasi dan lauk pauk itu dimakan Samosir, akibatnya dia terlambat tiba di ladang.
Toba marah pada anaknya tersebut. Karena terlambat dan menerima makanan yang tinggal sedikit, Toba memukul anaknya sambil mengatakan, “Anak kurang ajar, betul-betul kau anak keturunan perempuan yang berasal dari ikan!”. Seketika itu juga sang anak sambil menangis pergi menemui ibunya dan menanyakan apakah benar dirinya adalah anak keturunan ikan.
Mendengar hal tersebut, sang ibu pun terkejut karena suaminya telah melanggar janji. Mina kemudian melompat ke dalam sungai dan berubah kembali menjadi seekor ikan besar. Pada saat yang sama, sungai itupun meluapkan banjir besar dan turun hujan sangat lebat sehingga tergenanglah lembah tempat sungai itu mengalir air, Toba tak bisa menyelamatkan dirinya, ia mati tenggelam.
Desa sekitarnya terendam air yang meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga dan akhirnya membentuk danau raksasa yang dikenal dengan nama Danau Toba, sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.
Walau begitu, tampaknya hal itu memang hanya terbatas legenda. Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia Sutopo Purwo Nugroho memberikan penjelasan logisnya mengenai Danau Toba.
"Danau Toba terbentuk dari letusan gunung api dahsyat (supervolcano). Letusan terbesar dalam peradaban bumi sekitar 73.000 - 75.000 tahun yang lalu. Menyebabkan perubahan iklim global, kepunahan spesies, manusia yang tersisa tinggal 40% saja. Danau Toba adalah warisan dunia," tulis Sutopo dalam akun twitter @Sutopo_PN.
Kini, kisah mengenai ikan mas kembali mencuat seiring dengan tenggelamnya KM Sinar Bangun yang memuat lebih dari 200 penumpang.
Sebuah akun facebook bernama Rismon Raja Mangatur Sirait mengungkapkan, badai besar dan tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun terkait dengan penangkapan ikan mas besar oleh masyarakat sekitar Danau Toba sehari sebelumnya.
Sirait yang menyebut diri sebagai Guru Spiritual Danau Toba menuturkan bahwa dirinya percaya penangkapan ikan mas berbuah malapetaka karena dirinya telah menjalankan ritual di Danau Toba.
“Saya percaya karena saya semalam sudah melakukan parsantabian penghormatan ke penghuni dan penjaga Danau Toba, Sitolu sadalanan, yaitu Sibiding Laut, Siboru Pareme, dan Namboru Naiambaton," kata Rismon dalam posting-annya di akun Facebook miliknya.
Walau begitu, Kepolisian menegaskan tidak ada kaitannya antara penangkapan ikan mas tersebut dengan kecelakaan kapal yang terjadi.
"Tidak ada kaitannya ikan mas itu. Kita tidak percaya dengan yang seperti itu. Soal yang menyebar isu tersebut nanti akan kita selidiki," kata Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan, Kamis (21/6/2018).
Dia menerangkan, tenggelamnya kapal tersebut diduga kuat karena kelebihan kapasitas. Hingga saat ini jumlah penumpang dalam kapal kayu itu diduga lebih dari 200 orang.
"Yang pasti dugaan atas kapal tenggelam itu karena over kapasitas dan kemungkinan cuaca buruk," pungkas MP Nainggolan.
Sumber : oke
Menurut penduduk setempat, ada legenda istimewa yang mengisahkan terbentuknya danau ini. Dulu kala ada seorang pemuda miskin bernama Toba yang hidupnya bertani dan menangkap ikan.
Suatu hari ia menangkap seekor ikan mas ajaib yang dapat berbicara layaknya manusia. Bingung dengan bentuknya yang tidak biasa, kemudian dia membawanya pulang dan ternyata ikan tersebut berubah bentuk menjadi seorang gadis cantik.
Ikan ini dikutuk karena melanggar aturan yang dibuat oleh para dewa sehingga mengubahnya menjadi seekor ikan. Si gadis yang berubah bentuk dari ikan itu meminta Toba agar tidak akan membocorkan rahasianya.
