Dini Hari, Orang Tua Ini Datangi Kerumunan Wartawan di Pelabuhan Tigaras
LINTAS PUBLIK-SIMALUNGUN, Selasa dinihari ( 19/6/2018) sekira pukul 04.00 WIB, Ali Baster Sinaga orang tua korban kapal kayu KM.Sinar Bangun yang terbalik di Danau Toba menjumpai kerumunan wartawan yang berkumpul di salah satu ruangan Pelabuhan Tigaras Kabupaten Simalungun.
Ruangan ini dijadikan wartawan sebagai tempat mengecas sekaligus mengetik baik dari wartawan TV, cetak dan online.
Wajah Ali Baster tampak sumringah saat berbincang dengan kerumunan wartawan yang sedang istrihat sekaligus berjaga untuk mengetahui perkembangan informasi dari tenggelamnya kapal KM.Sinar Bangun.
BACA JUGA Dari Simanindo Menuju Tigaras, Ini Kronologi Tengelamnya Kapal KM.Sinar Bangun Menurut Saksi
Ya, Ali Baster salah satu orang tua yang beruntung dalam kejadian ini. Anaknya bernama Fernando Lingga, salah satu penumpang di Kapal KM.Sinar Bangun dinyatakan selamat dan berhasil dievakuasi hingga dilarikan ke Rumah Sakit Adrianus Sinaga yang berlokasi di Kabupaten Samosir.
Dijelaskan lebih jauh, Ali Baster pada awalnya cemas sekaligus histeris mengetahui kapal KM.Sinar Bangun terbalik di Danau Toba. Apalagi kabar itu disampaikan salah satu aparat desa. Mendengar itu, isterinya mengaku menangis histeris.
Berusaha tegar, dirinya pun meminta anak ketiganya untuk menelpon. Sempat tak ada nada sambung, semakin membuat keluarga begitu cemas.
BACA JUGA Ini Nama Korban Kapal "KM.SINAR BANGUN" di Danau Toba, Pemkab Simalungun Bentuk Posko
" Anak saya Fernando Lingga itu permisi berangkat Sabtu kemarin (16/6/2018). Dia bersama tiga orang kerabatnya, salah satunya perempuan. Saat permisi, Fernando tak memberitahukan kemana mau pergi," ujar Ali Baser yang bertempat tinggal di Lubuk Pakam.
Sekeluarga merasa lega, saat anaknya menelpon kembali. Dia mengatakan selamat dan sedang dirawat di Rumah Sakit. Seketika itu, isteri saya langsung berhenti menangis histeris.
Meski terdengar kabar yang menyejukkan hati, diseberang telepon itu anaknya masih berbicara pelan. Pasalnya, tiga kerabatnya belum diketahui keberadaannya.
"selamatnya aku mae' tapi kawanku yang tiga belum tahu keberadaannya," ucap Ali menirukan perkataan anaknya.
Membalas itu, mereka meminta anaknya yang sedang dirawat di Rumah Sakit untuk berdoa agar cepat ditemukan.
Dihadapan wartawan, Ali Baster beserta keluarganya berjumlah 8 orang tak sabar ingin melihat anaknya secara langsung.
" Tadi pukul 22.00 WIB berangkatnya dari Lubuk Pakam bersama rombongan keluarga. Pengen lihat kondisi anakku. Ini lagi nunggu fery mau menyebrang ke Samosir," terangnya sembari mengatakan sesampai dirumah anaknya akan diupah-upah.
Penulis : franki
Editor : tagor
Ruangan ini dijadikan wartawan sebagai tempat mengecas sekaligus mengetik baik dari wartawan TV, cetak dan online.
Wajah Ali Baster tampak sumringah saat berbincang dengan kerumunan wartawan yang sedang istrihat sekaligus berjaga untuk mengetahui perkembangan informasi dari tenggelamnya kapal KM.Sinar Bangun.
BACA JUGA Dari Simanindo Menuju Tigaras, Ini Kronologi Tengelamnya Kapal KM.Sinar Bangun Menurut Saksi
Ali Baster Lingga orang tua Fernando Lingga salah satu penumpang KM.Sinar Bangun yang selamat saat berbincang dengan wartawan. |
Dijelaskan lebih jauh, Ali Baster pada awalnya cemas sekaligus histeris mengetahui kapal KM.Sinar Bangun terbalik di Danau Toba. Apalagi kabar itu disampaikan salah satu aparat desa. Mendengar itu, isterinya mengaku menangis histeris.
Berusaha tegar, dirinya pun meminta anak ketiganya untuk menelpon. Sempat tak ada nada sambung, semakin membuat keluarga begitu cemas.
BACA JUGA Ini Nama Korban Kapal "KM.SINAR BANGUN" di Danau Toba, Pemkab Simalungun Bentuk Posko
" Anak saya Fernando Lingga itu permisi berangkat Sabtu kemarin (16/6/2018). Dia bersama tiga orang kerabatnya, salah satunya perempuan. Saat permisi, Fernando tak memberitahukan kemana mau pergi," ujar Ali Baser yang bertempat tinggal di Lubuk Pakam.
Sekeluarga merasa lega, saat anaknya menelpon kembali. Dia mengatakan selamat dan sedang dirawat di Rumah Sakit. Seketika itu, isteri saya langsung berhenti menangis histeris.
Meski terdengar kabar yang menyejukkan hati, diseberang telepon itu anaknya masih berbicara pelan. Pasalnya, tiga kerabatnya belum diketahui keberadaannya.
"selamatnya aku mae' tapi kawanku yang tiga belum tahu keberadaannya," ucap Ali menirukan perkataan anaknya.
Membalas itu, mereka meminta anaknya yang sedang dirawat di Rumah Sakit untuk berdoa agar cepat ditemukan.
Dihadapan wartawan, Ali Baster beserta keluarganya berjumlah 8 orang tak sabar ingin melihat anaknya secara langsung.
" Tadi pukul 22.00 WIB berangkatnya dari Lubuk Pakam bersama rombongan keluarga. Pengen lihat kondisi anakku. Ini lagi nunggu fery mau menyebrang ke Samosir," terangnya sembari mengatakan sesampai dirumah anaknya akan diupah-upah.
Penulis : franki
Editor : tagor
Tidak ada komentar