Toba bersedia memegang janji menyimpan rahasia itu asalkan si gadis mau menikah dengannya. Setelah disetujui maka Toba menikahinya dan gadis itu diberi nama Mina. Keduanya hidup rukun bahagia meski miskin dan memiliki seorang putra yang diberi nama Samosir.
Suatu hari, Toba diperintahkan ibunya mengantarkan nasi ke ladang untuk ayahnya. Mulanya, dia menolak. Akan tetapi, karena terus dipaksa maka dengan kesal ia mengantarkannya. Di tengah jalan, sebagian besar nasi dan lauk pauk itu dimakan Samosir, akibatnya dia terlambat tiba di ladang.
Toba marah pada anaknya tersebut. Karena terlambat dan menerima makanan yang tinggal sedikit, Toba memukul anaknya sambil mengatakan, “Anak kurang ajar, betul-betul kau anak keturunan perempuan yang berasal dari ikan!”. Seketika itu juga sang anak sambil menangis pergi menemui ibunya dan menanyakan apakah benar dirinya adalah anak keturunan ikan.
Mendengar hal tersebut, sang ibu pun terkejut karena suaminya telah melanggar janji. Mina kemudian melompat ke dalam sungai dan berubah kembali menjadi seekor ikan besar. Pada saat yang sama, sungai itupun meluapkan banjir besar dan turun hujan sangat lebat sehingga tergenanglah lembah tempat sungai itu mengalir air, Toba tak bisa menyelamatkan dirinya, ia mati tenggelam.
Desa sekitarnya terendam air yang meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga dan akhirnya membentuk danau raksasa yang dikenal dengan nama Danau Toba, sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.
Walau begitu, tampaknya hal itu memang hanya terbatas legenda. Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia Sutopo Purwo Nugroho memberikan penjelasan logisnya mengenai Danau Toba.
"Danau Toba terbentuk dari letusan gunung api dahsyat (supervolcano). Letusan terbesar dalam peradaban bumi sekitar 73.000 - 75.000 tahun yang lalu. Menyebabkan perubahan iklim global, kepunahan spesies, manusia yang tersisa tinggal 40% saja. Danau Toba adalah warisan dunia," tulis Sutopo dalam akun twitter @Sutopo_PN.
Kini, kisah mengenai ikan mas kembali mencuat seiring dengan tenggelamnya KM Sinar Bangun yang memuat lebih dari 200 penumpang.
Sebuah akun facebook bernama Rismon Raja Mangatur Sirait mengungkapkan, badai besar dan tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun terkait dengan penangkapan ikan mas besar oleh masyarakat sekitar Danau Toba sehari sebelumnya.
Sirait yang menyebut diri sebagai Guru Spiritual Danau Toba menuturkan bahwa dirinya percaya penangkapan ikan mas berbuah malapetaka karena dirinya telah menjalankan ritual di Danau Toba.
“Saya percaya karena saya semalam sudah melakukan parsantabian penghormatan ke penghuni dan penjaga Danau Toba, Sitolu sadalanan, yaitu Sibiding Laut, Siboru Pareme, dan Namboru Naiambaton," kata Rismon dalam posting-annya di akun Facebook miliknya.
Walau begitu, Kepolisian menegaskan tidak ada kaitannya antara penangkapan ikan mas tersebut dengan kecelakaan kapal yang terjadi.
"Tidak ada kaitannya ikan mas itu. Kita tidak percaya dengan yang seperti itu. Soal yang menyebar isu tersebut nanti akan kita selidiki," kata Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan, Kamis (21/6/2018).
Dia menerangkan, tenggelamnya kapal tersebut diduga kuat karena kelebihan kapasitas. Hingga saat ini jumlah penumpang dalam kapal kayu itu diduga lebih dari 200 orang.
"Yang pasti dugaan atas kapal tenggelam itu karena over kapasitas dan kemungkinan cuaca buruk," pungkas MP Nainggolan.
Sumber : oke
Tidak ada komentar